#Tantangan Gurusiana Hari ke -100

#jum'at, 3 Juni 2020.

Mutiara dari Belawan Bahari (Part 8)

Hijrah ke Tapanuli

Hari itu Ali dan keluarga berangkat ke Tapanuli dengan menaiki Bus besar, dengan perjalanan yang lumayan lama, memakan waktu sekitar 8 sampai 9 jam dari Medan sampai ke Tapanuli barulah sampai ketempat tujuan.

Sebuah perkampungan yang terletak di lereng bukit, perkampungan yang sejuk dan indah karena terdapat banyak pepohonan, sawah dan ladang.

Sungguh perkampungan yang sangat berbeda 100 persen dari perkampungan di Belawan yang selama ini Ali tinggali.

Sebuah desa yang bernama Desa Sigala-gala kecamatan Pahae kabupaten Tapanuli.

Keluarga Simamora yang begitu ramah dan baik, sangat menghormati tamu, dan menjunjung tinggi kekeluargaan sesama marga Simamora.

Ada yang unik dari kampung ini, mereka memberikan rumah yang kebetulan kosong bagi siapa saja yang bertamu untuk di tempati sampai tamu tadi bisa membuat rumah sendiri.

Kemudian rumah yang kosong tadi boleh di tempati lagi bagi pengantin baru yang belum memiliki tempat tinggal, sampai mereka bisa membuat rumahnya sendiri, begitu seterusnya, rumah yang kosong boleh di pakai siapa saja yang belum memiliki rumah.

Karena mereka memegang teguh kekeluarga sesama marga Simamora, termasuk keluarga Ali, mereka di izinkan untuk tinggal di rumah warga yang kebetulan kosong.

Dari sinilah dimulai kehidupan baru keluarga Ali, dan mencoba bangkit dari luka atas peristiwa yang lalu.

Ali bersekolah di tempat yang baru, serta berteman dengan teman-teman yang baru pula.

Sekolah Ali berjarak sekitar 20 km dari tempat tinggalnya, sekolahnya terletak di kaki bukit, kalau dilihat dari tempat tinggalnya terlihatlah sekolah Ali di bawah kampungnya.

Sebuah sekolah yang memiliki halaman yang cukup luas namun tidak berpagar.

Bersambung