#Tantangan Gurusiana Hari ke -54 / Senin, 18 Mei 2020

Sebuah Kenang-Kenangan

Selesai ke pemakaman aku kembali menuju rumah oncu, pastilah dirumah oncu sudah banyak saudara yang datang.

Sampai di ruang tamu sudah berkumpul semua saudara dari istri, akupun menyalami satu persatu, tapi oncu terbaring lemas, badan yang semakin kurus dan mata yang sembab, kali ini oncu sangat berbeda tidak seperti kemaren-kemaren yang terlihat ceria.

Aku paham dengan keadaan ini, oncu sepertinya sangat terpukul dan kehilangan pak oncu, yang selama ini menemani hidupnya dalam keadaan suka dan duka.

Kucium tangan oncu sambil berbisik kata sabar kepada oncu, diikuti kedua anakku yang menyalami oncu, sambil menangis oncu memeluk dan nencium mereka satu persatu.

Aku duduk di sebelah oncu yang sambil bercerita pak oncu semasa hidup, air mata dan rasa harunya tidak bisa tertahan, dengan suara sambil menangis oncu bercerita kepadaku tentang pak oncu.

Keesokan hari aku, istri dan anak-anakku akan kembali kemedan, tapi oncu memanggilku kedalam kamar, kemudian menunjukkan beberapa kopiah yang pernah di pakai pak oncu.

Oncu nenyuruhku mengambil beberapa kopiah untuk di pakai sholat, kopiah yang bagus dan rapi tersusun di sebuah rak plastik, akupun mengambil dua kopiah pak oncu dan langsung ku pakai.

Semenjak dari rumah pak oncu sampai kembali ke Medan kopiah tetap aku pakai, aku merasa nyaman memakai kopih ini.

Hanya kopiah inilah yang menjadi sebuah kenang-kenangan dari pak oncu, terimakasih pak oncu, semoga kopiah ini menjadikan diriku tetap istiqomah di jalan Allah SWT.Aamiin