Maria Wijayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kado Ultah untuk Sahabat Lama yang Membisu

Kado Ultah untuk Sahabat Lama yang Membisu

Mungkin kamu sudah lupa dengan sebuah bajuku. Baju bergaris garis merah dan putih tulang, yang kamu jahit dengan ke 2 tangan lentikmu dan dengan hentakan ke 2 kakimu di mesin jahit di rumahmu. Baju yang kau buat tahun 1988 atas permintaanku, 29 tahun yang lalu. Baju ini sangat berkesan, karena selain warna favoriteku , juga modelnya yang cantik. Aku merasa lebih cantik dan pede jika mengenakannya. Baju dengan panjang dibawah lutut, lengan sepertiga dan kuberikan tali pita dileher, dengan perpaduan warna merah yang menegaskan warna yang terang menunjukkan semangat dari pemakainya. Bagian bawah di sambung dengan garis yang vertikal, sedang bagian atas garisnya dibuat horisontal , untuk membuat kesan langsing. Kau boleh lupa, tetapi tidak bagiku. Saat itu, baju warna merah dan putih tulang ini adalah baju kesayanganku, sehingga sampai sekarang masih kusimpan di almari. Tetapi lebih dari itu, karena yang membuatnya, sahabatku sendiri. Sangat sayang jika aku memberikannya pada orang lain, karena nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Yang tidak akan tergantikan dengan yang lain. Kau boleh tidak ingat dengan bajuku, karena selain sudah lama sekali, tetapi juga karena kau sudah menjahit ratusan bahkan ribuan baju dengan tangan trampilmu, tidak mungkin kau mengingat semuanya, tetapi Inshaa Allah kamu tidak akan lupa dengan tulisan ini. Tulisan yang kau tulis sendiri untukku, surat terakhirmu, sebelum kau merantau di negara Paman Sam. Surat tertanggal 20 Nopember 1992. Surat yang berumur 25 tahun. Masih kusimpan rapi, meski surat surat yang lain sudah kubuang dan kubakar. Surat yang kamu tulis di kertas blinder , 3 ,5 halaman. Suratmu ini kuanggap salah satu surat berhargaku. Surat yang isinya sangat penting, dimana kau memintaku menjadi kakak iparmu. Sahabatku memintaku menikah dengan kakaknya. Ini adalah perhormatan yang besar bagiku juga dengan keluarga besarku. Bagaimana tidak, keluargaku yang hidupnya pas pasan, diharapkan berbesan dengan keluargamu yang lebih berada. Dengan tangan terbuka, keluargaku menerimanya. Apalagi kakakmu memiliki pekerjaan tetap, polisi di ibukota. Tak ada yang kurang. Agamapun sama. Sayang , mereka semua tidak mengetahui perjuangan batin yang bergejolak ketika aku berperang melawan krisis keyakinan. Aku yang terombang ambing, menelusuri kemantapan hati, dan keteguhan diri yang membuatku melangkah menyeberang hijrah ke keyakinan lain yang berbeda dengan keluargamu dan keluargaku sendiri. Aku yang berani mendobrak bungkahan kebimbangan hati dan rintangan dari keluargaku , menuju satu keyakinan untuk kehidupan dan pedoman dunia dan akhiratku. Bismillah. In 1992, I converted to be a Moslem. Apakah kepindahanku ini yang sangat membuatmu kecewa, ataukah batalnya aku menikah dengan kakakmu karena perbedaan keyakinan, sehingga suratku tidak pernah kau balas. Kita bersahabat sejak kelas 5 SD tahun 1978 sampai 1992. Saat SD kita sering berangkat dan pulang sekolah bersama. Latihan keagamaan bersama. Pergi misa bersama. Kalau ngobrol bisa berjam jam sampai tidak mengenal waktu. Bisa 3 sampai 4 jam di teras rumahku, atau di rumahmu. Selang beberapa tahun kemudian, kudapatkan alamatmu di Amerika dari kakak perempuanmu. Kutulis surat untukmu, sahabatku, lewat pos kilat khusus. Sampai bertahun tahun aku menunggu balasanmu tidak pernah datang. Kupikir saat itu suratku nyasar dijalan, atau mungkin tidak sampai di alamat tujuan. Alamatmu hilang dan aku tidak sempat minta alamat pada kakak perempuanmu lagi meski tiap tahun aku pulang ke Solo.. Puluhan kali aku browsing mencari keberadaanmu di facebook, dengan berbekal namamu dan nama suamimu. Berkali kali, tetapi hasilnya nol. Aku bahkan minta tolong teman facebook yang berkewargaan negara yang sama denganmu, tetapi dia bilang sulit, karena dia sudah pindah di negara bagian lain. Ada teman lain yang menolong, sudah menemukan nama suamimu bahkan sudah dibantu menelponnya, ternyata nomor yang tercantum adalah nomor kantor swalayan, dan disebutkan tidak ada orang yang bernama seperti nama suamimu di sana. Ada tawaran lain untuk menemukanmu yaitu harus memakai jasa detektif yang memerlukan dana yang tidak sedikit, . Aku berusaha browsing mencari di facebook sesekali waktu tanpa henti, social media yang sering kupakai. Setelah bertahun tahun, pencarianku membuahkan hasil. Dengan memakai nama depan suamimu dan negara bagian tempat kamu tinggal, kutemukan dirimu dan keluargamu. Ternyata nama belakang yang diberikan kakakmu berbeda dengan nama belakang di akun facebook. Makanya sulit kutemukan selama ini. Dari foto foto yang terpampang di beranda,terlihat kau bahagia di sana. Suamimu orang bule. Turkish Amarican. Putrimu cantik perpaduan Indo Amerika. Kamu sekarang lebih gemuk dariku. Masih tetap cantik dan fashionable. Pakaianmu juga sudah beruhah. Pakaian ala Amerika. Banyak yang terbuka di bagian bahu. Teman teman difoto fotomu juga orang orang berkulit putih dan bermata biru, orange dan coklat berhidung mancung, berpostur lebih tinggi dari orang orang Indonesia. Sayang sekali surat yang kukirim diinbox suamimu tidak pernah dibaca, apalagi di balas. Ini mungkin terjadi karena suamimu jarang membuka facebook. Lalu kucoba membaca satu persatu komen di wall suamimu, Alhamdulillah kutemukan namamu yang sudah berganti nama panggilanmu diikuti dengan nama suami. Kucoba inbox kamu. Surat diinboxmupun tidak pernah kamu baca sampai sekarang, meski kamu kulihat berkali kali menjawab komen teman fbmu. Mungkinkah kamu tidak melihat surat yang masuk? Kulayangkan pertemanan denganmu, itupun tidak langsung kau balas. Selang beberapa hari baru kau terima. Tak ada respon darimu, yang sangat kutunggu, seperti bertemu dengan sahabat lama yang lama tidak berjumpa. Awalnya kupikir mungkin karena foto profile ku bukan foto asliku, sehingga kamu tidak mengenalku. Tetapi bagaimana mungkin kamu lupa dengan nama sahabatmu dulu. Bahkan dalam surat terakhirmu kau menyebut dirimu sahabat setiaku. Kucoba menarik perhatianmu dengan menulis status di wall mu, kutunggu jawabanmu, berhari hari nihil meski kamu sudah kasih komen ke teman2 facebookmu yang lain, juga mengupload gambar dan meposting sesuatu. Dari sini aku mulai curiga. Mungkinkah kamu masih marah padaku, meski kejadian itu sudah 25 tahun yang lalu. Setelah menanti berhari hari kudapatkan responmu dengan mengelike satu satunya statusku di wallmu. Pertanyaanku tidak kamu jawab. Entah dengan sengaja atau tidak. Walahualam. Apakah kau sudah lupa dengan bahasa Jawa yang kutulis disana. It’s impossible. I am sure you understand what I wrote there. Now I realize, it must be there’s something wrong. Disinilah aku terjaga, terbangun dan terhempas dari mimpi mimpiku. Mimpi mimpi indahku dengan sahabat lamaku. Kenangan yang sulit terkikis oleh waktu. Ternyata sekarang waktulah yang, telah membuatmu berubah. Musim tidak lagi sama, musim telah berganti. Musim panas yang kubayangkan, indah penuh warna warni yang cerah, dan sinar matahari yang bersinar terang menyeruak, menghangati jiwa, ternyata sudah berlalu, kini sudah berganti dengan musim dingin yang membuat tubuh dingin membeku , suhu yang mengusir kehangatan, hingga dinginnya menusuk sampai ke sum sum hingga ke relung hati. Begitulah mungkin dengan persahabatan kita. Sangat dingin, tiada kehangatan lagi. Aku sangat setuju dengan salah satu kiriman quote yang kamu kirim di beranda facebookmu.

“You’ll end up really disappointed if you think people will do for you as you do for them. Not everyone has the same heart as you”

Yang kira kira artinya

“ Kamu sungguh sunguh akan kecewa jika kamu berpikir orang lain akan melakukan hal yang sama dengan mu, seperti apa yang kamu lalukan untuknya.Tak semua orang memiliki hati yang sama seperti hatimu”

Quotemu seperti mengingatkanku, menyadarkanku untuk tidak berekspektasi terlalu banyak terhadap orang lain.If I expect too much to other people, it will make me hurt easily. I realize that nothing is permanent in our life. Tidak ada yang abadi dalam kehidupan ini. Manusia adalah makluk yang dinamis. Bisa berubah karena suatu hal. Andakan kamu memang benar benar sudah berubah dan telah melupakan persahabatan kita, aku tidak perlu kecewa, karena aku harus menyadari, mungkin ada sesuatu yang sudah membuatmu sangat kecewa berat terhadapku.Maybe because of my convert that makes you disappointed with me, or may be other reasons. I do not know.Only you and God know about it. If I have mistakes, I hope you'll forgive me someday. I am so sorry.Whatever you think about me now, you're always my best friend, and you’re in my heart You have given many things to me. Lessons, experiences, and memories.Thanks for all. Let me say, Happy birthday my best friendMy best prayers for you and your familyMay God be always with u, shower great blessings, happiness and peace to you and your family.Ameen.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post