Sudah sekian tahun lamanya saya belum pernah melihat diri sendiri secara jelas. Tetapi pada malam yang cerah ini saya baru bisa melihat wajah diri sendiri yang nampak murung, sedih, memprihatikan, dan penuh kegalauan. Pada diri ini sebenarnya tidak merasakan adanya kegalauan yang menyebabkan tampak murung, sedih, dan terkesan memprihatinkan.

Padahal saya dalam melaksanakan tugas sehari-hari berupaya selalu berdisiplin tinggi, bekerja dengan baik, ikhlas, sabar, dan penuh rasa tanggung jawab. Selain itu saya berusaha untuk melayani sesama dengan hati, hati-hati, baik hati, sepenuh hati, dan tidak menyakitkan hati.

Lalu apa penyebab kegalauan pada saya ini? Barangkali kegalauan pada saya disebabkan oleh terlalu serius, capek dan kurang happy pada saya dalam melakukan aktivitas sehari-hari tersebut. Untuk itu saya harus selalu membiasakan berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama disertai senyum, ceria, dan selalu senang. Yang terpenting pada saya bisa selalu melaksanakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Pribadi yang bermanfaat bagi orang lain merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seseorang. Seseorang harus dapat memberikan manfaat bagi orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang lain atau memanfaatkan orang lain. Di antaranya saya tidak boleh diam saja melihat orang lain mengalami kesusahan, memberikan bantuan berupa harta atau ilmu ataupun tenaga dengan tulus serta tepat sasaran supaya bantuan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sayapun harus menjaga kebersihan lingkungan yang menjadi kewajiban kita bersama , menghindari membuang sampah secara sembarangan supaya lingkungan tempat tinggal kita selalu sehat, bersih, dan sedap dipandang. Sayapun senantiasa berupaya untuk tidak mangkir dari kegiatan kerja bakti dengan mendatangi setiap ada undangan kerja bakti di lingkungan tempat tinggal, selain saya lebih mengenal para tetangga juga semakin menguatkan kebersamaan.

Sayapun harus berupaya untuk bisa mewujudkan pergaulan yang baik di lingkungan masyarakat di mana saya berada. Dengan cara saling menghormati, menghargai, tolong menolong, toleransi, dan menjaga nama baik diri, keluarga, dan juga para tetangga sekitar rumah tinggal, sehingga muncul perasaan lega dan aman yang menjadikan saya memperoleh ketenangan jiwa yang selalu saya nantikan kedatangannya.

Pendek kata, janganlah biarkan dirimu dirongrong oleh perasaan ragu-ragu dan putus asa, selalulah tanya kepada dirimu apa yang telah engkau perbuat untuk pengetahuanmu? Apabila telah banyak pengetahuannmu tanyakanlah pada dirimu apa yang telah engkau perbuat untuk keluargamu, masyarakatmu, dan tanah airmu? Barangkali kamu akan merasakan sesuatu yang tiada taranya, besar atau kecil kalau sesuatu itu telah mengarah kepada tujuan yang besar demi kepentingan orang banyak maka kamu sudah dapat melakukan apa yang seharusnya kamu lakukan .

Untuk mengantisipasi kegalauan hati maka saya harus rajin mengkonsumsi buah JERUK (Jangan Engkau berbuat buRUK), MARKISA (MARi KIta SAbar), PISANG (Pantang Iri Sombong dan ANGkuh) dan tidak ketinggalan pula makanan khas SATE PAK SABAR (Sregep ngibadahe= rajin beribadah, Ajeg ngamale = konsisten dalam beramal, Telaten ing pegaweane = teliti dalam bekerja, Enthengan tetulung dadi kasenengane = menolong sesama menjadi kesenangannya, Peduli Anak lan Keluargane = Peduli Anak dan Keluarganya, Sing Apik Ben Atine Resik = Menjaga diri untuk selalu berbuat baik agar hatinya bersih). Semoga kita bisa menjadi hamba Allah yang selamat hidup kita di dunia maupun di akherat, dan kelak Insyaa Allah masuk surga. Aamiin.