Di teras rumah selepas isya..

"Di suatu hari yang dijanjikan, aku ingin membelikanmu sekotak coklat berpita merah muda." Katamu. "Hmm.. Aku tak ingin itu." Kataku.

"Atau... Apa kau ingin aku belikan seikat mawar?" Katamu. Aku tersenyum. "Aku suka mawar, tapi darimu aku juga tak ingin itu." Jawabku pelan, khawatir melukaimu.

"Hmm.. Apa kau ingin aku belikan boneka Teddy bear atau Choco bear, agar kau selalu mengingatku?". Kau masih tak menyerah. Aku menggeleng sambil tertawa pelan, "Aku bukan anak kecil lagi." Kataku.

Aku mendongak, menatap langsung ke dalam matamu. Mata yang membuat aku menaruh kepercayaan begitu besar. Mata yang sama sekali tak pandai berbohong.

"Jika semua tak suka, lalu kau inginnya apa?" Katamu lembut, juga nelangsa. Ada gurat kecewa disana.

Sambil menatapmu, aku tersenyum. "Kelak disuatu hari yang dijanjikan, aku ingin menanam pohon bersamamu." Kataku.

Aku ingin mencintaimu seperti pohon. Jika pohon itu hidup, ia hijau menyegarkan. Jika pohon itu semakin besar, ia menduhkan. Jika pohon itu kuat, ia akan menjadi penyangga. Jika pohon itu subur, ia akan memiliki dahan-dahan menjulang. Bahkan jika pohon itu mati, ia akan menjadi pupuk penopang bagi kehidupan yang lain.

Cinta yang dalam bahagia dan dukanya tetap sarat manfaat.

Masih tersenyum, "Aku ingin mencintaimu seperti itu." Kataku mantap.

Hidup dan menghidupkan, seperti aku dan kamu, Cinta.