Barangkali Benar
Barangkali benar,
Aku mungkin hanya perlu diam, tak perlu banyak bertanya, tak pula bercerita
Mengapa aku menjadi angin yang memelukmu sedemikian rupa
Lantas begitu kau berpaling, hanya ada sepi belaka.
Atau mengapa kau harus menjadi hujan yang kutunggu tanpa jeda
Lantas, begitu kehilanganmu ketika kemarau sedemikian panjang
Aku retak dalam hening dan kebimbangan
Menatap lirih diri yang hanya mampu memujamu dalam diam
Karena seketika aku bisu demi menyaksikan musim di matamu menjadi sedemikian demam
Untuk kesekian kalinya, aku diserang gigil meski matahari bersinar terang.
Barangkali benar,
Aku harusnya tak perlu banyak menjelaskan
Mengapa namamu tak pernah mampu kueja dengan lantang
Karena tanpa kau tau, kau memenjaraku dalam ragu yang mencekam.
Seperti hari itu,
Hari yang kujanjikan untuk tidak pernah kulupakan
Aku hanya mematung menyaksikan bayangmu hilang di balik gang sempit perumahan
Tanpa mampu mengucap kata perpisahan ataupun sekedar lambaian tangan.
Apalah lagi sekedar membuat pengakuan,
Entah bagaimana, ternyata kau telah begitu berharga bagiku,
Tanpa aku tau.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisonya ibu cantik.. Indah dan penuh makna.. Salam
Terimakasih ibu.. Salam balik
MasyaAllah..keren puisinya
Terimakasih bu Fariyal... puisi di masa galau