BUKAN SEKEDAR PIALA
Segala puji bagi Allah.
Tidak ada yang bisa kami ucapkan selain rasa syukur yang melimpah ruah. Setelah sekian lama berjuang, dari mulai mencari ide, membuat naskah, serta belajar presentasi, akhirnya segala upaya tersebut Allah bayar dengan indah hari ini.
Tidak seperti sekolah lain yang punya Privilege dianggap sebagai "tempat sekolahnya orang-orang pintar" oleh calon siswa baru, sekolah kami terhitung baru dan jadi nomor urut kesekian dalam pilihan alternatif sekolah bagi siswa SMP yang akan melanjutkan ke jenjang SMA. Sehingga bisa dikatakan, hampir sebagian besar input siswa di sekolah kami adalah siswa yang semasa SMP nya tergolong siswa yang biasa-biasa saja.
Meskipun begitu, hal tersebut tidak pernah membuat kami minder dan putus asa. Kami terus berusaha memberikan usaha terbaik, program-program terbaik yang relevan untuk bekal mereka menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Kami menghargai setiap potensi siswa, seterbatas apapun mereka. Kami mencoba menggali semua potensi siswa yang jumlahnya terbilang cukup minimalis. Siswa terbanyak yang pernah ada di sekolah kami hanya 47 orang dalam satu angkatan.
Well, sebenarnya ini bukan pertama kalinya sekolah kami menang event. Sebelumnya sekolah kami juga pernah memenangkan duta Pelajar Kawasan Tanpa Rokok (KTR), menjuarai Youth Bussiness Competition, hingga menjadi Indonesian Student Representative dalam Southeast Asia Youth Leardership Program selama satu bulan di Amerika Serikat, dan berbagai lomba lainnya. Tapi bagi saya secara pribadi angkatan ini begitu spesial, dengan kata lain agak sulit dibentuk untuk meraih prestasi akademik maupun non akademik dibanding angkatan lainnya. Sehingga kemenangan kali ini begitu berharga.
Kemenangan ini kembali menguatkan keyakinan dan mengembalikan ruh pejuang dan petarung di sekolah kami yang secara bentuk amat sangat sederhana. Kemenangan ini bertambah spesial ketika mengingat bagaimana anak ini pertama kali menginjakkan kaki di sekolah kami. Dia mendaftar dengan terpaksa karena keinginan orangtuanya.
Apapun itu, Saya selaku pembimbing berterimakasih atas semua pengorbanan dan kesabaran orang-orang di sekitar saya. Siswa -siswa binaan yang tidak jatuh ketika saya marah karena tidak ada progress dalam latihan, yang tetap menghubungi agar diberikan arahan meski saya omeli berkali-kali. Orangtua siswa dan guru-guru yang dukungannya luar biasa, termasuk suami yang sabar melihat istrinya merengut sepanjang malam karena tidak puas dengan capaian siswanya.
Untuk menebus semua itu, ketika kabar kemenangan ini saya terima, suami saya adalah orang pertama yang saya beri kabar. You know what? Jawaban suami saya cukup menggelikan, "Alhamdulillah, tidak sia-sia istriku merengut sepanjang malam." 😅
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap....
Terimakasih bu...