Mariyatul Kiptiyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pulpen Merah (bagian 2)

Pulpen Merah (bagian 2)

Beberapa hari lalu, tanpa sengaja berpapasan dengannya. Seperti biasa kalau bertemu, kami saling bertegur sapa walau hanya sekadar basa-basi menanyakan kabar dan aktivitas rutin. Tiba-tiba kuteringat pulpen merah, tapi karena dia masih bercerita tentang aktivitasnya maka kutahan untuk tidak mengungkit masalah pulpen itu.

Setelah bercerita tentang aktivitas kesehariannya, kucoba bertanya tentang pulpen merah yang dipatahkannya. Dengan muka kesal, dia bilang tidak akan menggantinya  dengan pulpen baru. Tapi sekilas kulihat dia tersenyum sambil buang muka.

Ada secercah harapan, dia akan membelikan yang baru. Mungkin masih menunggu waktu yang tepat untuk memberi pulpen baru kepadaku. Lalu kubilang padanya, bahwa sampai kapanpun aku minta tanggung jawabnya untuk mengganti pulpen yang dipatahkannya dulu.

Diapun kaget sambil memandangku. Sebenarnya tadi tidak tega mengatakannya. Akhirnya kutinggalkan dia yang masih duduk dengan wajah bingung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post