marjan kadud

marjan Kadud, nama samaran penulis yang selama ini terbengkelai dan diabaikan tiap pembaca - Seniman multitalenta ini mempelajari _ lingkungan , sosial, b...

Selengkapnya
Navigasi Web
belajar sejarah dari Ciu
Mr. Ciu

belajar sejarah dari Ciu

Oei Jong Tjioe adalah Direktur PT Keramika Indonesia. Rumahnya di Jalan Diponegoro 64 dan kantornya di Jalan Raya Mangga Besar 52, keduanya di Jakarta.

Menurut Leo Suryadinata dalam Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches 4th Edition (2015), Oei Jong Tjioe yang kelahiran Tulungagung 20 Juli 1907 ini dekat dengan Mohammad Hatta. Oei pernah jadi penasehat Hatta ketika menjadi Wakil Presiden. Pada 1 Desember 1967, antara pukul 14.30 hingga 15.40, Oei bertemu dengan Elliot Heynes. Mereka berdua menyinggung soal jumlah anggota PKI. “PKI punya 3 juta kartu yang dipegang anggota-anggotanya, dan hanya 250 ribu yang terbunuh dalam kudeta oktober. Hal ini meninggalkan 2,75 juta yang tersisa, ditambah 20 juta pengikut petualangan. Ini bahaya besar,” aku Oei seperti dicatat Elliot. Elliot mencatatnya dalam Indonesian Diary yang belakangan terangkum dalam arsip Kedutaan Amerika di Jakarta 1964-1967 alias Jakarta Embassy Files (RG 84, Entry P 339, Jakarta Embassy Files, Box 31, Folder 10 TP 15 trade and investment opportunities 1967) yang baru saja dibuka Amerika Serikat. Dokumen ini, menurut Brad Simpson, berisi pikiran orang-orang yang diajak bicara dalam sebuah roundtable (diskusi meja bundar) soal investasi yang akan masuk ke Indonesia. Diskusi berlangsung dalam suasana terbuka, masing-masing dapat mengungkapkan pandangan-pandangannya mengenai Indonesia, kondisi perekonomian, maupun politik. Elliott Haynes adalah Ketua Business International Corporation (BIC). Dalam dokumen ini, menurut Simpson, “Haynes juga dengan jujur mencela pendapatnya tentang berbagai politisi dan fungsi rezim baru di bawah Soeharto.”Dalam arsip itu, Oei mengklaim Choo Ming Fat — yang disarankan Soedarpo Sastrotomo — adalah bermuka dua dan berbahaya. Choo adalah pedagang besar karet pemilik Tri Bina Karya. Orang ini, kata Oei, dekat dengan PKI. Oei menyarankan tidak mengajak Choo. Sebagai gantinya dia sarankan Tan Theam Ann. Oei bahkan memberikan alamat orang ini. Di mata Heynes, Oei yang Tionghoa ini begitu setia kepada Indonesia dan menganggap Oei sebagai perintis pabrik keramik. Dalam dokumen ini, Oei yang terpelajar (dia pernah studi di Universitas Leidein, Belanda) itu menunjukkan bobroknya dunia ekonomi Indonesia. “Kami punya banyak pedagang di Indonesia dan mengabaikan produksi,” kata Oei. Oei sendiri digolongkan sebagai industrialis. Kepada Heynes, Oei mengaku: 80 persen pengusaha Indonesia adalah orang-orang Tionghoa. Lainnya, 10 orang-orang Tionghoa-Indonesia peranakan dan 10 persen lagi barulah kaum bumiputera. Di antara 10 persen yang terakhir itulah terdapat Soedarpo Sastrotomo, Bekti dan Tahija.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post