Burdah

#TantanganGurusiana (hari ke-7)

Malam Minggu Legi mengingatkanku akan kegiatan rutin di sekolah si Bungsu, Mts At-Taqwa Bondowoso. Kegiatan Burdah yang dihadiri oleh seluruh siswa beserta kedua orang tuanya. Agenda rutin yang sarat manfaat ini mebutuhkan pengorbanan luar biasa untuk mengikutinya karena godaan syetan dan nafsu bisa jadi lebih besar dari niat hadir di majelis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia IV Burdah memiliki tiga arti. Arti pertama, Burdah adalah jubah dari bulu domba. Rebana besar terbuat dari batang pohon kelapa(gelugu) dan seni musik tradisional Bali Utara dengan tetabuhan rebana besar terbuat dari gelugu adalah arti kedua. Selanjutnya arti ketiga adalah bacaan yang berisi puji-pujian yang menceritakan riwayat Nabi Muhammad saw., sering dibacakan pada perayaan maulid: kasidah-sering dibaca ketika pengajian.

Implementasi Burdah di MTs At-Taqwa Bondowoso adalah pada arti yang kedua dan ketiga. Kegiatan dilaksanakan sebulan sekali, setiap malam Minggu manis. Acara diawali dengan salat maghrib berjamaah kemudian dilanjutkan dengan melagukan syair puji-pujian kepada Allah Subhanahu wata’ala dan Baginda Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam. Syair dan artinya terpampang di layar LCD di sudut masjid sehingga jamaah bisa mengetahui artinya kendati tidak paham bahasa Arab. Beberapa siswa putra dan putri terpilih melagukan syair sambil memegang burdah yang berupa alat musik sebagaimana arti burdah kedua menurut KBBI IV. Sungguh karya sastra yang indah dan menawan untuk dinikmati. Diresapi maknanya sehingga tanpa terasa air mata jatuh menetes penuh haru.

Syair yang mengalun merdu berisi nilai-nilai positif kepada pendengarnya. Pesan yang terkandung di dalamnya memang menghendaki olah pikir untuk memahaminya. Sebagaimana kita tahu, syair adalah salah satu bentuk karya sastra yang bernilai tinggi. Bahasa kias yang digunakan di dalamnya begitu halus. Penyampaian Burdah di sini sangat sederhana tetapi memiliki nilai falsafah tinggi.

Burdah tak hanya indah pada kata-katanya tetapi sarat dengan doa yang memberi manfaat pada jiwa. Sejuk tak hanya dirasakan oleh tubuh berada di dalam masjid yang agung, tetapi hati bagai disiram embun pagi yang murni penuh kesucian.

Ketika adzan berkumandang, alunan Burdah dihentikan. Jamaah menata safnya untuk salat isya. Selesai salat isya, jamaah diingatkan lagi urutan salat hajat yang akan dilakukan. Salat sunah dua rakaat yang dilakukan berjamaah. Rakaat pertama membaca surat Al Kafirun sepuluh kali setelah membaca surat Al Fatihah. Rakaat kedua membaca surat Al Ikhlas sepuluh kali juga setelah membaca surat Al Fatihah. Setelah salam masih dilanjutkan sujud lagi dengan membaca tasbih sepuluh kali, selawat nabi sepuluh kali, doa sapu jagat sepuluh kai, dan .... mintalah apa yang ingin kita minta pada Ilahi Rabbi khususnya hajat jangka pendek.

Begitu salat hajat selesai, ada tausiyah yang juga menyejukkan kalbu, mengingatkan diri untuk selalu introspeksi diri, serta ilmu yang bermanfaat tentang ibadah dan akhlakul karimah. Selanjutnya bagian kesiswaan akan menyampaikan beberapa informasi tentang kegiatan siswa di sekolah dan kejuaraan yang diperoleh lembaga baik oleh siswa, guru, maupun lembaga itu sendiri. Acara Burdah diakhiri dengan doa. Doa untuk kedua orang tua dan guru, anak, saudara seiman, dan ... doa untuk diri sendiri! Suatu kegiatan yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja! Tidak tetutup jika ada orang lan selain warga MTs At-Taqwa untuk bergabung mengikutinya. Disilakan!

Kegiatan Burdah MTs Attaqwa Bondowoso juga dapat diunduh di android pembaca melalui playstore dengan alamat Majelis Burdah MTs. At-Taqwa. Mudah bukan? Tidak ada yang sulit jika itu untuk kebaikan. Hawa nafsu dan syetanlah yang mempersulit. Tetap semangat dan selalu semangat menuju kebaikan! Insyaallah!

Bondowoso, 25 Januari 2020

Marlina, S.Pd.

Guru SDN Dabasah 3 Bondowoso (Orang Tua/Wali Murid Kelas IXC MTs. At-Taqwa Bondowoso)