Perkenalkan, Motif Batik Nusantara dalam Hari Batik Nasional
#TaGurKe-256
Perkenalkan, Motif Batik Nusantara dalam Hari Batik Nasional
Hari Batik Nasional adalah hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Sejak dinyatakan sebagai warisan budaya oleh UNESCO, tanggal 2 Oktober dinyatakan sebagai Hari Batik Nasional.
Pada tanggal ini, beragam lapisan masyarakat dari pejabat pemerintah dan pegawai BUMN hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik.
Agar lebih mencintai batik sebagai hasil karya bangsa kita yang besar, perlu untuk mengenal batik lebih dekat. Berikut macam-macam motif batik Nusantara dan variasinya.1. Sogan (Solo dan Yogyakarta)
Motif batik favorit Presiden RI, Joko Widodo. Batik ini memiliki ciri khas warna cokelat muda dengan gambar batik beraksen bunga dan titik-titik, serta lengkungan dan garis di dalam motifnya.
2. Parang (Solo)Batik motif parang adalah batik motif dasar yang paling tua. Motif ini seperti huruf S yang tersusun rapi, berasal dari kata pereng yang berarti lereng. Motif batik ini melambangkan jalan yang berkesinambungan dan tidak terputus, sehingga diibaratkan semangat pemakainya yang tidak pernah putus dalam menggapai impiannya. Jenisnya terdiri dari Parang Rusak, Parang Barong, Parang Klitik, Parang Slobog/Siobog, Parang Kusumo, Parang Tuding, Parang Curigo, Parang Gentung, dan
Parang Pamor.
3. Sidoluhur (Solo dan Yogyakarta)
Motif yang memiliki alur gambar batik menyerupai ketupat ini memiliki makna agar orang yang mengenakannya bisa mencapai kedudukan yang paling tinggi, dan menjadi panutan di lingkungan sekitarnya. Latar motif batik ini berwarna hitam, dipakai pada upacara pemakaman dan sadranan, yaitu untuk menghormat arwah leluhur. Memiliki makna dan penggunaan yang sama dengan batik sidomukti, pada upacara lurup layon sebagai alas berbaringnya jenazah. Di Kraton Surakarta, batik motif sidoluhur dikenakan pengantin perempuan pada malam pengantin.
4. Sidomukti (Solo)
Motif batik sidomukti menggunakan zat warna soga alam (kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal), dengan corak lekuk-lekuk yang simetris. Warna dan makna gambar/motif mengandung arti filosofis kehidupan yang dipercaya oleh pemakainya. Biasanya digunakan oleh pasangan pengantin saat upacara pernikahan.
5. Sidomulyo (Solo)
Merupakan salah satu motif batik keraton yang biasanya dipakai oleh sepasang pengantin. Memiliki makna agar pengantin dalam membina rumah tangganya mendapat kemuliaan hidup terus menerus.
6. Sido Asih (Solo)Di dalam kebudayaan Jawa, motif batik ini dikenakan pada acara pernikahan tepatnya saat malam pengantin. Filosofinya adalah adanya harapan pada kedua pengantin yang baru saja menjalani rumah tangga baru akan lebih romantis, tumbuh cinta dan kasih sayang ke depannya. Kain batik Sido Asih harganya premium karena kualitasnya berkelas dan pembuatannya sulit.
7. Truntum (Solo)
Motif batik truntum memiliki pola titik-titik dengan hiasan bunga. Motif batik ini diciptakan oleh Permaisuri Sunan Paku Buwana III (Kanjeng Ratu Kencana). Motif truntum bermakna cinta yang tumbuh kembali, sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, yang makin lama kian subur berkembang (tumaruntum)
8. Kawung (Yogyakarta)
Batik Kawung adalah salah satu motif batik tertua yang ada di Indonesia. Gambar batik ini sendiri terinspirasi dari bentuk buah kawung atau yang dikenal juga sebagai buah aren. Motifnya terdiri dari empat oval dan di tengah-tengah memiliki bentuk yang menyerupai salib. Keseluruhan gambar batik memiliki makna yang mengacu pada sumber energi universal.
9. Sekar Jagad (Yogyakarta)Pola batik ini menyimpan arti keindahan yang mampu membuat siapa pun yang melihat terpesona.
Ada yang mengatakan, motif batik sekar jagad terinspirasi dari peta dunia, karena gambar batik yang menyerupai pulau-pulau.
10. Tambal (Yogyakarta)Sesuai dengan namanya, batik tambal menyerupai kain tambalan. Motif yang terdiri dari beragam motif batik lainnya ini menyerupai kain patchwork yang dibuat dari aneka kain perca. Secara filosofis, motif ini memiliki arti menambal sesuatu atau memperbaiki sesuatu yang rusak.
11. Ceplok (Yogyakarta)Motif ini bisa langsung dikenali dari alurnya yang geometris. Gambar batik yang dihadirkan hanya berupa pengulangan.
12. Cuwiri (Solo dan Yogyakarta)
Cuwiri artinya kecil-kecil. Maka dari itu, gambar batik ini pun tampak kecil-kecil. Motif batik ini pewarnaannya menggunakan zat soga alam dan biasanya didominasi oleh ornamen meru, sebuah lengkungan yang menyerupai gunung.
13. Loreng (Solo)
Memiliki motif desain baris diagonal seperti motif parang. Pola motif ini hanya berupa garis diagonal yang sempit dan hanya berisikan dengan pola-pola kecil. Motif batik loreng juga termasuk ke dalam motif batik lama. Motif batik ini hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan.
14. Semen Rama (Solo)Motif batik ini didominasi ornamen alam. Ada tiga ornamen pokok yang biasanya hadir pada motif batik semen. Yang pertama adalah ornamen daratan seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang berkaki empat. Yang kedua, gambar batik atau ornamen yang berhubungan dengan udara, sepertu garuda, burung, dan mega mendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornamen yang berhubungan dengan air atau laut, seperti ular, katak, atau ikan.
15. Sudagaran (Solo)
Batik jenis ini adalah motif larangan dari warga keraton, sehingga seniman dari para saudagar membuat motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan, motif itu bisa dipakai oleh masyarakat umum. Motif batik ini biasanya memiliki kesan “berani” dalam penentuan warna serta bentuk, pemakaian benda alam atau satwa, ataupun gabungan corak warna yang dominan dengan warna soga serta biru tua.
16. Sido Mukti (Magetan)
Batik sidomukti Magetan memiliki warna-warna yang terang dan jauh dari kesan kolot. Ciri khas dari motif batik ini adalah gambar bambu dan bunga-bunga sederhana.
17. Tujuh Rupa (Pekalongan)Dalam satu kain, warna dan gambar batik sangat beragam sehingga disebut tujuh rupa.
18. Kartini (Jepara)
Untuk motif batik Jepara lama memiliki karakteristik warna lung hitam, flora fauna seperti daun ulir hijau dan gajah cokelat. Sedangkan untuk versi batik baru, Jepara sudah melakukan modernisasi seperti batik tulis ataupun batik tenun Jepara.
19. Lasem (Rembang, Jawa Tengah)
Motif batik lasem tercipta dari akulturasi budaya Jawa tepatnya Jawa Tengah dan Timur serta Tionghoa. Batik pesisir ini memang memiliki motif dengan warna yang cerah dan khas. Berbagai karakteristik motif batik budaya Jawa terlihat pada motif batik lasem ini, misalnya gambar batik parang, kawung, udan riris, sido mukti dan sekar jagad yang manis. Kemudian diperkaya dengan campuran motif batik Tionghoa yang cerah seperti gambar motif batik burung hong dan naga.
20. Pring Sedapur (Magetan)
Batik pring sedapur diproduksi di Desa Sidomukti, Magetan. Dinamai pring sedapur karena berasal dari bahasa Jawa, Pring yang artinya bambu dan Sedapur yang maknanya serumpun. Motif batik berupa gambar tanaman bambu dengan berbagai warna cerah yang memiliki filosofis hidup rukun dan tentram.
21. Petani (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
Adalah jenis batik yang dibuat sebagai selingan atau side job para ibu rumah tangga di rumah selagi tidak pergi ke sawah atau sewaktu senggang saja. Batik yang dibuat lebih kasar serta mempunyai aksen kaku dan tidak halus. Motif batik petani secara turun temurun akan menyesuaikan dengan daerah masing-masing serta dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai pengisi waktu senggang saja. Untuk langkah pewarnaannya juga mengikuti pola batik saudagar.
22. Gentongan (Madura)Warna batik ini cerah sehingga menampilkan kesan ceria pemakainya. Batik gentongan hanya satu motif dan untuk mewarnainya, kain dicelupkan ke dalam gentong lalu motifnya digambar langsung di atas kainnya. Teknik ini membuat warna kain tidak akan pudar dalam beberapa tahun.
23. Mega Mendung (Cirebon)Ciri khas motif mega mendung berwarna biru di langit yang cerah. Motif batik ini khas dan tidak ditemui di daerah penghasil batik manapun.
24. Singa Barong (Cirebon)
Singa barong merupakan sejenis binatang mitologis atau ajaib. Karena dalam budaya Jawa maupun Bali kata “barong” memiliki arti ajaib. Filosofi dari batik Singa Barong Cirebon sebagai wujud simbol-simbol yang bersifat spirititual. Sebagian besar tokoh di Keraton Kasepuhan lebih memaknai garuda yang bersayap seperti burak atau bauraq sebagai lambang agama Islam, sedangkan gajah sebagai lambang agama Hindu, dan naga sebagai lambang agama Budha (atau budaya Cina), dan yang terakhir adalah singa sebagai lambang agama Protestan (atau budaya Eropa Barat).
25. Simbut (Banten)
Batik ini memiliki motif daun mirip daun talas. Motif ini berasal dari Suku Badui yang berada di Sunda.
Seiring berjalannya waktu, motif ini kemudian dikembangkan di daerah pesisir Banten hingga akhirnya dapat digunakan oleh siapa saja.
26. Priangan (Tasikmalaya)Motif batik ini biasanya disukai pria karena gambar batik yang rapi sehingga memberikan kesan kalem sekaligus berwibawa. Batik Tasikmalaya memiliki warna yang lebih cerah seperti biru muda, merah, atau hijau muda, dan menggambarkan lingkungan alamnya. Motif daun, bunga, atau burung sering menjadi motif utama dalam batik ini.
27. Ciamis (Jawa Barat)
Motif batik yang sederhana jika dibandingkan dengan motif dari Jawa Tengah dan Jawa Timur karena memiliki corak sederhana dan tidak terlalu ramai, namun hadir dengan warna-warna terang.
28. Garutan (Garut, Jawa Barat)
Motif batik satu ini memiliki kesan minimalis dan menggunakan warna-warna cerah. Secara filosofis, warna-warna ini mengungkapkan kebahagiaan, seperti warna gading, merah, hijau, hingga ungu muda. Umumnya, motif batik Garutan merupakan cerminan dari kehidupan sosial dan budaya orang Sunda, khususnya wilayah Garut, Jawa Barat.
29. Malang (Jawa Timur)
Motif batik ini dihadirkan dengan pola atau simbol-simbol dari kota Malang itu sendiri. Gambar batiknya terkesan lebih modern dengan warna-warna yang lebih cerah.
30. Asmat (Papua)
Batik Asmat memiliki motif terakota dengan warna yang sedikit kecokelatan seperti tanah. Motif batik Asmat didominasi oleh corak ukiran khas suku Asmat, seperti ukiran patung, yang menjadi suku asli penghuni bumi Cendrawasih.
31. Cendrawasih (Papua)
Motif batik cendrawasih memiliki warna-warna cerah, seperti merah, kuning keemasan, dan hijau. Motif batik modern ini cukup populer, mengingat burung cendrawasih adalah ikon dari Papua. Burung cendrawasih yang memiliki bulu dan ekor yang indah menjadi khas tersendiri bagi batik cendrawasih.
32. Kamoro (Papua)
Motif dengan gambar batik berupa patung berdiri membawa tombak. Warna-warna yang ditampilkan dari motif suku Kamoro ini lebih berani dan cerah, seperti kombinasi biru dan hijau, hitam dan kuning, merah dan merah muda. Batik Kamoro dipengaruhi dari berbagai sisi, yaitu budaya suku Kamoro dan pengaruh batik Jawa.
33. Prada (Papua)Inilah batik yang paling mahal dan indah dari batik Papua. Motif dari batik ini hampir menyerupai batik cendrawasih, tetapi batik prada memiliki sentuhan garis emas pada motifnya. Selain menggunakan bahan sutra, masyarakat Papua juga terkadang memakai bahan kain shantung untuk membuat batik khas Papua. Kain ini sangat mirip dengan bahan kain tisu, sutra, dan juga katun.
34. Singa Barong (Bali)
Batik Bali memang cenderung masih muda, karena baru saja dikembangkan. Tapi motif batiknya sudah berhasil mendapatkan sorotan karena tampak berbeda. Batik Bali memiliki aroma yang berbeda, karena menggunakan bahan-bahan alami, seperti kulit kayu, dalam proses pewarnaan. Bobotnya pun terasa lebih berat dari kain batik biasa.
35. Betawi (Jakarta)Motif batik Betawi lebih menonjolkan warna warna cerah menyolok serta menampilkan nilai dari budaya masyarakat Betawi. Gambar motif Sungai Ciliwung, boneka ondel ondel khas betawi, Monas, dan Peta Ceila terlihat dominan menghiasi kain batik ini.
Demikian sedikit info tentang motif batik Nusantara. Tidak akan sayang jika tak kenal, bukan? Selamat Hari Batik Nasional!
@home, 02102020_Marlina_#Gurusiana365
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda. Menambah wawasan tentang batik. Selamat hari batik
Terima kasih.....