Marlina

Sulung dari empat bersaudara ini kelahiran Bondowoso, 4 Maret 1971. Pendidikan dasar dan menengahnya diselesaikan di Bondowoso. Kuliah D2 PGSD di IKIP Negeri Ma...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pesona Stonehenge Van Java Di Bondowoso Menuju Go Ijen Geopark

Pesona Stonehenge Van Java Di Bondowoso Menuju Go Ijen Geopark

#TaGurKe-1@1000HariMenulisTanpaJeda

Pesona Stonehenge Van Java Di Bondowoso Menuju Go Ijen Geopark

Tak perlu ke Inggris untuk melihat Stonehenge yang memesona. Bondowoso juga punya destinasi wisata batu bertumpuk yang mirip dengan Stonehenge di Inggris. Mencoba meretas pesona keindahan dari pilihan wisata yang ada di Bondowoso. Tepat sekali untuk disimak tatkala kita berada dalam sikon physical distancing. Sekedar merefresh pikiran dari berita pandemi Covid-19. 

Stonehenge Van Cermee adalah julukan untuk tempat wisata yang terletak di kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso. Berbeda dengan Stonehenge di Jogja atau Amerika yang merupakan buatan manusia, Stonehenge van Cermee adalah situs budaya peninggalan zaman batu (Megalitikum). Meski belum ada penelitian resmi, diperkirakan Stonehenge ini sudah berusia ribuan tahun.

Batu So’on ini merupakan satu dari beberapa taman bumi yang masuk dalam daftar situs di Go Ijen Geopark. Geosite ini tersusun dari satuan batuan Gunung Api Ijen Purba yang berumur kuarter pleistosen, di antaranya breksi gunung api dan batu apung yang berukuran hingga 60 cm. Bentuknya menyudut, membulat tanggung, terpilah buruk, dan kompak sedang.

Morfologi Batu So’on Solor ini terbentuk oleh faktor erosi yang mengakibatkan munculnya dampak eksogen dan endogen pada struktur kekar atau rekahan dan aspek tekstur batuan sehingga menghasilkan bentuk batuan bersusun.

Stonehenge van Cermee ini nama aslinya adalah Bato Solor (dari Batu Sulur) dengan lokasi tepatnya di desa Solor. Selain bernama Bato Solor, situs ini juga terkenal dengan nama Bato So’on. Bato So’on ada yang mengartikan dengan Batu susun atau bersusun. Bato sendiri adalah bahasa Madura yang berarti batu. Untuk kata so’on, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Madura adalah meletakkan atau membawa barang di atas kepala. Dalam bahasa Jawa disebut sunggi. Karena jika diamati, tampak batu dengan ukuran panjang berdiri dan di atasnya ada batu dengan ukuran lebih kecil, seperti nyo’on kata orang Madura. Atau nyunggi kata orang Jawa. Berhubung masyarakat sekitar mayoritas bersuku Madura, maka wajar jika nama situs tersebut menggunakan bahasa Madura. Bato So’on atau Bato Solor sebagai stonehenge-nya Bondowoso.

Konon kabarnya, legenda yang berkembang di masyarakat mengatakan bahwa batu ini adalah tempat persinggahan Bhre Wirabumi. Bangsawan Majapahit ini diutus Raja Hayam Wuruk untuk menjadi penguasa wilayah Majapahit di bagian timur Jawa Timur. Sampai di Bondowoso, Bhre Wirabumi mengalami luka parah dalam perjalanannya. Bhre Wirabumi mendapat wangsit untuk naik ke batu yang tinggi di sekitar itu. Bhre Wirabumi melihat cahaya terang yang menuju ke arah batu itu. Beliaupun naik ke batu tersebut dengan bantuan sulur yang merambat pada batu itu. Bhre Wirabumi bersemedi di atas batu yang kemudian diberinya nama Batu Sulur. Setelah bersemedi, Bhre Wirabumi melanjutkan perjalanan menuju selatan. Sesampai di wilayah tersebut, Bhre Wirabumi kemudian dinobatkan sebagai Raja Blambangan yang pertama.

Sebagaimana tempat bersejarah, aroma mistis dan misteri tentulah ada. Begitu juga dengan wana wisata Bato So’on ini. Menurut masyarakat sekitar, ada saja bunyi yang mereka dengar di waktu malam. Mulai dari bunyi gamelan sampai suara orang nembang. Pendapat itu juga dibenarkan oleh juru kunci Bato So’on. Untuk hal ini, pernah ditayangkan di On the Spot Trans7.

Dalam gugusan batu itu ada satu batu yang letaknya seperti hampir jatuh. Batu itu ada di atas batu lainnya dengan tumpuan bidang yang sangat sempit. Sehingga jika diamati seakan-akan batu itu hendak jatuh. Kenyataannya, pernah batu ini didorong beramai-ramai oleh warga sekitar agar tidak membahayakan pengunjung. Tapi batu tetap dalam posisi tak bergeming sedikitpun. Sehingga makin kuatlah misteri yang berkembang di masyarakat. Masyarakat sekitar juga mengeramatkan satu batu yang berbentuk seperti orang terkapar.

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita yang berkembang, yang penting tempat ini punya potensi besar sebagai destinasi wisata. Belum dikelola secara maksimal saja sudah mampu menyedot banyak pengunjung. Namun yang pasti, Stonehenge van Cermee ini harus dilestarikan karena merupakan peninggalan bersejarah yang punya nilai tinggi. Lebih-lebih saat ini Stonehenge van Cermee masuk dalam deretan situs Go Ijen Geopark.

Tempat ini tentu saja mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Akses menuju lokasi sangatlah mudah. Pemandangan yang indah sangat mendukung jika tempat ini jadi solusi wisata keluarga maupun para traveller. Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam karena tiket masuk hanya Rp 5.000,- per orang plus uang parkir. Fasilitas di lokasi cukup memadai, mulai dari tempat sholat, toilet, maupun warung penjual makanan. Pemandangannya asri, jauh dari polutan. Di kanan kiri lokasi adalah lembah yang menghijau di musim penghujan karena di sekitarnya adalah hutan jati. Penasaran? Berkunjung ke lokasi adalah jawabannya! Jika datang ke tempat ini, usahakan sudah berada di lokasi sebelum tengah hari agar gambar yang kita abadikan tidak menentang sinar matahari. Siap? Ditunggu kunjungannya!

@Bondowoso, 25 Maret 2021

Marlina, S.Pd.

Guru UPTD SPF SDN Dabasah 3 Bondowoso

#GoIjenGeopark

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Reportase keren

25 Mar
Balas

Terima kasih, Bunda yang selalu singgah.

28 Mar

Jadi pingin nengok.

25 Mar
Balas

Monggo katuran....ditunggu kunjungannya!

28 Mar

Keren kalau 1000 hari menulis tanpa jeda, hebat bingiit , lama rasanya aku nggak ketemu sampean , mbak semoga sehat yaa, sukses selalu

25 Mar
Balas

Aamiin. Alhamdulillah sehat. Sudah terima sertifikat menulis tanpa jeda selama 365 hari. Setelah itu sempat rehat karena ada tugas lain yang membuat saya tidak sempat menulis. Sekarang saya mulai lagi dari awal....

28 Mar

Ingin ke sana jadinya Bu... Hehe, kereen sekali yaa

25 Mar
Balas

Monggo, Bu....ditunggu!

28 Mar

Insya Allah sekali waktu bisa berwisata ke Bondowoso. sehat selalu

25 Mar
Balas

Alhamdulillah ... ditunggu, Bapak. Terima kasih sudah singgah.

25 Mar



search

New Post