Marlis Fatma

Guru SMAN 1 Rao, Kab. Pasaman. Prov. Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Murid Dipahami, Guru Mencari Solusi

Murid Dipahami, Guru Mencari Solusi

Pandemi Coronavirus (Covid 19) yang melanda dunia pada awal tahun 2020 telah membawa perubahan dalam berbagai sendi kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang biasa berlangsung dalam kondisi normal harus diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau dikenal juga dengan pembelajaran daring (dalam jaringan). Tentu saja kondisi dan pelaksanaan pembelajaran tatap muka jauh berbeda dengan pembelajaran jarak jauh. Dalam pembelajaran tatap muka guru berhadapan langsung dengan murid, interaksi berjalan dengan baik, penyampaian materi lebih cepat dan mudah dipahami murid. Materi dan tugas yang kurang dipahami bisa langsung ditanyakan murid pada guru, sehingga murid termotivasi untuk belajar.

Sebagai guru bersertifikasi saya ingin profesioanal dalam melaksanakan tugas, sehingga sertifikasi tersebut bukan hanya sebatas sertifikat saja. Saya ingin implementasi nyata dari sertifikat tersebut. Untuk itu saya mencoba menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran yang saya susun. Saya juga siapkan berbagai jenis tugas untuk dikerjakan murid di rumah setiap pertemuan. Materi saya susun dan siapkan dalam bentuk word, PDF atau powerpoint dan tugas-tugas murid dibuat dalam bentuk laporan tertulis yang kemudian di kirim ke google classroom atau whatshapp.

Saya ingin pembelajaran jarak jauh berlangsung baik dengan hasil yang optimal. Saya berharap murid bisa memahami materi yang saya ajarkan dan bisa mengerjakan tugas dengan hasil yang bagus. Interaksi antara guru dan murid juga terjalin dengan baik walaupun hanya lewat media telekomunikasi. Dengan ini tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak bangsa bisa terwujud.

Namun Untuk mewujudkannya perlu usaha, semangat dan kerja keras. Ditengah kegalauan ini, undangan sebagai peserta kegiatan Wardah Inspiring Teacher (WIT) tahun 2020 hadir memberikan solusi dan pencerahan. Saya merasa sangat beruntung karena bisa belajar tentang konsep “Merdeka Belajar” yang digaungkan oleh Mentri Pendidikan selama ini. Saya mulai menyadari bahwa cara saya mengajar belum membuat murid merasa merdeka belajar. Bahkan mungkin mereka merasa tidak nyaman atau tertekan dengan pembelajaran yang saya berikan.

Terkadang impian tidak seindah kenyataan. Dalam kegiatan pembejalaran jarak jauh proses pembelajaran terjadi melalui media internet dengan berbagai jenis platform belajar seperti google classroom, edmodo, zenius, rumah belajar, quiper, whatshapp dan sebagainya. Pembelajaran jarak jauh tidak semulus pembelajaran tatap muka, sebab dipengaruhi oleh beberapa hal seperti, jaringan internet, kuota, smarphone, gadget, laptop dan listrik yang sering padam. Selain media tersebut, juga tidak kalah penting adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar anak, kemauan dan fokus anak untuk belajar daring serta dukungan lingkungan sekitar.

Sebagai contoh, ada murid yang sedang semangat belajar daring, tetapi lampu mendadak padam, sinyal hilang dan dia tidak bisa mengikuti pembelajaran dan terlambat mengumpulkan tugas. Ada yang disebabkan membantu orang tua bekerja sehingga lalai akan tugas belajar. Ada yang dipengaruhi oleh teman untuk bermain sehingga malas belajar. Termasuk juga kekurangan buku paket/sumber, sehingga murid harus mencari materi di google, kalau jaringan atau paket internet habis maka murid tidak bisa melanjutkan pembelajaran.

Selain kendala tersebut bisa jadi murid tidak membuat tugas dengan baik karena kurang paham dengan materi tetapi malu untuk bertanya, atau saat mereka ingin mengirimkan tugas tapi batas waktunya sudah habis dan mereka takut untuk menyerahkannya. Hal yang tak kalah penting adalah peran orang tua, ada orang tua yang selalu mengingatkan tugas anaknya untuk belajar dan ada yang kurang peduli karena sibuk bekerja. Berbagai faktor internal dan ekternal bisa menjadi penyebab menurunnya motivasi murid dalam belajar.

Dalam hal ini, terkadang saya sering lupa berempati dan memberikan kepercayaan pada mereka, malah menyalahkan murid yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Seharusnya sebelum menyalah murid, saya menanyakan atau mencari informasi tentang masalah yang mereka hadapi. Bukan langsung menghukum atau memberikan lebel yang kurang baik tanpa mencari tahu penyebabnya.

Oleh karena itu, guru sebagai garda terdepan mewujudkan insan cendikia harus mau, mampu dan berani melakukan berbagai uji coba untuk mengatasi kondisi tersebut. Guru harus menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi murid, sehingga pembelajaran jarak jauh atau daring terasa menyenangkan. Namun untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah, guru harus mau belajar dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Media dan metode yang monoton akan membuat murid cepat bosan dan enggan mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sikap mereka dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas. Diawal pembelajaran jarak jauh, murid masih semangat mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas. Tetapi seiring berjalannnya waktu murid mulai bosan dengan media dan metode yang sama, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Disinilah inisiatif dan kreatif sangat dibutuhkan dari diri guru.

Seperti yang saya lakukan, materi dan tugas yang saya siapkan dalam bentuk tulisan (word, PDF dan power point). Saya beranggapan materi dalam bentuk tulisan lebih mudah dipahami atau dibaca dan tidak terlalu membutuhkan sinyal yang kuat untuk mengunduhnya. Begitu juga dengan tugas yang saya berikan pada murid, dalam bentuk laporan yang diketik kemudian di kirim ke Google Classroom. Pada awalnya mereka semangat mengerjakannya hal ini dilihat dari kecepatan dan ketepatan mereka mengumpulkan tugas. Tugas berikutnya dalam bentuk laporan hasil wawancara dengan orang tua. Pada tugas ini murid banyak yang terlambat mengumpulkan tugas dengan berbagai alasan. Begitu selanjutnya, mulai enggan mengumpulkan tugas cepat dan tepat.

Akhirnya saya coba buat video pembelajaran dan meminta mereka juga membuat tugas dalam bentuk video. Ternyata mereka senang dan semangat membuat video seperti itu. Tapi tentu saja tidak selalu tugas dalam bentuk video, saya juga variasikan dalam bentuk kanvas, poster dan laporan. Kreativitas dan keaktivan mereka mulai muncul dan berkembanga. Apalagi saya memberikan kelonggaran waktu untuk mereka mengerjakan tugas, sehingga mereka merasa nyaman.

Dalam kegiatan WIT 2020 selalu ada refleksi setelah serangkaian kegiatan dilakukan, saya coba juga hal ini di kelas. Setelah materi dan tugas disampaikan, maka pada pertemuan berikutnya saya akan melakukan refleksi bersama murid tentang kegiatan sebelumnya dan saya juga menanyakan bentuk tugas yang paling menyenangkan. Jawaban mereka adalah membuat video, mungkin sesuai dengan kebiasaan dan usia mereka yang sangat dekat dan akrab dengan handphone atau smarphone, sehingga tugas yang berkaitan dengan benda ini juga mereka senangi. Respon positif yang mereka berikan mampu memotivasi saya untuk lebih semangat membuat video pembelajaran sebagai media ajar.

Namun semangat saja tidak cukup, harus ada kompetensi tentang hal ini. Bersama WIT 2020 saya belajar menemukannya, pertama dimulai dari empati terhadap murid yaitu mengetahui apa yang mereka inginkan dan rasakan. Kedua mengamati apa yang mereka lalukan dan bagaimana interaksi mereka dengan teman dan guru. Ketiga membicarakan apa yang mereka kerjakan di kelas saat ada guru dan tidak ada guru. Keempat mendengarkan apa yang mereka rasakan jika guru tidak ada di kelas. Selain itu, sebagai guru kita juga perlu mengetahui apa kecemasan dan harapan mereka dalam belajar, misalnya mereka cemas jika tugas tidak selesai tepat waktu atau tugas yang dibuat tidak bagus, bagaimana harapan mereka tentang belajar, guru dan masa depannya. Setelah informasi tentang hal ini didapatkan, maka perlu disusun kegiatan pembelajaran dengan media yang sesuai.

Video pertama yang saya buat sangat sederhana, sebab saya hanya berfikir yang penting materi sampai ke murid. Namun kemudian saya mencoba mengembangkan dengan memperbanyak gambar supaya murid tidak bosan. Menurut saya pembelajaran yang menarik juga dimulai dari video pembelajaran yang menarik. Jika murid sudah tertarik dengan videonya maka cenderung mereka juga tertarik mengikuti pembelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui jika video yang saya buat sudah mencapai tujuan pembelajaran dan menyenangkan, saya membagikannya ke grup MGMP Sosiologi yang saya ampu. Saya juga meminta masukan dan komentar teman-teman dan pada umumnya mereka suka, senang dan ada yang menggunakan di kelas mereka. Menurut mereka video tersebut dapat membantu kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan.

Dengan berbekal informasi dan proses belajar dari WIT 2020, saya mencoba membuat media ajar dalam bentuk video yang mudah dan disenangi oleh murid. Kemudian saya juga menugaskan murid untuk membuat tugas dalam bentuk video. Dengan membuat tugas video murid semakin memahami materi yang saya ajarkan dan semakin meningkatkan kreativitas mereka. Video pembelajaran yang saya buat juga digunakan oleh teman-teman lain yang semapel. Video yang dibuat murid nanti bisa dijadikan contoh video pembelajaran bagi murid pada tahun berikutnya.

Hal yang paling membuat saya senang dengan video pembelajaran ini adalah materi yang saya susun dan buat sendiri menyenangkan bagi murid, tercapai tujuan pembelajaran dan bermanfaat bagi teman-teman semapel dengan saya.

Dari kegiatan yang telah saya lakukan, saya mencoba merenung. Ketika murid enggan belajar, malas mengerjakan tugas, tidak peduli dengan apa yang disampaikan guru, belum tentu murid yang salah, mungkin gurulah penyebabnya. Sebab, tidak selamanya metode dan media yang saya ajarkan menyenangkan bagi murid, maka perlu menyadari kekurangan diri untuk menjadi guru yang kreativ, inovatif, menginspirasi dan berempati.

Saya ingin mengutip kalimat William Ar-Thur, “Guru biasa mengatakan, guru baik menjelaskan, guru superior menunjukkan dan guru hebat menginspirasi”.

Mari menjadi guru merdeka belajar, belajar merdeka bersama Wardah Inspiring Teacher 2020. Menginspirasi untuk negeri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post