temaram senja
Marliza.M.Pd
Tagursiana.183#
Mentari beranjak lalu menghilang
Cahayanya redup,
hanya sedikit sinar merah di ufuk barat
bulan masih enggan tuk menyapa
senja yang temaram
sang bintang juga tak sudi
berkunjung malam itu
derap rindu yang berkelabat pada rongga hatiku
serasa ingin ku pagut seruan malam
agar sunyinya tak mengusik deras pada relung hatiku
Ku telan ludah terasa pahit bak empedu
Kau berlalu, tinggalkan duka yang menganga
Aku tahu ini berat bagiku
Tapi aku tak perlu bimbang ataupun ragu
Akan datang saatnya nanti
Mentari akan berseri
Rembulan akan bersinar lagi
Seiring datangnya jiwa yang suci
Duhai kekasihku.
Baitijannati. 02.10.2021****,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Mks pak Dede .salam sukses ya pak.
Duhai kekasihku, dimana kau kini. Keren dan menyentuh kalbu. Salam sehat dan sukses selalu bu cantik
Hehe. Mks budequ syantik. Salam sehat dan sukses sukses selalu.
Indah sekali puisinya bunda. Salam sukses selalu!
Mks bu Kharirotus sakdiyah suport dan kunjungannya. Salam sukses buat bunda