Biarkan Dia Belajar
Kulihat seorang ibu yang masih muda tergopoh-gopoh menghampiri meja guru piket, membawa tas kresek.
“ Pagi Bu.., maaf saya mau mengantar buku dan bekal anak saya, tadi ketinggalan ,”
“ O ya Bu, untuk Ananda siapa ya?” tanya Bu Anik sambil mempersilahkan wali siswa tadi duduk.
Beliau pun menyebut nama dan kelas anaknya. Setelah itu berpamitan pulang dan tak lupa mengucapkan terima kasih.
“ Wah Ibunya sangat sayang ya, sampai-sampai bekal ketinggalan saja disusulkan,” komentar Mbak Mia, guru yang paling muda di tempatku.
“ Benarkah Bunda ? Apakah menyusulkan barang tanda kasih sayang ?
Atas nama cinta dan kasih sayang, masih banyak para orang tua yang menyusulkan buku ataupun benda anak yang tertinggal ke sekolah. Sebenarnya tidak perlu demikian. Mengapa ? Memang tampak sepele hanya mengantarkan barang, namun bayangkan dampak yang mungkin akan timbul bila dibiarkan terus menerus. Hari ini tertinggal disusulkan, besok bisa jadi ada lagi yang tertinggal, apakah juga akan disusulkan? Iya kalau sempat menyusulkan bagaimana bila suatu saat tidak bisa ?
Hal kecil namun dampaknya sangat besar untuk perkembangan karakter anak. Biarkan anak untuk belajar memahami sebab akibat. Biarkan anak berlatih menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Sesungguhnya ketika barang yang tertinggal diantarkan, anak justru menjadi lemah, manja dan tidak mandiri . Dia menjadi kurang hati-hati dan teliti. Bisa-bisa dia berpikiran toh nanti pasti diantar kalau ketinggalan. Nah lho….Akibatnya justru sangat merugikan bagi si anak itu sendiri. Menjadi orang yang seenaknya, selalu berharap bantuan orang lain. Padahal kita tidak mesti bisa mendampinginya terus menerus bukan?
Alasan khawatir bila dimarahi, dan kasihan sangat tidak tepat. Setiap hal akan menjadi proses pembelajaran bagi anak . Biarkan anak belajar menerima konsekuensi dari apa yang diperbuat. Ini akan menjadi pelajaran berharga baginya. Mungkin memang menyakitkan bagi si anak, ketika dimarahi tetapi tidak apa-apa toh hanya sebentar. Besok-besok dia akan lebih teliti dan tidak diulangi lagi. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan kuat .
Menyayangi anak tidak dengan menjadikannya generasi yang lemah. Biarkan dia tumbuh menjadi generasi yang kuat, mandiri dan bertanggung jawab. Sesungguhnya penanaman karakter dimulai dari hal-hal yang kecil. Janganlah kasih sayang kita justru menjadikannya generasi yang lemah. Mari Bunda..sayangi anak-anak kita dengan cara yang tepat. Ingatkan sebelum berangkat akan lebih baik daripada kita susulkan.
#edisi mengingatkan diri sendiri #
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa bu hal yang dianngap sepele ternyata mengandung dampak yang besar...sayangnya banyak orang tua yang tidak mengerti tentang mendidik kemandirian anak sejak dini.
Iya Pak..kadang rasa tak tega dan kasihan membuat kita tak berpikir jauh dampak di kemudian hari. Semoga kita bisa bijak ya Pak...makasih dah singgah..salam sehat dan sukses
Sepakat Bunda Marlupi, biarkan anak belajar sendiri. Waktu dan keadaan yang terjadi, akan membuatnya menyadari kesalahan, dan menjadikannya pelajaran untuk tak terulang kembali. Contoh nyata tertinggalnya bekal makanan merupakan bukti, bahwa masih banyak orang tua dengan dalih "kasihan" atau "tak tega", secara tak sengaja telah membuat pribadi anak terpasung dalam ketergantungan. Terimakasih atas tulisannya Bunda, jadikan pengingat dan pelajaran bagi kami, untuk mendidik dan membangun karakter mumpuni sang buah hati.
Terima kasih apresiasi yang ditulis dengan begitu indahnya Bunda Ayu'...ayo Bund karya-karyanya ditunggu untuk mewarnai rumah besar ini, kangen saya...semangat pagi mugi tansah pinaringan berkah njih Bund....
Bu Ayu tak seproduktif Bunda Marlupi, masih tertatih-tatih dalam belajar menulis. Mohon bimbingannya njih, Bunda.
Tulisan Bunda sangat bernas..kalo saya mah kepedean saja Bunda Ayu..'.. Sugeng enjang Bund
Alhamdulillah dapat ilmu lagi untuk menjadi orang tua yang bijak. Terima kasih bunda Lupi, ditunggu ilmu berikutnya. Barakallah
Belajar bersama ya Bund....saling mengingatkan Bunda Dyahni...semangat pagi, sehat n sukses ..barakallah
Banyak orang tua yang sangat tipis membedakan kasih sayang dengan disiplin Bu guru sangat jeli memperhatikan hal ini. Luar biasa. Biarkan mereka belajar. Satu kalimat yang menyiratkan kemandirian harus ditumbuhkembangkan pada diri anak. Ibarat pepatah dari kecil teranja-anja sudah besar terbawa-bawa. Penanaman karakter harus dimulai sedini mungkin. Meski terkesan "tega", namun akan ibdah pada waktunya. Jazakillah khoir sudah mengingatkan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bu Guru.
Makasih apresiasinya Bunda Rai, semoga bisa selalu belajar menjadi orang tua yang bijak ya Bund..mhn doanya...kadang ada sesuatu yang harus kita tegakan demi kebaikan mereka...sehat dan sukses untuk Bunda Rai dan keluarga...barakallah
Membentuk karakter dilakukan sejak dini, termasuk karakter tanggungjawab dan memajemen waktu. Karenanya memanjakan anak dalam kasus di atas justru membuat anak menjadi tak pandai mengatur waktu dan bertanggung jawab. Sukses selalu dan barakallah
Sepakat Bunda Vivi...kita tak boleh melemahkan generasi penerus kita dengan alasan tak tega..makasih dah disempatkan snggah, doa terbaik juga untuk Bunda Vivi dan keluarga...barakallah
Ulasan yang sangat bagus.....mudah2an banyak orang tua khususnya ibu yang membaca tulisan ini...karena karakter tanggung jawab berawal dari hal yang kecil..Semoga selalu sehat dan menginspirasi..Bsrakallah...bunda cantiqqq..
Aamiin...makasih Bunda Rini..edisi belajar jadi orang tua yang bijak, demi buah hati kita....makasih sdh singgah Bund...sehat dan sukses yaaa...barakallah
Sangat setuju bunda. Biarkan anak belajar dari kesalahannya. Memanjakan dan melayani anak dengan berlebihan justru hanya akan membuat anak menjadi manja dan tidak mandiri. Mantap bunda tulisannya. Sehat dan sukses. Barakallaah ❤
Iya Bund...anak jadi manja dan ketergantungan tinggi, padahal tak mungkin orang tua bisa terus bersama ya...sehat n sukses Bunda sholihah...barakallah
Mansyaa Allah bund, saya tergolong ibu yang kurang tegas dan terlalu lembek. Anak sering lupa membawa keperluannya kesekolah dan aku antar lagi kesekolah, semoga ini bisa dijadikan pelajaran..sukses dan sehat sll ya bund Marlupi, barakallah.
Mungkin tiap keluarga beda-beda Bund...makasih dah singgah...semangat n sukses..barakallah
Setuju, Bu. Membentuk karakter manja dan semaunya sendiri. Mksh, sudah diingatkan. Sehat dan bahagia, Bu Lupi dan keluarga...
Iyaa Jeng Fila..orang tua harus bisa membedakan kasih sayang dengan melemahkan karena tak tega.Biarkan anak-anak kita menjadi generasi yang hebat dan kuat...jangan lupa bahagia, semoga hari ini penuh berkah
Alhamdulillah...saya bukan golongan Ibu yg begitu, Bunda Marlupi. Kalo ketinggalan, mereka sendiri yang tergopoh-gopoh, karena kita semua berangkatnya bareeng. Hehehee...salam sehat dan sukses selalu. Barakallah❤
Mantaaap Bunda Oktin...semoga kita menjadi ortu yang bijak ya..terlebih bagi para Bunda yang berkarier ya...sehat n sukses slalu..barakallah
Masyaalloh, dengan materi yang sederhana mampu berkembang menjadi tulisan yang mengesankan. Benar benar super.
Makasih Bunda Fifin..penanaman karakter memang dimulai dari hal yang sederhana juga ya...saya juga kagum dengan artikel Mbak Fifin tentang label yang kadang kita stempelkan pada anak...semangat pagi, sehat dan sukses ya Bund...barakallah