Marlupi

Hidup hanya sekali, harus berarti. Kau dilahirkan Ibumu menangis, sedang orang-orang di sekitarmu tertawa ria. Bersungguh-sungguhlah dalam menempa hidupmu, agar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pisah atau Sambung ?
Pendidikan Karakter

Pisah atau Sambung ?

Hari sudah malam, gadis kecilku masih asyik belajar. Sebenarnya aku sudah mengantuk, tapi tak tega rasanya membiarkan dia sendirian. Meskipun sekolahnya full day tetapi ternyata di tempatnya masih ada pekerjaan rumah alias PR. Ini sudah menjadi kesepakatan pada waktu pertemuan dengan wali murid sehingga tidak ada yang protes. Kasihan juga sebenarnya seharian belajar di sekolah, di rumah masih mengerjakan PR.

Repotnya jadi guru, dikira semua mata pelajaran mahir. Demikian juga diriku, di mata anakku guru adalah makhluk yang super dan serba bisa. Seperti pertanyaannya malam ini. Dia sedang mengerjakan PR Bahasa Indonesia tentang penulisan pun.

“Bund, aku masih bingung, dipisah apa disambung?” tanyanya

Alamak Ibumu ini guru IPA Ndhuk...

“ Begitu ya, coba sini kita belajar bareng ya,“ jawabku.

“ Asyiik, tapi cepat ya Bund, sudah ngantuk,“

“ Oke Ndhuk, kita mulai ya. Bunda juga sudah pengen tidur, biar besok tidak kesiangan,”

Ada dua cara penulisannya yaitu dipisah dan disambung. Pertanyaannya adalah kapan harus dipisah, kapan disambung? Pun dipisah bila mengandung arti atau makna khusus, seperti arti atau makna-makna berikut.

a. Mempunyai arti menyangatkan

1. Sedikit pun saya tak menyangka Anda akan pergi.

2. Sekecil pun tak ada niatku untuk meninggalkanmu.

b. Mempunyai arti juga

1. Bila Riski tidak datang, aku pun tidak datang.

2. Bersikaplah ramah, agar teman pun bertambah.

c. Mempunyai arti walaupun sekali atau meskipun sekali

1. Sekali pun aku belum pernah makan buah langsep.

2. Sekali pun aku belum pernah ke rumahnya.

“Intinya penulisan pun dipisah apabila mempunyai arti menyangatkan juga walaupun sekali , mudah diingat kan?”

“ O, iya ya Bund, menyangatkan juga walaupun sekali, makasih Bund,”

“ Bentar, tapi ada beberapa kata yang penulisan pun harus disambung , seperti kata-kata berikut ini:

1. adapun

2. andaipun

3. ataupun

4. bagaimanapun

5. biarpun

6. kalaupun

7. kendatipun

8. maupun

9. meskipun

10. sekalipun

11. sungguhpun

12. walaupun

“ Banyaknya, ntar kalau lupa gimana?” tanyanya sambil menutup mulutnya yang mulai menguap.

“ Biar tak lupa besok ditulis lalu ditempel di buku ya, sekarang sudah malam, berkemas yuuk,“

Terima kasih Ndhuk, sebenarnya Ibu juga belum paham, namun karena pertanyaanmu, akhirnya harus belajar. Nanti akan kutanyakan pada ahlinya ya ( janjiku dalam hati ).

#Edisibelajarmenulis#15012019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren tulisan ini, tidak mengejar ribuan pembaca

16 Jan
Balas

Terima kasih motivasinya Mas Eko...sehat selalu, barakallah

16 Jan

Ilmu lagi, ilmu lagi. Terimakasih, Bunda Marlupi. Guru memang tak lepas dari julukan raja ilmu, harus banyak tahu dan tahu banyak. Saya pun ikut belajar dari ratu ilmu gurusiana ini. Sukses, Bunda.

16 Jan
Balas

Terima kasih Bunda Ayu'...saya juga senang berada di blog yang hebat ini, bisa belajar dan bertemu para sahabat, di antaranya Bunda Ayu' yang ayu...semangat pagi, sehat dan sukses ya Bund...barakallah

16 Jan

Alhamdulillah, gegara PR sang buah hati, akhirnya Bunda pun dapatkan ilmu. Semakin membawa keberkahan karena ternyata si Bunda berbagi ilmunya di gurusiana. Jazakillah khoir untuk ilmunya, Bu Guru. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

16 Jan
Balas

Alhamdulillah...pembelajaran dari anak-anak Bund...terima kasih sudah singgah, semoga selalu sehat ya Bund...barakallah

16 Jan

Subhanallah, pemberian ilmu tak terasa dikenas apik dalam cerita si kecil. Sukses selalu dan barakallah

16 Jan
Balas

Terima kasih Bunda Vivi...semangat pagi, semoga selalu sehat..barakallah

16 Jan

Belajar dari anak ya Bun....Inspirasi pagi yang renyah....Semoga selalu sehat dan menginspirasi adik cantiikkk.. Barakallah...

16 Jan
Balas

Tepat Kak...disadari atau tidak, terkadang anaklah yang membuat kita harus mau belajar..hehehe...semangat pagi Kakak cantiik...sehat n sukses..barakallah

16 Jan

Inspiratif

16 Jan
Balas

Terima kasih Kakak.....semangat pagi semoga hari ini indah, barakallah

16 Jan

Ayo belajar terus meskipun sudah tua.sedikit pun aku tidak akan memya-nyiakn waktu.terima kasih atas ilmunya.Barakillah Ibi

17 Jan
Balas

Terima kasih Bapak, konon katanya belajar tidak mengenal batas usia..sehat selalu Bapak, barakallah

19 Jan

Terima kasih Bunda sudah mengingatkan.

16 Jan
Balas

Terima kasih juga sudah singgah Pak..sukses selalu..barakallah

16 Jan

Oke bunda... meski akupun tak begitu paham apa aku pun tak begitu paham ya Bun...yang mana nih yang benar?... sukses selalu bunda

16 Jan
Balas

Menurut saya yang benar " aku pun " Bund, karena berarti juga, " aku juga " .... Terima kasih doanya Bund..sehat selalu..Barakallah

16 Jan



search

New Post