Marlupi

Hidup hanya sekali, harus berarti. Kau dilahirkan Ibumu menangis, sedang orang-orang di sekitarmu tertawa ria. Bersungguh-sungguhlah dalam menempa hidupmu, agar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Secangkir Kopi Pahit

Secangkir Kopi Pahit

Tantangan Menulis Hari ke-46

#tantangangurusiana

"Jum, koq kopinya pahit sekali? Lupa tak dikasih gula ya?" seru Kang Karyo sambil mengernyitkan dahinya.

"Masa sih Kang, perasaan sudah kuberi gula," Jum mengambil sendok dan mencicipi kopi buatannya pagi itu.

"Mmmm pahit dikit aja koq Kang, coba minumnya sambil liatin aku, ntar pasti jadi manis," goda Jum pada suaminya.

"Oh iya, lupa aku Jum,huft..." Kang Karyo mencubit pipi istrinya yang tembem kayak bakpao.

"Ingat ga Kang, dulu kan pernah bilang, kopi itu tak harus selalu manis, ada kalanya pahit seperti hari ini. Sejak virus corona melanda apa-apa naik Kang. Harga gula juga melambung. Mungkin banyak yang nimbun ya Kang?”

"Bisa jadi Jum. Pahit dikit ngga apa-apalah. Kalau pakai gula terus bisa diabetes.”

"Hehehhehe...emang diabetes karena terlalu banyak minum manis Kang?"

"Ya tidak juga sih," jawab Kang Karyo sambil minum kopinya sedikit demi sedikit.

Diambilnya pisang goreng buatan istri tercinta. Kebetulan minggu kemarin pisang tetangga depan rumah dipanen. Mereka dapat bagian satu lirang. Lumayan setelah masak bisa buat camilan. Minum kopi, pisang goreng sambil menikmati rinai yang tak kunjung henti.

"Jadi tambah gula tidak Kang?" tanya Jum.

"Tak usahlah Jum, makan pisang jadi ga terasa pahitnya. Sesekali kita juga harus merasakan pahit Jum, agar tahu rasa manis. Coba kalau manis terus pasti juga jenuh. Seperti hidup kita. Tidak selamanya manis. Nikmati saja. Tak perlu juga panik dengan kabar terkini. Waspada harus, tetapi panik jangan!

“Iya Kang. Serem juga mengikuti perkembangan berita. Pasien yang terpapar corona makin banyak. Sekolah-sekolah mulai diliburkan. Harga-harga kebutuhan pokok pun mulai merangkak,” jawab Yu Jum.

“Mudah-mudahan semuanya mandali, aman terkendali. Perbanyak zikir dan mendekatkan diri pada-Nya, karena kita tak pernah tahu apa dan bagaimana covid-19 berada,” tamah Kang Karyo.

“Iya Kang. Pola makan juga harus berubah lho! Perbanyak makan buah dan sayur, meskipun hanya buah pepaya ya. Supaya tubuh tetap fit dan sehat,”

“Pinter... !Aku selalu percaya pada ibu negara dan menteri keuanganku. Pasti tak mengecewakan. Berapa pun uangnya kebutuhan tetap terpenuhi,”

"Punya menteri koq ngga pernah digaji," jawab Jum cemberut.

"Kan semua sudah kuserahkan padamu, ya ambil sendiri gajimu,"

Keduanya pun tertawa lepas. Bahagia itu sederhana. Berapa pun yang kita dapat, bila kita bijak mengatur dan menyikapinya inshaallah berkah untuk semua. Semangat pagi, mari ngopi...!

Rumahku, 17 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seperti rasa kopi,hidup juga ada pahit dan manisnya ya bu

18 Mar
Balas



search

New Post