Mendung hitam menyelimuti negeri ini. Tidak hanya karena virus covid-19 yang menjadi momok, tetapi berita duka dari Presiden Jokowi. Innalillahi wa innaillaihi rojiun.Telah berpulang Ibunda Bapak Presiden, Ibu Sudjiatmi Notomiharjo dalam usia 77 tahun. Dilansir dari kompas.com, Ibu Sudjiatmi yang akrab dipanggil Eyang oleh beberapa menteri ini meninggal Rabu sore pukul 16.45 WIB di Solo.

Kehilangan seorang ibu tentu bukanlah hal yang ringan. Takdir tak pernah menawarkan , saat dia datang, tak ada satu pun bisa menolak dan berlari darinya. Meski dalam situasi dan kondisi negara seperti ini pun takdir tetap terjadi. Ketika waktu telah terhenti, dan perjalanan di dunia sudah usai, tak ada tawar menawar untuk pulang. Dan sesungguhnya kita semua pun akan kembali kepada-Nya. Sungguh terasa begitu berat, di tengah gencar-gencarnya gerakan social distancing. Hal yang tidak mudah bagi seorang presiden. Namun demikian Presiden tercinta sungguh luar biasa. Dengan ketegaran hatinya, kepentingan masyarakat dan bangsa yang telah diembannya tetap dijunjung tinggi. Beliau tetap memerintahkan para menteri untuk tetap menjalankan tugasnya. Kepasrahan dan keikhlasan hati Bapak Jokowi, menjadi pembelajaran bagi kita semua. Sungguh semua sudah tertuliskan dalam firman-Nya.

“ Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah, dan kepada-Nyalah kita semua pasti akan kembali “

Hati siapa tak akan teriris. Kewajiban sesama muslim ketika saudaranya meninggal pun tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Semua penuh keterbatasan. Doa benar-benar menjadi teman yang bijak di saat-saat seperti ini. Bangsa ini berduka, dan hanya kepada-Nyalah kita mengadukan semua. Berkat perjuangan Ibunda Sudjiatmilah Bapak Jokowi menjadi sosok yang luar biasa. Tentu begitu banyak jasa seorang ibu dalam membersamai Bapak Presiden. Tak terhitung jasa dan pengorbanannya.

Selamat jalan Ibu Sudjiatmi Notomiharjo. Selamat jalan Ibunda Presiden. Semoga Allah swt mengampuni segala dosa, menerima amal ibadah dan kebaikan Ibu. Menempatkan Ibu di tempat terindah di sisi-Nya. Meski raga ini hanya bisa mengantarmu dari jauh, tapi berjuta-juta doa dari seluruh pelosok negeri mengantar kepergianmu menghadap Sang Pencipta.

Banguntapan, 26 Maret 2020