Marlupi

Hidup hanya sekali, harus berarti. Kau dilahirkan Ibumu menangis, sedang orang-orang di sekitarmu tertawa ria. Bersungguh-sungguhlah dalam menempa hidupmu, agar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Teruslah Menulis Jum!
makeitation

Teruslah Menulis Jum!

“Belum selesai Jum?” tanya Kang Karyo pada istrinya yang masih asik tak tik tuk dengan laptopnya.

“Belum Kang, tanggung nih, sedikit lagi,” jawab Yu Jum sambil terus mengetik.

Ya, mood Yu Jum untuk menulis baru bagus-bagusnya. Kata-kata mengalir begitu deras, sehingga kalimat demi kalimat tersusun begitu cepat. Aji mumpung lagi mood pun Yu Jum gunakan dengan baik. Tanpa disadarinya jam sudah menunjukkan hampir tengah malam.

“Jum, sudah malam!” suara Kang Karyo yang agak tinggi mengejutkannya.

“Iya Kang, sudah koq,” Jum menoleh ke arah suaminya.

Tanpa ba bi bu Yu Jum langsung menutup laptopnya. Walaupun sedang ingin menulis, tetapi mendengar Kang Karyo yang bersuara agak tinggi Jum takut juga. Dia paling tahu, suaminya itu termasuk orang yang jarang marah. Kalau samapai bersuara agak tinggi berarti dia tidak suka. Daripada terjadi perang dunia ketiga alias salah paham mending langsung matikan saja laptopnya pikir Jum. Segera disusulnya Kang Karyo ke kamar. Suaminya tampak sudah tertidur. Jum segera mematikan lampu dan merebahkan dirinya.

Mata sudah dipejamkan rapat-rapat, tapi pikiran Jum masih mengembara jauh ke mana-mana. Menembus dinding kamar, keluar dan berjalan-jalan dalam gelapnya malam. Apakah salah kalau aku menulis? Ah tentu tidak. Terus mengapa Kang Karyo tampak tak suka. Beberapa hari ini dia menunjukkan sikap tak suka kalau melihat Jum menulis. Apa ya yang keliru? Bukankah Kang Karyo adalah orang pertama yang selalu mendorong Jum untuk menulis ? Jum masih berusaha mengotak-atik sikap suaminya itu. Something wrong, pikir Yu Jum sok keinggris-inggrisan.

“Menulis boleh saja Jum, aku tak pernah melarangmu. Aku takut kamu kelelahan, ujung-ujungnya masuk angin, atau marah-marah. Anak kita juga butuh kau ajari. Aku ingin kau bisa mengatur waktu Jum. Jangan salah paham ya,”

Suara begitu lembut itu terdengar di telinga Jum. Suara yang selalu menyejukkan hatinya. Siapa lagi kalau bukan suara belahan jiwanya. Segera Jum berbalik.

“Iya Kang, terima kasih sudah mau mengerti. Aku akan mengatur waktu dengan lebih baik, luv you,”

Kasus Jum mungkin sering dijumpai beberapa wanita yang suka menulis. Wanita harus pandai mengatur dan memilih waktu yang tepat untuk menulis ( sebenarnya sih tak cuma wanita ya, kayaknya semua ). Banyak tanggung jawab dan tugas wanita sebagai ibu rumah tangga. Agar semua bisa berjalan seimbang, tanpa ada yang merasa tersakiti, maka dia harus bisa mengatur waktu. Sejak saat itu Jum selalu berusaha untuk mencari waktu yang tepat dalam menulis. Keluarga dan tugas utama tak boleh terabaikan. Jum memilih untuk menulis ketika menjelang subuh, dan di waktu senggang saja. Tiap orang tentu waktunya berbeda-beda. Bebas-bebas saja kapan mau menulis, yang terpenting tidak mengambil hak orang-orang di sekitar kita. Terlebih orang-orang yang sangat mencintai diri kita. Atur waktumu, dan teruslah menulis Jum!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah,bacaan ringan ...berbobot,dan sering dialami..makasih MB.upik

06 Mar
Balas

Sama-sama Mbak Binta... Sehat n sukses ya ...

06 Mar

Kalau sudah asyik dengan pekerjaan yg kita suka... Memang lupa waktu ya dik..... Sehat semangat sll...

06 Mar
Balas



search

New Post