Sore ini rasanya pingin sekali minum yang hangat-hangat dan manis. Apa karena efek dari cuaca dingin dan tugas rumah yang sedikit ekstra dari biasanya ya, sehingga perlu asupan energi untuk memulihkan stamina. Minum teh aja lah bathin ku. Tetapi ketika akan mengambil teh, netra ini malah memindai bubuk kopi. Boleh juga nih, baru melihatnya saja sudah terbayang aroma dari seduhan dan kenikmatannya, hmmm ....

"Jangan minum kopi mii ... nti kembung", pak su yang kebetulan melintas mencoba untuk mengingatkan. Bener juga siih, tiba-tiba short therm memori menayangkan kembali bagaimana penderitaan ketika perut seakan membesar dan ber irama dug ..dug ketika di tabuh atau mendadak insomania setelah beberapa saat menikmati sihitam manis ini.

Tapii .. sudah terlanjur, aromanya pun sudah menari-nari, menggelitik hasrat di jiwa tuk segera menikmatinya. Ya udah, abaikan aj dulu. Semoga kali ini bisa berdamai dengan kondisi badan.

Ughh...Ehhgrrr ...

"Kenapa perutnya mii..." paksu bertanya dengan intonasi suara sedikit meninggi. Waduuhh ... ternyata si hitam manis, minuman berkhasiat dan berenergi yang pertama kali ditemukan oleh bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu dan telah menjadi salah satu minuman paling populer di dunia serta di konsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat ini memang belum bisa untuk di ajak berdamai dengan kondisi tubuhku.

Baru hitungan menit saja, efeknya sudah berasa. Kalau dah begini, mau gimana lagi...

Selamat menikmati sajalah Marni ....

Pekanbaru, 06 Maret 2021