Marni Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara si Kaka, Gadget dan Buku
Kaka Kent yang Suka Baca

Antara si Kaka, Gadget dan Buku

"Ibunya suka baca, penggerak GLS di sekolah dan lingkungan sekitar, kalau anaknya bagaimana?"

"Kok kayaknya asyik banget dengan gadgetnya?"

Pertanyaan itu kerap muncul dari rekan-rekan guru atau bahkan mungkin dari siswa saya di SMAN 1 Subang setiap saya mengajak anak pertama saya si Kaka Kent ke sekolah. Nampaknya memang anak sulung saya itu suka banget gadget dan memang saya tidak melarang di "SESEKALI" catat ya, "SESEKALI" main games di gadgetnya. Bahkan, saya dan suami memang menghadiahkan satu gadget khusus untuk dia main games dengan sejumlah persyaratan:

1. Saya tidak menyediakan SIM CARD di gadgetnya.

Saya harus memastikan bahwa si Kaka Kent tidak terlalu mudah mengakses internet dan ikut bermain game

online. Saya mendapati bahwa akses internet yang didapat saat hp memiliki SIM CARD terlalu longgar diberikan kepada anak ternyata berdampak hal-hal yang kurang bagus. Salah satunya adalah kurangnya kontrol orangtua terhadap konten yang bisa diakses anak apalagi saat orangtua juga tidak bisa sepenuhnya mengawasi apa saja yang bisa dilihat maupun didownload anak. Sejumlah konten dewasa atau bermuatan kekerasan sangat rawan menyusup dengan nama-nama yang yang menarik, berkesan anak-anak namun ternyata jauh dari yang dibayangkan oleh kita orang tua. Jadi kalau si kaka Kent ingin mendowload gambar atau games, maka dia hanya akan mengandalkan wifi di sekolah yang hanya bisa diakses diarea tertentu. Area tersebut adalah area terbuka dimana siapapun akan dengan mudah mengetahui si kaka mendowload apa dan bagaimana. Ibaratnya, saya titip mata dan tangan saya ke rekan-rekan guru maupun siswa disekolah untuk sama-sama menjaga si Kaka Kent untuk tetap sehat berinternet.

2. Sayapun pasang sejumlah pengaturan di gadgetnya dimana dia hanya bisa memainkan sejumlah permainan yang aman dan mendidik untuk anak seusianya. ketika misalkan si Kaka Kent ingin mengganti games baru, maka selalu dia akan mengkosultasikan ke saya atau ayahnya terlebih dahulu. Sejumlah argumen harus dia persiapkan sehingga keinginannya bisa diiyakan oleh kami, misalnya saya akan tanya bagaimana spesifikasi game yang akan dia instal, berapa usia minimal yang disyaratkan untuk games tersebut dan sejumlah pertanyaan mendasar lainnya. Saya dan suami tidak hanya mendidik anak untuk bertanggung jawab namun juga mengajarkan si Kaka untuk paham dengan keputusan yang akan diambilnya. Begitu dia mengetahui bahwa games menarik yang akan dia instal ternyata untuk usia diatas 7 tahun maka biasanya dia sendiri yang akan mengurungkan niatnya.

3. Main gadget hanya satu sampai dua jam disaat si kaka kent pulang sekolah pukul 2 siang dan harus menunggu bundanya pulang sekolah di pukul 15.30. Setelah itu....? Gadget sudah tidak lagi boleh dimainkan saat kami sudah sampai rumah.

Maka begitu sampai rumah, sesuai kesepakatan bersama. Rumah adalah waktunya untuk keluarga, waktunya makan bersama, mengobrol, belajar bersama dan membaca buku.

Sudah satu bulan ini, kami memutuskan untuk tidak lagi ada TV dalam keluarga kami. Sebagai gantinya, saya menyediakan sejumlah buku yang disesuaikan dengan usia dan kesenangan anak-anak dirumah. Untuk si Kaka Kent, karena dia suka cerita yang bergambar, seri-seri petualangan maka buku-buku tersebutlah yang saya siapkan di kamar dan meja ruang keluarga.

Saya tidak lagi memaksa dia membaca buku, saat dia melihat bundanya memegang buku, maka diapun mengambil salah satu buku tersebut dan dengan khusunya membaca disamping saya.

Sesekali saya meminta si Kaka Kent untuk bercerita tentang buku yang sudah dibacanya. Sejumlah keseruan muncul saat adik-adiknya juga ikut serta minta dibacakan buku oleh kakaknya.

Ternyata, buku masih menjadi pilihan yang mengasyikan untuk dilakukan di rumah bahkan oleh anak usia si Kaka Kent yang belum genap 8 tahun. Satu hari satu buku adalah keasyikan tersendiri untuk si Kaka.

Nampak belum ideal kalau dilihat dari sejumlah sudut pandang yang kemungkinan besar berbeda. Namun, saya meyakini, bahwa anak-anak kita adalah pemilik masa depan dimana masa depan yang akan mereka hadapai adalah masa depan yang penuh dengan obrolan dan pengetahuan tentang gadget dan tekhnologi. Dengan memberikan sejumlah waktu mereka dengan gadget, saya sedang berupaya untuk si Kaka kent, anak saya, tidak kuper dengan apa yag sedang "happening" sekarang dan usianya.

Membaca adalah jantungnya pendidikan, maka buku adalah sebaik-baiknya sumber pengetahuan. Membiasakan anak membaca akan membentuk karakter positif dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Kedepan, saya akan mempersiapakan si Kaka Kent, anak saya untuk membaca dengan gadgetnya. Insya Allah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Welcome to gurusiana, B Marni ....

13 Mar
Balas

Sami say, saya juga msh lelengkahalu. Hehehe ....

14 Mar
Balas

Teteh.......hatur nuhun. Jadi malu ah ada masternya ikut berkomentar. Teh, ajarin aku yang masih unyu-unyu ini di dunia menulis y.

13 Mar
Balas

wah ojan serius amat, kalo mau belajar gadget sini ama om obi, hehe

14 Mar
Balas



search

New Post