Marni Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bu Guru Berguru di Negeri KangGuru (Edisi “Kartu Sakti” Transportasi Publik di Adelaide)

Bu Guru Berguru di Negeri KangGuru (Edisi “Kartu Sakti” Transportasi Publik di Adelaide)

Sejak jaman SMP, SMA hingga kuliah dan bahkan sampai beberapa tahun kebelakang, saya termasuk “angkoters”, manusia yang cinta mati sama angkot alias angkutan umum (catat, bukan sama mang sopir angkot ya). Alasan utamanya adalah karena saat itu satu-satunya moda transportasi yang bisa diakses dengan mudah dan murah meriah oleh saya yang berkantong cekak ya cuma angkot dan sejenisnya. Kalau perjalanan dari rumah ke tempat tujuan ternyata jauh, biasanya saya akan berganti beberapa jenis angkot yang berbeda. Jadi bisa saja dalam satu kali perjalanan saya bisa berganti jenis angkot, dari bajaj atau ojek pangkalan yang bisa selap-selip di gang sempit, lalu dilanjut kopaja dan kemudian metromini. Bayangkan berapa kali saya berganti jenis angkut seperti juga sama saat membayarnya. Ibaratnya sedikit demi sedikit lama-lama yang tadinya ngirit akhirnya kebobolan juga khan. Hiks….

Sayangnya, “as everybody knows” suasana angkot dari dulu sampai sekarang sepertinya tidak banyak berubah. Dari yang tidak mau berangkat sebelum bangku angkot terisi penuh hingga keharusan “ngetem” tanpa batas waktu karena cuma bisa disesuaikan dengan mood mang sopir angkot. Yang paling “menghinakan” adalah kalau tiba-tiba harus diberhentikan ditengah perjalanan gegara kita satu-satunya penumpang yang menurut mang angkot gak guna juga kalau dianter sampai di tempat (gleeek….sedih banget deh). Alhasil, saya rada hafal luar kepala modus-modus angkutan umum di Indonesia wa bil khusus di kota kecil saya tinggal sekarang. Karenanya saya banyak menghayal seandainya-seandainya saat di angkot. Salah satu hayalan tingkat tinggi saya adalah seandainya mang angkotnya seganteng Benedict Cumberbatch (pemeran utama serial Sherlock Holmes) atau semacho Bruce Willis, sehingga selama apapun angkot ngetem hati saya bisa terobati dengan memandang mang angkot dari kaca spion…..ups…aih… romantis ga sih???.(Ah, sudahlah #sambil kibas rambut)

Saat Pre Departure Training, kami sudah diingatkan oleh para alumni tahun-tahun sebelumnya yang sebenarnya sih lebih tepat diperingatkan agar tidak manja saat di Adelaide nanti. Katanya, HF akan cuma satu kali mengantarkan kami dari rumah HF ke sekolah tempat kami melakukan observasi. Setelahnya….??? Karena kami dianggap sudah dewasa maka diberikan kebebasan untuk melakukan perjalanan sendiri dengan moda transportasi publik di Adelaide. Pada saat itu saya fikir ya sudahlah, toh nanti khan ada Google Maps dan GPS yang bisa jadi penolong kita saat tersesat. Dan lagi, sudah dibekali juga nomor-nomor yang bisa dihubungi saat-saat genting yang sebenarnya akan seperti noda memalukan dalam hidup saya kalau ada ceritanya sampai saya menghubungi salah satu nomor tersebut hanya untuk menyampaikan kalau saya lagi tersesat, ooooh NOOOO!!! (Maaf ya pak Tomi dan bu Rini…he..he…)

Satu hal yang paling mendasar kenapa Adelaide terpilih sebagai tempat untuk dikunjungi oleh para guru dalam program Teacher Proffesional Development selain karena memiliki kualitas pendidikan yang layak dijadikan Best Practice adalah karena Adelaide menurut Lonely Planet dinobatan sebagai kota ternyaman nomor 9 sedunia di tahun 2014 dan bahkan pada tahun 2017 ini dinobatkan sebagai kota nomor 5 yang paling layak dikunjungi di dunia. Sepertinya salah satu indikator keberhasilan dari prestasi yang diraih adalah karena moda transportasi yang ditawarkan betul-betul layak untuk ditiru dan mudah-mudahan bisa diterapkan di Indonesia.

Kebijakan transportasi publik di Adelaide diatur oleh lembaga pemerintah bernama Department for Transport, Energi and Infrastructure. Dalam department ini ada divisi transportasi publik yang bertanggung jawab terhadap tata kelola transportasi publik di adelaide yang dikenal dengan nama Adelaide Metro (AM). Dalam penyediaan layanan transportasi publik, AM memiliki beberapa mitra seperti Trans Adelaide yakni lembaga yang menyediakan layanan kereta dan trem; Torrens Transit yang menyediakan layanan bis di jalur lingkar Timur dan Barat; South Link yang menyediakan layanan bis ke arah jalur lingkar Utara dan Selatan; serta Transit Plus yang menyediakan layanan bis ke daerah perbukitan dan sekitarnya. Para mitra ini dikontrak untuk memberikan jasa layanan selama 5 tahun dengan opsi perpanjangan kontrak yang dilihat dari berbagai aspek; harga tiket yang diberikan, kepuasan dan keamanan penumpang serta manajemen infrastruktur (www.adelaidemetro.com.au)

Hemat dan Efisien

Selama 21 hari di Adelaide, kami dibekali dengan satu “kartu sakti” yang disebut Metro Card 28-Day Pass yang khusus dipesan dengan nama kami tertera diatasnya. Kartu sakti ini bisa berlaku selama 28 hari dengan harga AUS $121.80. Saktinya adalah kartu ini bisa dipakai sebagai kartu tiket untuk seluruh moda transportasi publik yaitu bis, trem dan kereta kapanpun dan dimanapun. Buat yang suka jalan-jalan seperti saya kartu ini terbukti membuat saya selalu pulang malam karena setelah selesai kegiatan di sekolah atau di kampus Universitas Adelaide, saya dan teman satu kamar saya terus menjelajah sudut-sudut Adelaida dari ujung-ke ujung setiap harinya. Bisa dikatakan bahwa semua jenis transportasi ini sudah kami coba dan membuat kami merasa nyaman bepergian karena kondisinya yang terawat dengan baik dengan bahan bakar gas yang lebih murah dan ramah lingkungan.

Setiap tiket dimasukan ke kotak yang disebut validator machine yang tersedia didepan pintu masuk seluruh moda transportasi publik. Jangan coba-coba memasukan tiket yang kadaluarsa atau malah tidak memvalidasi kartu karena jika kebetulan ada pemeriksaan dan kemudian didapati ada pelanggaran maka dendanya sangat tinggi. Kebetulan pada saat kami berada disana, sedang gencar-gencarnya dilakukan pemeriksaan hampir tiap harinya. Untungnya, buat saya yang pelupa, saya memiliki tekhnik khusus supaya kartu tidak ketinggalan yaitu dengan mengikatkan kartu tersebut di tas ransel saya sehingga kapanpun ada pemeriksaan saya akan tersenyum manis ke petugas dan mengeluarkan kartu sakti itu dengan bangga….wkwkwkwk.

Lain ceritanya ketika pada suatu hari karena terburu-buru berangkat gegara hari sebelumnya begadang mengerjakan tugas sekolah sampai menjelang pagi. Ketika sampai di halte bis, saya mendapati kalau saya membawa ransel yang salah tanpa kartu sakti. Apa yang terjadi adalah hilanglah kesaktian kartu sekaligus pemiliknya (weeeks…).Saya terpaksa harus mengeluarkan uang AUS $3.40 untuk membeli tiket bis reguler sekali jalan. Beruntung untuk kebarangkatan pagi kami hanya menggunakan satu bis sehingga tidak membayar lebih. Begitu kegiatan sekolah selesai, rencana saya dan teman sekamar untuk jalan-jalan jadi gagal total karena setelah akses ke google map didapati bahwa untuk pulang pergi ke tempat yang dituju sampai balik lagi kerumah HF membutuhkan kira-kira 10 kali ganti moda transportasi, secara kami khan kalau jalan-jalan bener-bener serius ngubek-ngubek bukan saja Adelaide tapi South Asutralia secara keseluruhan. Wuih artinya jika memaksa, maka saya harus merelakan budget beli oleh-oleh untuk dipakai membeli tiket bis reguler hari itu. Alhasil keputusannya adalah kami menunggu bis yang sama untuk membawa kami pulang dengan konsekuensi 3 jam menunggu di halte bis sambil terus menggerutu menyesali keteledoran saya.

Nyatanya begitu sampai dirumah HF yang terbengong-bengong karena kami tumben pulang lebih awal, saya bercerita bahwa saya ketinggalan kartu dan harus menunggu sampai 3 jam krn alasan ingin menghemat. Tiba-tiba HF tertawa terbahak-bahak dan menceritakan bahwa tiket bis reguler yang kita beli akan berlaku selama 2 jam kemanapun kita pergi. Artinya??? Saya makin sadar bahwa otak sayapun betul-betul telah kehilangan kesaktiannya. Huh!!!

Tepat Waktu dan Aman

Transportasi publik yang tersedia di Adelaide terencana baik dan dijalankan secara profesional. Setiap moda transportasi publik memiliki jadwal yang sedemikian rupa sehingga tepat waktu dan saling terhubung. Misalkan saja, setiap saya menuju ke suatu tempat maka sebelumnya saya merencanakan perjalanan saya menggunakan Google Maps yang kemudian akan membantu saya mendapatkan informasi jadwal kereta, sampai di jam berapa lalu akan muncul opsi nomor-nomor bis yang bisa saya ambil begitu saya turun dari kereta. Hal tersebut berlangsung berkesinambungan sehingga kita benar-benar memanfaatkan waktu dengan tepat dan efektif. Informasi jadwal dan apapun yang berkenaan dengan transportasi publik disediakan oleh pemerintah dalam bentuk flyer yang sangat mudah didapatkan.

Pemerintah menjamin jadwal moda transportasi publik tidak akan melenceng jauh. Keterlambatan maksimal hanya 15 menit. Jika itu terjadi maka, pemerintah lewat departemen yang berkompeten akan menyampaikan keterlambatan tersebut ke instansi terkait apalagi jika berurusan dengan bis sekolah yang memang khusus disediakan untuk pelajar di Adelaide. Sopir bis atau provider akan menelpon atau mengirim pemberitahuan bahwa ada keterlambatan dengan sejumlah siswa karena ada masalah dengan bis sekolah. Siswa di Adelaida pun dimanjakan dengan tarif moda transportasi yang lebih murah.

Suatu kelaziman di Adelaide untuk mendahulukan orang tua, kaum difabel, ibu hamil ataupun ibu yang membawa anak ketika naik bis. Jika ada orang yang berkategori tersebut maka sopir akan segera mempersiapkan fasilitas khusus untuk mereka seperti memiringkan bis agar mereka mudah naik ataupun terkadang sopir turun tangan untuk memastikan mereka mendapat tempat yang layak yang memang sudah dipersiapkan di setiap moda transportasi publik. Kalau ada salah satu dari mereka maka jangan coba-coba duduk di area khusus untuk mereka ya kalau tidak mau diplototi orang satu bis.

Setiap moda transportasi publik dilengkapi kamera CCTV selama 24 jam sama seperti di area-area umum. Bahkan patroli petugas perhubungan dan kepolisian rutin dilakukan di jam-jam yang rawan. Karena saya terbiasa pulang malam maka saya sudah hafal dengan kegiatan tersebut yang makin meyakinkan saya untuk merasa aman dan nyaman pulang larut sekalipun, soalnya serasa punya pengawal pribadi, he..he…(psssst, jangan dicontoh). Sebagai bahan bercandaan saya dengan HF biasanya dia akan menanyakan apakah saya bertemu dengan polisi dijalan atau di kereta. Kalau saya mengatakan iya itu berarti HF tahu kalau saya pulang malam seperti biasanya karena dia bilang polisi hanya akan dijumpai di jam larut malam. Xixixixix

Pelajaran yang Bisa Diambil

Menikmati langsung sistem transportasi di Adelaide membuat saya memiliki penilaian bahwa pemerintah Australia Selatan memiliki komitmen yang kuat untuk menciptaan jaringan transportasi yang kuat dan terencana dengan sangat baik. Dengan sistem ini, pemerintah mengajak warganya untuk menjadi pribadi yang tepat dan menghargai waktu karena menyediakan moda transportasi yang bisa diandalkan. Selain itu, pemerintah juga telah mampu mengajak warganya untuk berhemat dan menyelamatkan lingungan. Warga Adelaide walaupun secara ekonomi mampu namun mereka lebih banyak memilih moda transportasi ini karena dianggap hemat bahan bakar sehingga mampu menekan rendah tingkat polusi udara. Lagipula kalau mereka membawa kendaraan pribadi, alamak bensin dan tarif parkir disini bikin kantong bolong. Tarif satu jam parkir akan berbeda-beda sesuai dengan tempatnya yang berkisar dari AUS $3-5 perjam.

Sistem transportasi ini juga mampu mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap pelajar, mahasiswa, orangtua, veteran dan pensiunan karena mampu menyediakan transportasi yang nyaman, aman namun sangat affordable, dengan harga tiket yang murah dan kegunaan yang “sakti”.

Seandainya pemerintah kita memiliki komitmen yang sama, maka…..ah sudahlah.

Saya toh juga mendapati beberapa kepala daerah sudah mulai menginisiasi apa yang sudah diterapkan di Adelaide dan kota-kota besar dunia lainnya di sejumlah kota-kota Indonesia. Semoga

Bisik-bisik: Saya merasa jatuh cinta dengan kota ini dan berharap bahwa suatu saat saya bisa kembali lagi dengan keluarga tercinta. Aminkan saudara-saudara!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Insya Allah sista. Hayu atuh bareng.

19 Mar
Balas

Amin Ceu Andri.

20 Mar
Balas

Mudah-mudahan Allah mengizinkan saya menginjak benua ini satu hari nanti.

19 Mar
Balas

Iya sok ceus.. Saling mendoakan yah...

20 Mar
Balas



search

New Post