Marni Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mahalnya Senyum di Kantor Pemerintah

Seberapa sering anda datang ke kantor pemerintah? Bagaimana sambutan yang anda terima? Apakah anda disambut dengan ramah? Mendapat senyum tulus dari pegawainya yang notabene adalah pelayan masyarakat? Jika jawabannya iya, maka bersyukurlah banyak-banyak karena cerita tersebut amat langka ditemui. Namun jika anda disambut datar saja dalam arti dikasih senyumpun tidak, sepertinya nasib anda sama dengan ribuan lainnya, Zonk!!….anda sedang tidak beruntung.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah yang dalam hal ini terselenggara di kantor pemerintah dinilai buruk. Sejumlah keluhan kerap muncul dari masyarakat tentang sikap pegawai, kualitas pelayanan, hingga alur birokrasi yang tetap berbelit. kali ini saya sebagai masyarakat umum akan menyinggung tentang mahalnya senyum di kantor pemerintah tapi sebelum itu mari sedikit "bergosip" tentang kejadian yang paling umum ditemui di kantor pemerintah yaitu kehadiran pegawai yang seperti “Jalangkung, datang tak diundang pulang tak diantar” artinya kedatangan mereka seperti mahluk gaib, absensinya ada tapi wujud fisiknya masih diragukan alias tidak ada.

Suatu ketika, saya pernah datang ke suatu kantor pemerintah karena harus mengurus surat izin belajar. Ditengah-tengah kesibukan mengajar, saya sempatkan waktu meminta izin kepada kepala sekolah untuk datang pagi ke kantor pemerintah yang saya maksud. Seharusnya, di pagi itu pegawai yang saya tuju sudah ada di kantor, namun sayangnya ternyata beliau belum datang kata pegawai yang lain. Saya memutuskan untuk menunggu beberapa saat berharap bahwa keterlambatan dari pegawai bersangkutan tidak lama. Namun apa mau dikata, sudah menunggu 3 jam baru saya dapat kabar bahwa pegawai yang dituju biasanya datang agak siang. Kecewa??? Tentunya begitu. Seandainya diinformasikan dari awal mungkin saya bisa kembali dulu ke sekolah mengerjakan tugas yang lain. Setelah itu, saya memutuskan untuk keluar dulu dan datang lagi di pukul 11, berharap pegawai akan ada di tempat. Di jam 11, kembalilah saya ke kantor tersebut berharap urusan bisa kelar dalam satu hari. Alih-alih dilayani cepat saya malah mendapat berita yang tidak mengenakan karena katanya tadi bapak datang tapi sudah berangkat lagi. Whaaaat??!! Sesingkat itu??

Huh..kalau saja dia nyamuk, pengen deh saya kasih obat nyamuk biar makin sehat gitu loh. Geme…eee…eez.

Cerita yang lebih sering terjadi adalah bagaimana sikap pegawai pemerintah terhadap masyarakat sebagai konsumen. Pelayanan mendasar yang seharusnya diberikan adalah senyum yang tulus dari pegawai kepada konsumen layaknya pelayanan yang kita dapati di bank atau kantor swasta. Pada kedua instansi tersebut perhatikan bahwa pegawainya selain harus tampil menarik dan wangi juga seperti diwajibkan untuk bersikap sangat ramah termasuk dengan pegawai keamanannya. Sayangnya, sesuatu yang sangat terbalik kita dapati di kantor pemeritah. Kalau anda datang ke kantor pemerintah, bersiap-siaplah dan berusahalah tabah kalau anda ditegur saja tidak, apalagi diberi senyum.

Mengapa senyum begitu mahal buat mereka??

Entahlah, sampai sekarang saya tetap mencari tahu bagaimana hal ini bisa terjadi hampir merata di sebagian besar kantor pelayanan publik milik pemerintah. Saya harus menggaris bawahi kata sebagian besar yang artinya pasti akan ada yang menyangkal bahwa tidak semua pegawai pemerintah bersikap mahal senyum. Masih banyak pegawai-pegawai yang bersahabat dan murah senyum, (seperti saya…??). Untuk bapak-ibu yang terhormat yang sudah memberikan sedekah senyumnya, terima kasih bapak-ibu, semoga senyum itu menjadi ladang amal dan penenang saat masyarakat sedang membutuhkan bantuan.

Nah, untuk bapak-ibu, akang-teteh yang masih mahal senyum, please deh, senyummu adalah aset yang berharga. Cukup menarik bibir 2 cm ke kiri, 2 cm kekanan atas maka tahap awal sebagian pelayanan publik telah terselesaikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Senyum tanda bahagia. Salam..

11 Sep
Balas

Super sekali mba marnio teduh,, hehe, betul bgt,,!!

12 Sep
Balas



search

New Post