Marni Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menciptakan Kesempatan, Kenapa Iya?

Menciptakan Kesempatan, Kenapa Iya?

Pernah kecewa karena tidak diberi kesempatan? Sedih karena kesempatan diambil orang lain atau malah terus bertanya-tanya kenapa kesempatan tidak pernah datang?

Pertanyaan yang lebih mengarah keluh kesah tersebut kerap terdengar entah dilakukan dengan berbisik-bisik sambil malu-malu kucing atau kerap di lontarkan terbuka dalam lingkungan pergaulan. Sepertinya memang “makhluk” yang bernama kesempatan itu sulit diprediksi kedatangannya. Nah, saking sulitnya menebak kapan datangnya, maka benar seperti yang para orang tua sampaikan, “Kesempatan tidak pernah datang dua kali jadi kalau kesempatan datang maka ambil dan manfaatkan.”

Lalu apakah dengan tidak bisa diprediksi kapan datangnya kesempatan lalu selamanya kita harus menunggu? Hmmmmmmm….

Saya teringat dengan pembicaraan antara saya dan guru saya pada suatu ketika saat disekolah kami ditempelkan sejumlah kata-kata motivasi dan menginsiprasi di sudut-sudut sekolah. Satu yang paling “mak jleb” adalah “When you knock the door but it is not open, just make your own door”

Saya bertanya pada beliau, apa maksud dari “quote” tersebut karena memang beliaulah yang memilihkan sejumlah kata-kata yang menginspirasi tersebut. Beliau berkata, “Jika kesempatan itu tidak kunjung datang, maka ciptakanlah”

Seketika saya merasa inilah yang selama ini seharusnya dilakukan sejak dulu. Menciptakan kesempatan sendiri. Alih-alih menunggu dan kemudian menyalahkan pihak lain, maka bukankah sebaiknya kesempatan itu diciptakan sendiri.

Menciptakan kesempatan dimulai dengan melakukan analisa SWOT:

Strength (kekuatan/kelebihan):

Menganalisa kekuatan dan kelebihan yang dimiliki. Sedikit lebay pada fase ini harus dilakukan. Selama ini kita cenderung malu-malu dan tidak mau mengakui kekuatan dan kelebihan yang kita miliki karena tidak mau disebut sombong. Bahkan kadang kala kita tidak mengindahkan rezeki akan kelebihan/ kekuatan yang dimiliki karena beranggapan apa yang dimiliki juga dimiliki oleh orang lain sehingga dianggap sebagai hal yang biasa saja. Namun, percayalah selama fase Strength dilakukan dengan tepat, artinya kita sendirilah yang menuliskan dan kemudian mengakuinya tanpa kemudian gembar-gembor kepada khalayak ramai maka ini akan efektif meningkatkan rasa percaya diri sebagai modal untuk menciptakan kesempatan. Contoh: X sering diminta oleh teman-temannya untuk menjadi juru bicara kelompok maka artinya X memilki kecerdasan verbal yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan mengolah dan merangkai kata-kata yang tersampaikan dengan baik dan mudah dicerna oleh pendengar. Maka ada baiknya X menyadari dan mengakui bahwa dia memiliki kelebihan/kekuatan pada kemampuannya berkomunikasi.

Weakness (Kelemahan/kekurangan):

menganalisa kelemahan dan kekurangan diri. Banyak dari kita yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak mengenali kekurangan ataupun kelemahan yang kiti miliki karena alasan malu. Namun jika kita tidak mengenali kelemahan dan kekurangan diri bukankah nantinya kita tidak pernah bisa memperbaikinya. Contoh: X merasa memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, ramah dan bagus rupa namun ternyata X dijauhi oleh orang-orang. Langkah tepat yang harus dilakukan adalah melakukan analisa “weakness”. Dari hasil introspeksi mengenali kelemahan/kekurangan diri ternyata diketahui bahwa X memiliki masalah bau badan maka jika X telah mengetahui dan kemudian mengakuinya maka dengan lebih mudah X tahu apa yang harus diperbuat olehnya agar orang-orang tidak menjauh saat X datang. Bayangkan jika X tidak pernah tahu dan berusaha menolak kenyataan kalau X memiliki masalah bau badan?

Opportunity (kesempatan)

Menganalisa kesempatan yang berada di sekitar, kesempatan yang bisa diraih maupun kesempatan yang bisa diciptakan sendiri dengan segala sumber daya yang dimiliki. Ingat, kesempatan kadang-kadang tidak datang dua kali namun bukan berarti kesempatan tidak bisa di ciptakan sendiri.

Contoh: X yang memiliki kelebihan kemampuan berkomunikasi yang baik, ramah, bagus rupa dan sudah mampu mengatasi masalah bau badannya harus cerdas pula menggali kesempatan yang bisa di dapat atau diciptakan. Menjadi seorang pembawa acara, pembaca berita di TV atau menjadi seorang “public relation” di sebuah perusahaan nampaknya menjadi modal untuk meraih kesempatan yang ada. Bagaimana jika tidak? Ciptakan!!!

Dengan kemampuan yang dimiliki, X tahu bahwa perjalanan menjadi pembawa berita tidaklah mudah megingat banyaknya pula pesaing di industri hiburan. Alih-alih berputus asa, maka akan lebih baik jika X terus mengasah kemampuannya dan terus membuka jejaring pertemanan sehingga X bisa menciptakan kesempatan sendiri dengan merekam kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukannya lewat Vlog atau mengunduhnya lewat Youtube. Makin banyak yang mengikuti vlog dan mengakses youtube maka X menciptakan kesempatan sendiri untuk sukses dan terkenal sehingga mampu mengumpulkan pundi-pundi uang lewat vlog dan youtube karena X kemudian sering diundang menjadi pengisi acara suatu program TV misalnya.

Threat (ancaman)

Menganalisa ancaman patut dilakukan mengingat bahwa kehidupan dunia amatlah dinamis dan kompetitif. Dengan adanya ancaman yang berada di sekeliling kita baik langsung maupun tidak langsung maka diharapkan muncul kewaspadaan dan semangat untuk terus kreatif dan inovatif agar bisa terus bertahan dan melaju.

Contoh: X yang telah menjadi vloger ternama harus paham bahwa perkembangan tekhnologi yang berjalan sangat cepat bisa menjadi ancaman tersendiri bagi karirnya. Maka X harus mampu menciptakan kesempatan-kesempatan lain yang akan terus membuatnya tetap bertahan dan sukses. Membuka distro atau line clothing bisa dilakukan mengingat namanya yang sudah terkenal yang bisa mempermudah X menjual produk yang dibuatnya.

Apakah Kesempatan bisa diciptakan? Jawabannya IYA.

Kalau tidak percaya, coba saja lakukan tahapan diatas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bu Umul Muarofah.

03 Oct
Balas

Terima kasih bu Ruliani dan pak Soga.

03 Oct
Balas

terima kasih bu sangat menginspirasi buk

03 Oct
Balas

Apakah Kesempatan bisa diciptakan? Jawabannya IYA....subhanallah, setuju banget Bu...

03 Oct
Balas

Tulisan yang bagus dan inspiratif!

03 Oct
Balas



search

New Post