Berlari Cantik Huruf-Huruf Itu
Ups! Jatuh kan. Jatuhlah buku dari tanganku. Sudah larut malam, namun keinginanku untuk membaca sangat kuat. Sehingga sudah larut malam pun ku putuskan untuk tetap membaca buku novel yang menginspirasi itu. Rupanya aku tertidur, yah bukulah yang membaca diriku yang tertidur. Buku novel itu memang sangat sangat menginspirasi . Tidak salah aku berusaha keras membelinya. Menabung selama dua bulan, alhamdulillah, barulah aku dapat membelinya. Sungguh sangat menggembirakan! Buku novel itu best seller. Aku harus mendapatkannya! Namanya Andrea Hirata! Anak ajaib dari Belitong. Novelnya sungguh nmenginspirasi. Huruf demi huruf aku baca tulisannya, semakin membuat aku ingin membacanya tanpa jeda. Halaman demi halaman kubuka, aku makin jatuh cinta. Betul-betul ajaib, ia dapat menggetarkan sel-sel sarafku untuk tahu apa dibalik halaman berikutnya. Hingga larut malam pun tak terasa. Waktu berlalu begitu sembunyi.
Sedari masih SD hobi membacaku telah muncul, didukung oleh Bapak ku yang mengusahakan untuk berlangganan majalah setiap minggunya di perpustakaan koperasi tempat Bapak bekerja. Dari situlah kecintaanku terhadap buku mulai muncul. Buku apa saja aku baca. Tema apa saja aku baca. Yang penting bagiku membaca. Huru-huruf itu indah banget kulihat ketika membaca. Itu yang kurasakan ketika baru pandai merangkai kata ketika duduk di bangku SD dulu. Baru kelas 2 SD, aku sudah pandai membaca rangkaian kata-kata itu. Majalah Bobo dan Kawanku, habis dalam 4 hari. Setelah itu aku nelangsa. Majalah apa lagi yang akan kubaca? Aku melirik majalah lain yang ada di dalam map tebal tempat majalah langganan itu. Bolehkah aku membaca majalah dewasa itu? Majalah Gadis, Hai, Femina, Kartini, Tempo dan Intisari menggelitik hatiku. Kucuri waktu untuk membacanya agar tidak ketauan ibuku. Tapi akhirnya ketauan juga. Ibuku marah. Itu bukan majalah untuk anak kecil! Belum boleh mbacanya! Baca majalah Bobo itu! Itu baru majalah untuk anak kecil! Aku minta maaf. Dan kukatakan alasanku mengapa membaca majalah dewasa itu karena sudah habis majalah Bobo itu kubaca. Sekaligus aku minta izin untuk membaca majalah dewasa itu. Gak boleh! Kata ibuku dengan nada tinggi. Hancur hatiku.
Jika sedang membaca buku dongeng aku masuk ke dalam cerita itu. Dan seperti akulah pemeran utama yang diceritakan di dalam buku dongeng itu. Dan aku berkhayal dapat menulis kisah-kisah seperti itu. Kisah-kisah yang ada dalam pikiranku. Yang penting aku nulis! Gitu dalam pikiranku. Dan aku ingin jadi penulis suatu saat nanti! Entah kapan.Mau nulis apa? Aku belum tau. Temanya apa? Aku juga belum tau…
Aku tak tahu darimana keinginan itu muncul. Mungkin dari kegemaranku membaca buku. Dan Bapak adalah orang yang melemparkan ke depanku huruf-huruf yang indah itu melalui majalah-majalah yang diusahakannya untuk kami agar ada bahan bacaan di rumah. Bapak hanyalah pegawai tingkat rendah di perusahaan tempat beliau bekerja. Dengan menyisihkan sedikit gaji untuk berlangganan majalah itu, beliau telah membuka mataku tentang dunia. Tenang segala hal di luar sana, dengan membaca! Aku sangat bersyukur atas hal itu. Walaupun beliau orang yang sederhana, tidak banyak bicara dan selalu enjoying dalam menghadapi persoalan hidup, namun dengan nyata beliau melakukan secara real “gerakan gemar membaca” di keluarga kami.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar