SI KUNING YANG MENGGODA
Santan berbumbu kuning berdansa di dalam panci. Bumbu kuning itu jadi pedansa utama. Ada bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, dan ketumbar. Santan jadi pasangan pedansa utama. Pedansa latar di belakangnya adalah air kaldu daging dan dagingnya sendiri. Daun bawang dan daun sop gak mau ketinggalan. Panggung dansa itu diawali si pedansa latar, daging dan air kaldu. Dipanaskan di atas api sampai mendidih, dan si daging empuk. Si air kaldunya biar endues ya guys….. Lama menunggu si pedansa latar itu matang benar. Si daging sedang berhias diri sampai cantik dan empuk untuk tampil di ‘panggung’ mangkuk yag sedari tadi sudah menanti.
Eits..tunggu akuuuuu! Santan berlari mendekati si pedansa latar. Jangan dulu wahai santan! Kata si bumbu-bumbu. Kamilah yang duluan masuk panci itu! Mereka menepiskan si santan ke pinggir. Menambah ‘riasan’ si pedansa latar, masuklah bumbu-bumbu itu dengan senangnya ke dalam panci. Jadi merona kuninglah riasan si pedansa latar. Sambil bergoyang mereka berdansa bersama. Dengan alunan gelombang samba, santan pun masuk ke dalam panci. Mereka berdansa dengan syahdunya. Meliukkan tangannya ke kiri dan ke kanan.
Pinggul di goyang, kaki ditekuk dan tangan diangkat ke atas. Dengan gerakan sebuah gerakan, jari-jari tangan itu dilentikkan oleh si pedansa utama. Si pasangan pedansa utama tak mau kalah. Ia berlari sambil melompat dan membuka kakinya naik ke atas. Seperti seorang ballerina, si pasangan pedansa utama, mendarat dengan mulus di lantai panci. Gerak gemulai tarian dansa si pedansa utama dan pasangannya, menjadi harmoni yang syahdu.
Jelas ada yang kurang! Si pedansa latar yang lain mana?
Hai, kami di sini! Aku menunggu! Menari dan berdansalah bersamaku! Dengan segera daun bawang dan daun seledri berkejaran masuk ke panci. Kami juga boleh ikut kan? Gula dan garam mau mensupport ikut berdansa di dalam panci. Wah..kombinasi yang apik. Harmoni tercipta di dalam panci itu. Mereka berdansa dengan syahdu dan bersahaja. Gerak goyangan mereka membentuk satu kesatuan yang ‘gaya’ dalam panci itu. Akhirnya mereka menyelesaikan tariannya.
‘Panggung’ mangkuk sedang menanti. Panggungnya dihiasi taoge rebus, keripik kentang goreng, daging rebus cincang, dan bawang goreng. Inilah yang ditunggu-tunggu! Pedansa utama, pedansa latar serta baret-baretnya dengan gagahnya masuk ke ‘panggung’ mangkuk itu. Ditemani hiasan sambal cabe rawit, kecap dan nasi. Sayur soto kesayangan siaaap disajikan. Hmmm…hmmmm…hmmm….Selamat menikmati teman-teman…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar