Diam
Diam
Khayalan kian larut
Kantuk pun menghantui
Perih di mata menyiksa
Kunang-kunang seakan menggoda
Menanti fajar terlalu jauh
Bintang malah kerlap kerlip
Angin berkejaran ‘tuk memeluk tubuh
Tak kuhiraukan
Katamu diam itu emas
Bungkam tapi argument mengoyak hati
Gejolak semakin menajam menyerang
Haruskah meredam bara: Diam
Haru yang Membekas
Tetesan air mata belum kering
Rindu bergulir dalam sedih
Aku terharu menggemakan kisah
Keningmu landasan ciumanku
Menyentuh dalamnya: Rasa
Kerap terbayang kasih tiada noda
Mengasihiku penuh pengorbanan
Tertanam dalam syahdu cinta
Izinkan aku memeluk bayangmu
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yg keren
mantap sekali puisinya