Martin, M.Pd

Kepala SMA Negeri 1 Gunung Talang, Kab. Solok Sumatera Barat. Lahir di Selayo tanggal 30 September 1972. Pendidikan SD 2 Selayo, SMPN 1 Kubung 1988, SMAN 1 Kota...

Selengkapnya
Navigasi Web
Air mata tumpah di Panti Sosial Tresna Werdha

Air mata tumpah di Panti Sosial Tresna Werdha

( #TantanganGurusiana hari ke-21#)

Menikmati masa tua di Panti Sosial bukanlah sebuah pilihan hidup bagi setiap orang. Sejatinya kita bisa menikmati indahnya sisa perjalanan hidup agar tenang dan tentram untuk beribadah. Tapi kenyataan berkata lain ketika kami keluarga besar majelis guru dan OSIS SMAN 1 Lembah Gumanti Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat berkunjung ke Panti Sosial Tresna Wedha (PSTW) Kasih Sayang Ibu Batusangkar pada hari minggu tanggal 23 September 2018. Hati kami terenyuh melihat mereka yang sebaya dengan orang tua kita. Terlalu tegakah kita membiarkan mereka yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik kita menjadi orang sukses. Ah...sudahlah itu hanya ilusi belaka.

Kunjungan ke Panti Sosial Tresna Wedha atau dikenal dengan panti jompo merupakan program penutupan OSIS Periode 2017/2018. Dalam sambutan kepala SMAN 1 Lembah Gumanti, Martin, S.Pd, M.Pd menyatakan sangat terharu mengunjungi panti sosial ini karena biasanya OSIS lebih sering mengunjungi panti asuhan tetapi kali ini mengunjungi panti jompo. Melihat langsung kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia. Rata-rata umur mereka diatas 60 tahun tetapi mereka tegar hidup terasing dari keluarga mereka.

Mudawarlis, SH. Kasubag Tata Usaha PSTW Kasih Sayang Ibu menyampaikan bahwa kehidupan di panti sangat berbeda dibandingkan dengan kebiasaan tinggal di rumah sendiri. Disini mereka harus mampu hidup mandiri padahal mereka sudah lansia. Diantara mereka ada yang masih punya keluarga tetapi mereka ingin tinggal dipanti agar tidak menyusahkan anak mereka, bahkan ada anaknya yang PNS yang sekali seminggu mengunjungi mereka. Yaah itu lika-liku mereka, panti bersedia menampung mereka agar tidak terlantar. Diakhir kegiatan salah seorang anggota panti tampil membacakan puisi yang sangat menyentuh hati diantara bait-baitnya bukan kehendak hati ingin tinggal di panti, tetapi karena nasib mereka terdampar di Panti. Peserta yang hadir meneteskan air mata mendengarkan ungkapan hati penghuni panti jompo. Ya Allah, semoga kami sanggup membalas jasa kedua orang tua dan tidak menyia-nyiakan mereka sampai meninggal.

Dari 70 orang warga lanjut usia penghuni panti itu, beberapa orang di antara mereka berhasil menjalin 'kemesraan' dan berlanjut ke jenjang pernikahan. Khusus bagi mereka yang resmi sebagai suami-istri, kamarnya dikhususkan. Satu kamar, untuk satu pasangan suami-istri. Saat ini, di Panti Werdha itu terdapat tiga pasangan suami-istri yang pernikahannya baru aja dilaksanakan tiga bulan menjelang Ramadan lalu.

Adanya kalangan lanjut usia menjalin hubungan rumah tangga dan berstatus sebagai suami-istri itu, ungkap Pimpinan Panti, Rosman, SH, M.Ag, dianggap sebagai suatu keberhasilan. Sebab, mereka sebelum dibina dalam panti kurang diperhatikan keluarganya. Jangankan untuk mencarikan 'pasangan' mereka, untuk merawatnya saja seperti enggan. Sehingga, lengkaplah keterlantaran kalangan lanjut usia itu dalam banyak problema kehidupan, termasuk dalam penyaluran libidonya.

”Mereka yang sebelumnya terlantar di lingkungan keluarga, setelah masuk panti suasananya berubah. Gizinya diperhatikan, kesehatannya dipelihara, kamar dan fasilitas tidurnya rapi dan bersih. Salat berjamaah, makan bersama, dan juga diberi pembinaan rohani. Bahkan bisa dikatakan lingkungan panti ini ibarat hotel kelas melati,” ulas Rosman.

Begitu teraturnya hidup dalam panti. Dengan ketenangan yang dirasakan itu, para penghuni panti pun mulai bisa merasakan 'gejolak asmara'. Maklum saja, mereka sering bercengkrama sambil duduk berdekatan sehingga memunculkan rasa kasih sayang yang akhirnya berlanjutlah ke jenjang pernikahan. Rosman menyebutkan pernikahan tiga pasangan lanjut usia itu bahkan dihadiri oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sebagai saksi nikah dan Kepala Dinas Sosial Drs. H. Abdul Gafar, MM.

“Dari tiga pasang pengantin baru itu, satu pasang di antaranya, Juriah (76) dan suaminya Rizmi (78), cukup luar biasa menikmati masa bulan madunya. Tua -tua keladi. Makin tua makin menjadi- jadi. Kini Juriah keletihan dan terpaksa kami pisahkan tidurnya,” kata Rosman.

Panti sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia terlantar didalam panti berupa pelayanan dan perawatan, baik jasmani maupun rohani agar para lanjut usia dapat hidup secara wajar.

Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar berdiri pada tanggal 20 Desember 1982. Dulunya bernama Panti Sasana Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar dan mulai beroperasi menyantuni lanjut usia pada tanggal 26 September 1983 sebanyak 20 orang. Pada tahun 1987 kapasitas daya tampung meningkat menjadi 40 orang. Kemudian pada tahun 1996 nama Panti Sasana Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar diganti nama menjadi Panti Sosial Tresna Werdha kasih Sayang Ibu Batusangkar sampai sekarang ini dengan kapasitas daya tampung sebanyak 50 orang. Pada tahun 1999 dengan bertambahnya pembangunan 2 buah wisma, maka kapasitas daya tampung meningkat lagi menjadi 70 orang lanjut usia sampai saat ini.

Panti Sosial ini mula berdirinya berada di bawah naungan Departemen Sosial RI, dalam hal ini Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi Sumatera Barat, kemudian dengan bergulirnya Otonomi Daerah Tahun 2000, maka Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar ini diserahkan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat, terakhir berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 56 Tahun 2009 sampai sekarang.

Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar merupakan satu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia. Sarana dan prasarana yang ada di PSTW adalah Kantor, aula, wisma/asrama, dapur, mushala, poliklinik, workshop, rumah dinas dan tanah pemakaman.

Visi : Terwujudnya usaha pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang memungkinkan mereka dapat menjalani hari tuanya dengan meliputi rasa ketentraman lahir dan bathin

Misi PSTW Kasih Sayang Ibu :

- Meningkatkan kesadaran dalam beribadah dan memelihara kesehatan, kebersihan diri dan lingkungan.

- Menumbuhkan rasa percaya diri terhadap para warga binaan sosial lanjut usia.

- Memperkuat hubungan antar lembaga dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terhadap lanjut usia.

- Mengalang potensi dan sumber kesejahteraan sosial masyarakat.

- Menggembangkan sistem perlindungan dan jaminan sosial bagi lanjut usia.

- Meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat penerima pelayanan.

- Meningkatkan sumber daya manusia petugas pelayanan (pekerja sosial) dalam panti agar lebih professional.

- Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan lanjut usia

Tujuan Pelayanan

1. Meningkatkan kualitas hidup mereka agar bisa menikmati kehidupan masa tuanya secara wajar dan berguna

2. Terpenuhinya kebutuhan dasar lansia secara wajar

3. Meningkatnya peran serta masyarakat , orsos, lsm, relawan, yang peduli terhadap lansia

Syarat-Syarat Penerimaan :

1. Laki-laki/Perempuan usia 60 tahun keatas

2. Miskin/terlantar dengan surat keterangan dari Wali Nagari/Lurah

3. Photo Copy KTP 3 lembar

4. Atas keinginan calon wbs sendiri/keluarga disertai surat permohonan

5. Persetujuan dari pihak keluarga (surat izin keluarga)

6. Mampu mengurus diri sendiri

7. Surat keterangan sehat dari dokter tentang :

- tidak mengidap penyakit menular

- Sehat mental/tidak sakit jiwa

- tidak lumpuh / tidak buta

8. Persyaratan keluarga untuk dapat menerima kembali ybs apabila sakit dan memerlukan perawatan khusus/meninggal dunia.

Saat ini PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar menyantuni para lanjut usia miskin terlantar sebanyak 70 orang. Dalam menjalankan kegiatan operasional Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar sampai dengan akhir Desember 2013 didukung oleh 25 orang personil terdiri dari 18 PNS dan 8 orang Tenaga Honorer.

Kapasitas Tampung/Jumlah WBS Sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini maka kapasitas tampung PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar adalah sebanyak 70 (tujuh puluh) orang yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Daerah Asal Penghuni Panti, Tanah Datar 51 orang, Kota Solok 3 orang, Sawahlunto 3 orang, Padang 3 orang, Bukittinggi 4 orang, Padang Pariaman 2 orang, Agam 2 orang dan Padang Panjang 2 orang.

Proses Tahapan Penerimaan Dalam proses penerimaan lansia sebagai calon WBS di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu secara prosedural adalah sebagai berikut : 1. Persiapan (Sosialisasi), 2. Pendekatan awal, 3. Asesmen, 4. Rencana Intervensi, 5. Intervensi (Pemberian Pelayanan), 6. Terminasasi.

Keterampilan Yang Diberikan Untuk mengisi waktu luang kepada WBS yang masih ingin berkarya dapat disalurkan melalui kegiatan keterampilan sebagai berikut : 1. Bimbingan Pertanian/Berkebun. 2. Bimbingan Perikanan. 3. Bimbingan Kesenian (Talempong Pacik, Menari, Menyanyi, Berbalas Pantun dsb.) 4. Bimbingan Mengayam Tikar atau Kantong dari bahan Pandan.

Kegiatan/Bimbingan Yang Diberikan : 1. Bimbingan Sosial. 2. Bimbingan Mental Agama. 3. Bimbingan Kesehatan. 4. SKJ Lansia. 5. Kegiatan Rekreasi. Kemitraan Dalam memberikan pelayanan kepada lansia selama ini kita telah menjalin kerjasama/kemitraan dengan berbagai unsur baik instansi pemerintah maupun swasta antara lain seperti ; 1. Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar 3. Rumah Sakit Umum Batusangkar. 4. Puskesmas Lima Kaum I dan II 5. Lembaga Pendidikan seperti : a. IAIN/STAIN. b. STIKES. c. AKPER. d. SMK Kesehatan.

Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar, hal yang harus dilakukan yaitu: 1. Pelaksanaan motivasi, observasi, identifikasi, seleksi dan penerimaan calon kelayan. 2. Pelayanan, penampungan, pengasramaan, dan perawatan. 3. Pembinaan fisik, mental dan rohani. 4. Bimbingan sosial, individu dan keterampilan. 5. Konsultasi dan bimbingan konseling.

Solok, 4 Februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Reportase OK Pak

04 Feb
Balas

makasih pak syaiful rahman.

04 Feb



search

New Post