Bengkel Manusia (tantangan menulis gurusiana hari ke-8)
Naif sungguh banyak manusia
Menitip anak tanpa biaya
Berharap sukses prestasi tinggi
Tak sadarkah ia mendzalimi
Masyarakat terdidik dalam institusi
Merencana masa depan peradaban
Mengukir sejarah kemuliaan
Menabung manfaat dunia akherat
Kau titipkan anak anakmu
Kau pasrahkan buah hati
Tapi kemana kesadaran nurani
Siapa pemikul utama amanah illahi
Jangan kau hinakan anakmu
Seonggok barang kendaraanmu
Kau titipkan hitungan jam
Kau tinggal belanja entah dimana
Kau bayar sesuai jatah waktunya
Tapi anakmu tidaklah sama
Kau tinggal sendiri tanpa kata-kata
Terima kasih pun tiada
Masalah datang kau murka
Salahkan guru pendidik bersahaja
Sabar mengajar tak ada arti
Ikhlas ikhlas kau jadikan alasan
Meninggalkan anakmu tanpa pengawasan
Tak mungkin muslihat kami ajarkan
Tak mungkin penjahat kami sertakan
Tak mungkin maksiat kami tuntunkan
Tak mungkin iblis kami ikutkan
Panas setahun hilang sehari
Hujan deras membasahi bumi
Menyisakan luka hati kami
Pendidik yang tak mati hati
Tahukah kamu harta itu
Sungguh tak pernah kami ingini
Hanya keadilan Tuhan kami harapkan
Semoga kabulkan segala munajat
Bukakanlah pintu-pintu taubat
Turunkanlah segala rahmat
Ampunkan mereka hindarkan laknat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Leres, Pak. Terkadang saya patah hati menjadi guru. Kita berjuang jungkir balik, orang tua kurang kerja sama. Dipikirnya titip anak kayak jahitin baju saja.
Keren pak menyentuh