Diamku adalah perjalanan untuk membuatmu diam

-Danar widianto-

Lirik lagu yang dalam. Pasti banyak dari kita yang pernah berada dalam posisi ini. Dikecilkan hanya karena dihakimi dengan standar yang keliru.

Ada cerita seorang kawan yang sedari kecil kenyang dengan kisah seperti ini. Saat dia masih sekolah, lomba cerdas cermat yang harusnya dia wakili di nego guru agar mau mengalah dan digantikan dengan teman yang dianggap jauh lebih mampu.

Saat dia kuliah dijulid in kawan seangkatan "rajin-rajin masuk, kasian orang tua bayar kuliah mahal2, nanti kamu ga lulus mata kuliah ini".

Saat dia ikut pelatihan di julidin teman "Jangan malas dan sering bolos, kasihan buang-buang uang datang kesini kalo ga belajar serius."

Dan dari yang saya dengar, nilainya termasuk yang tertinggi di mata kuliah itu dan dia salah satu dari sedikit yang berhasil mendapatkan "goal" dari pelatihan tersebut.

Saat saya tanya kenapa nilaimu bagus, dia hanya menjawab : "Saat mereka belajar dikelas, saya sedang tidur. Saat mereka tidur, saya justru sedang belajar. Dan lantaran tidak tau sampai mana harus dipelajari, terpaksa saya pelajari semua, bahkan kadang lebih dari yang mereka pelajari di kelas.

Trus, saya tanya lagi "kok kamu biarkan mereka merendahkanmu? kenapa tidak bilang kamu juga belajar sama seperti mereka?

Dia cuma jawab:" saya tidak suka bicarakan proses. Membicarakan betapa luar biasanya proses yang saya lalui akan memberikan tekanan yang tidak perlu ke otak. Saya akan terbebani oleh orang-orang mulai menuntut apakah saya sudah berhasil atau belum. Jadi saya simpan saja untuk diri sendiri.

Saat keberhasilan membuatmu dibicarakan itu rasanya jauh lebih manis.

--