Maryam

Guru SD Negeri Sidalang 01, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Suami Pengganti
Bahagia dapat berpose bersama Pak Kepala Dinas

Suami Pengganti

Tidak pernah terbayang dalam benak saya, kalau saya bisa menghasilkan sebuah buku dalam waktu 30 hari. Apa yang akan saya tulis? Pertanyaan itu masih berputar – putar dalam kepala saya. Fiksi, faksi, ilmiah, referensi? Ah…selama pelatihan sagusabu belum ada ide yang muncul. Sementara ketika saya toleh ke kanan dan ke kiri, semua sudah mengantongi ide. Mereka sudah membuat sinopsis dan outline. Ada yang membuat novel, kumpulan cerpen, antologi puisi, dan juga buku referensi.

Menulis bukan hal yang mudah untuk pemula seperti saya. Kemampuan menulis adalah ketrampilan produktif. Saya tak akan mampu menulis jika saya kurang membaca. Maka mulai saat itu saya perbanyak membaca. Pada hari ke lima dari waktu yang ditentukan barulah muncul ide, apa yang akan saya tulis. Mulailah saya menulis. Menulis ide yang muncul di kepala, belum jelas alur dan ending yang akan terjadi. Saya tetap menulis dan menulis. Dan ternyata ketika kita terus menulis, ide mengalir dengan sendirinya. Saya mulai menikmati dan merasa asik ketika menulis.

Menjelang dead line waktu yang ditentukan, saya belum menemukan ending yang tepat dan pas untuk cerita saya. Saya juga belum menemukan judul yang pas dan menarik untuk novel yang saya tulis. Dan tiba - tiba sebuah judul melintas dalam otak saya. Suami pengganti, judul yang menurut saya cukup unik dan menggelitik. Saya harap judul ini dapat mengundang rasa penasaran dan menarik agar orang mau membaca karya pertama saya. Fix saya memilih judul itu dan menyelesaikan ending cerita yang hampir mencapai batas waktu.

Sehari menjelang peluncuran, saya merasa bahagia membayangkan agar esok segera tiba. Setelah mengikuti acara jalan sehat, saya dan rekan – rekan kelompok paduan suara untuk upacara mengadakan gladi bersih. Adzan ashar berkumandan tepat saat selesai gladi bersih. Saya segera meluncur ke studio foto tempat saya mencetak cover buku beserta piguranya. Dan kenyataan melemparkan saya pada situasi yang benar – benar tak pernah saya inginkan. Studio itu sudah tutup, saya mencoba menghubungi nomor telp. yang tertera dalam nota, tak ada jawaban.

Mendadak tubuh saya lemas tak bertenaga. Saya menghempaskan tubuh ke kasur dan menangis sejadi – jadinya. Dalam pikiran saya, saya gagal launching buku besok. Alhamdulillah berkat bantuan suami tercinta dan teman- teman di sosial media, malam harinya saya menemukan studio foto yang walau sudah tutup bersedia mencetak cover buku saya walaupun dengan cara menyambung, karena tidak ada ukuran kertas sesuai yang saya inginkan. Masalah cetak cover selesai, dan masih ada satu masalah lagi, pigura. Karena sudah malam tak ada toko penjual pigura yang masih buka. Akhirnya kuturunkan foto wisuda adikku dan kugunakan piguranya. Maafkan kakakmu ini ya, Dik!

Hari peluncuranpun tiba, saya bertugas sebagai anggota paduan suara pada upacara peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI berada di samping kiri tribun menghadap ke timur. Satu demi satu kulihat teman – teman seangkatan Sagusabu Batang 3 datang dengan wajah sumringah. Mereka dengan bangga membawa hasil karyanya. Mereka menempati tribun bersama tamu undangan lainya. Luar biasa, inilah hebatnya sagusagu dan PGRI. Para penulis ini mendapatkan tempat istimewa di tengah cuaca yang cethar membahana. Dalam hati ingin saya bergabung dengan mereka, duduk dengan nyaman menikmati rangkaian upacara. Tapi, saya pikir tugas saya juga tak kalah pentingnya dalam acara ini.

Upacara selesai, peluncuran ini dilakukan secara simbolis oleh salah satu peserta. Kami bertepuk tangan bergembira. Selanjutnya adalah sesi foto – foto, dengan bangga kami berpose bersama Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Achmad Taufiq. Pak Taufiq berserta Pak Sabar dengan sabar dan senyum mengembang melayani kami para penulis untuk foto bersama. Rasa bangga dan haru tergambar dalam wajah – wajah penulis. Bu Ike yang merupakan mentor kami terlihat sangat bahagia.

Rasa puas, rasa bahagia memenuhi seluruh hati saya. Saya berhasil membuktikan pada diri saya sendiri bahwa ternyata saya mampu untuk menulis. Menulis itu tidak sulit jika kita lakukan bukan hanya dibayangkan. Menulis itu menyenangkan dan mengasikkan ketika kita sudah tenggelam di dalamnya. Dan terakhir rasa bahagia kian menggema ketika sosial media saya ramai dengan pertanyaan kapan bukunya terbit. Mereka penasaran ingin segera membaca novel saya, mereka terusik dengan judul yang saya pilih. Akhirnya semoga “Suami Pengganti” dapat menghibur para pembaca sekalian. Hidup Guru ! Hidup PGRI ! Aku bangga menjadi guru. Aku bangga jadi penulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah...semangat bu...

26 Nov
Balas

terimakasih.....salam kenal bu

04 Dec

Kereeeen menewen Bund. Judul yang sangat menggelitik kepingintahuan seseorang. Mantaps yah Bund. Oh yah di Batang itu ada penulis fiksi hebat, namanya Sri Ayu Sipa. Kenal gak Bund, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

26 Nov
Balas

hahahaha......Makasih Bu, semoga novel saya dapat menghibur para pembaca. saya belum kenal dengan ibu Sri Ayu Sipa. semoga bisa kenal, biar ketularan hebat. Salam kenal ya Bu

04 Dec



search

New Post