MARYAM ISNAINI DAMAYANTI, S. Pd., M

Maryam Damayanti, lahir 53 tahun yang lalu, di Surabaya. Nama lengkap yang diberikan orang tua adalah Maryam Isnaini Damayanti. Profesi utamanya adalah sebagai ...

Selengkapnya
Navigasi Web
NASI BEBEK BUNGKUS IDOLA
Nasi bungkus murah meriah namun cukup mengganjal perut di pagi hari. Praktis bagi mereka yang membutuhkan, tak terkecuali bagi bapak sopir angkot dan seorang ibu muda dalam puisiku ini. (Sumber foto: Nikojulius.com).

NASI BEBEK BUNGKUS IDOLA

NASI BEBEK BUNGKUS IDOLA

Maryam Damayanti Payapo

Ini kali, aku masih tetap berkisah dalam puisiku.

Kisah tentang dua bungkus Nasi Bebek.

Kubeli pagi ini dari penjual jajanan di depan sekolah adek.

Bersama tiga bungkus varian lainnya, Nasi Bali Telor

dan Nasi Ayam Bakar.

* * *

Kubeli untuk bapak-bapak penarik becak yang biasa parkir

di tepi jalan dekat tempatku biasa parkir kendaraan.

Langganan tetap jika aku berbagi rezeki.

Sambil menunggu pembelianku dihitung, tiba-tiba ada

mobil angkutan umum berhenti di belakangku berdiri.

Sego Bebek e’ buk, kata pak sopir dari dalam angkot.

* * *

Pak sopir tak tahu jika dua Nasi Bebek bungkus yang

masih tergeletak di meja penuh jajanan itu telah kubeli.

Raut wajahnya tiba-tiba kecewa ketika ibu penjual mengatakan

bahwa Nasi Bebeknya sudah habis.

Akhirnya, kuambil satu bungkus Nasi Bebek itu dan menyerahkan

pada pak sopir angkot yang segera tersenyum senang.

Aku pun turut tersenyum riang.

Aku tak memberikan Nasi Bebek itu secara gratis karena pak sopir

sudah mengeluarkan uang Rp. 8.000,00 dan memintaku

untuk memberikan uang tersebut pada ibu penjual.

Tetap berbagi walau sebatas mengalah dan menyenangkan orang

lain walau sederhana dan biasa.

* * *

Belum hilang senyum dari wajahku seiring mobil angkot berlalu

dari hadapan.

Berbalik badan dengan maksud hati menyelesaikan transaksi

dengan ibu penjual.

Ternyata ada seorang ibu muda yang mengambil Nasi Bebekku

yang masih sisa sebungkus dan masih tergeletak

di atas meja.

Kukatakan bahwa Nasi Bebek itu sudah kubeli.

* * *

Ibu muda itu meminta maaf.

Namun, aku dapat menangkap secuil kecewa dari wajahnya.

Wajah seorang ibu yang memahami bahwa buah hatinya sangat

senang makan Nasi Bebek bungkus itu.

Akhirnya, berpindah tanganlah Nasi Bebek bungkus itu.

* * *

Berpindah tangan diiringi senyum kami berdua.

Juga senyum ibu penjual.

Aku pun pulang dengan hati bahagia dan penuh syukur.

Bersyukur atas kesempatan berbuat kebaikan walau biasa dan

sederhana, mengalah dan memudahkan urusan saudaranya.

* * -- -- * * * -- -- * *

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap ulasannya

04 Feb
Balas

Matur nuwun bunda Risma.

04 Feb

Sangat menginspirasi...

12 Jun
Balas



search

New Post