Maryam Nadilah

Saya Maryam Nadilah, salah satu siswi kelas IX MTs Al Washliyah Lubuk Kasih Motto hidup saya 'Nikmati prosesnya maka kau akan nikmati hasilnya'...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gadis Autodidak

Gadis Autodidak

Gadis kecil berumur 15 tahun, mempunyai pipi tembam dan lesung pipit di pipi sebelah kirinya. Wah kalau tersenyum dunia serasa terhenti, begitu pendapat sebagian orang.

Gadis itu kelas IX MTs Ar Rahman, penyuka warna biru dan hitam. Memang, dia adalah seorang gadis yang cantik dan anggun. Namun, ia tidak suka warna-warna cerah.

Gadis itu bernama Ascha Desna Al Farid, biasa dipanggil Ascha. Dia memiliki 8 kecerdasan majemuk manusia. Mulai dari kecerdasan linguistik, matematis logis dan kecerdasan lainnya. Itu membuat ia memegang peringkat 1 setiap tahun dikelasnya.

Ascha berusaha menggapai 8 kecerdasan itu sejak kelas 7 Mts. Ascha memiliki ambisi yang besar untuk mewujudkannya. Salah satu ambisinya muncul ketika dia sedang berpikir sendiri didalam kelasnya.

Waktu itu Ascha masih kelas 7 MTs. Sekolah baru dengan teman-teman baru dan tantangan baru akan dihadapinya.

“Anak-anak, kita sebagai manusia harus berguna bagi orang lain” Terdengar suara guru Aqidah sedang menjelaskan pelajarannya.

“Bu, apa jadi orang berguna itu harus pintar?” Tanya Aldi.

“Ya, jelas harus pintar. Kalau tidak pintar, kita tidak akan tau apa yang orang lain butuhkan” Jawab guru itu.

“Bu, semua orang punya kesempatan untuk jadi berguna kan bu? Sekalipun dia tidak terlihat pintar?” Tanya Vera.

“Ya, setiap orang punya kesempatan, sekalipun ia tidak terlihat pintar, setidaknya dia punya niat dan usaha untuk belajar lebih baik lagi” Jawab Bu Guru.

“Tapi bu, dari pakaian dan cara dia berbahasa, dia tidak terlihat pintar, tapi dia sudah belajar bu, seakan tak ada perubahan” Sanggah Ascha.

“Itulah makanya, pepatah mengatakan ‘Jangan nilai buku dari sampulnya’, dalam artian kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari luarnya saja tanpa tau selak-beluk ceritanya” Jawab Bu Guru.

“Apakah kalian paham?” Lanjutnya.

“Ya bu, paham..” Jawab Ascha dan teman-temannya.

Bel istirahat berbunyi, Ascha masih didalam kelas sambil berpikir “Jadi orang berguna harus pintar, setidaknya harus pintar dalam 1 bidang, tapi kalok mau multitalenta lebih bagus, akan jadi lebih berguna untuk sesama” Pikirnya. “Tapi, aku gak akan memaksakan kehendakku, untuk minta ini itu ke orang tuaku, aku sadar mereka tak akan bisa membiayai semua permintaanku untuk mewujudkan diriku jadi multitalenta” Pikirnya lagi.

Semakin lama, Ascha tidak mendapatkan solusi yang terbaik, sehingga Ascha mencari solusi di internet. Dan dia mendapatkan jawabannya.

“Ya, autodidak, aku bisa belajar sendiri, dengan fasilitas yang apa adanya, tanpa harus mengeluarkan biaya, dan tanpa memberatkan orang tuaku pastinya” Pikirnya dengan semangat.

Sejak saat itu, setiap menit, setiap jam dan setiap hari dia habiskan waktu luangnya untuk belajar. Mula-mulanya Ascha merasa ingin menyerah saja oleh ambisinya itu, namun ada sebuah kalimat dipikirannya, yang membuat ia tak bisa menyerah begitu saja.

Nikmati prosesnya maka kau akan nikmati hasilnya

Ya, 7 kata itu menjadi semangatnya, mulai dari belajar bahasa pemrograman, menyanyi, mengoperasikan komputer,menulis puisi, memersepsi perasaan orang lain dan masih banyak lagi.

Kini, Ascha menjadi gadis yang sangat berguna bagi orang lain. Dengan pendidikan Aqidah Akhlak yang dipelajarinya, Ascha menjadi gadis yang baik hati, dia tidak sombong dan malah tidak ingin menunjukkan potensi dirinya alias pamer.

Dengan kecerdasan yang dimilikinya, tentu saja orang tuanya sangat terkejut dengan perubahan anak ketiga nya ini. Namun dengan santai Ascha menjawab “Autodidak ma, jadi gak usah ngeluarin biaya mahal, kita cukup pakai fasilitas apa adanya”.

Kini, Ascha memiliki banyak pengalaman ditangannya. Selain menjadi pelajar di MTs nya, Ascha juga menjadi Guru MDTA, Tata Usaha disekolahnya, dan sekretaris di lembaga BPD di desanya. Walaupun tidak menjabat dengan sebenarnya, peran Ascha sangat penting meski hanya sekedar menggantikan TU atau Sekretaris yang berhalangan. Ascha juga pernah menjadi pemandu senam di Desanya dan di Desa lainnya. Banyak orang yang mengenal dirinya, tak terkecuali kepala sekolah se-sub rayon di kecamatannya.

Namun, gadis yang sudah terbiasa rendah hati dan mandiri itu tak pernah menyombongkan dirinya, karna ia tau semua itu hasil kerja keras dan doanya kepada yang kuasa, dan ini semua cuma titipan dari sang maha kuasa.

-Maryam_Nadilah31-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post