Day 165

Kalau saya tanya, siapa yang tak suka buah durian atau biasa disebut duren? Pasti yang menjawab sedikit. Karena umumnya orang suka durian. Kalau ditanya lebih lanjut, kenapa tak suka durian? Bau! Ya, baunya memang harum. Tapi lama lama bikin pusing juga.

Nah keponakan saya termasuk golongan yang tak suka duren. Setiap melihat duren, tangannya reflek menutup hidungnya. Hingga suat saat, anak bungsunya iseng minta dibelikan duren montong. Awalnya si emak menolak. Tapi akhirnya beli juga karena si bungsu terus merengek. Melihat anaknya makan dengan lahap, si emak iseng ditowelnya duren montong itu. Perlahan ia menjilat jari yang masih ada durennya. Matanya yang tadi terpejam, pelan pelan mulai terbuka.

"Enak" ucapnya

Sejak saat itu, keponakan saya jadi suka duren.

Kalau paksu dari dulu memang suka duren. Ia bahkan jago memilih duren. Ia tahu duren yang enak dengan yang tidak. Kok bisa? Caranya ia angkat si duren. Lalu didekatkan ke hidungnya sambil dihirup wanginya. Kemudian kelima jarinya mulai mengetuk-ketuk kulit duren tadi. Bunyi duren yang masih mentah, ranum dan sudah masak ternyata berbeda. Alhamdulillah, duren pilihan paksu tak pernah mengecewakan.

Tapi ada yang biki ngakak. Paksu bilang kalau beli duren suka sakit hati. Lho kenapa?

"Sakit hati bayarnya! " sahut paksu sambil nyengir.