Kamu Yang Mampu Menjawabnya, Mungkinkah Hari Kemenangan Atau Justru Kehilangan?
Esok Hari, Yang Kapan Lagi?
Oleh: Marzelia Ayu Dwi Ferbanda
Hari ini adalah satu minggu sebelum hari kemenangan tiba. Kemenangan umat Islam di seluruh dunia, sebab dihari sebelumnya masyarakat muslim telah melaksanakan puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Waktu satu minggu terasa lama untukku, karena hari kemenangan merupakan hari pertemuanku denganmu.
Di hari itu, aku duduk dikursi belakang rumahku. Menantikan balasan pesan yang aku kirimkan untukmu. Disini sepi, hanya ada satu buah kursi panjang dan tembok tinggi sebagai pembatas dengan rumah lain. Jadi tak ada yang pemandangan lain yang bisa kulihat selain itu. Setengah jam aku menunggu balasan, kamu menjawabnya dengan berkata “ Esok hari aku akan menghubungimu, saat ini aku tengah sibuk”. Jawaban itu bisa kuterima dengan baik.
Kemudian hari berikutnya kukirimkan lagi pesan serupa dan jawabannya pun masih sama, esok hari kamu baru bisa menghubungiku. Dan hal semacam itu kuulang hingga satu hari sebelum hari kemenangan itu sungguh akan tiba. Namun jawabanmu tetap masih sama. Esok hari, aku akan menghubungimu. Menangis tersedu aku mendengar balasan pesan darimu, karena lagi lagi jawaban semacam itu yang aku dapat. Aku bertanya tanya dan menyalahkan diriku sendiri, apakah ada yang salah dengan pertanyaan. Aku hanya bertanya, “Apa kamu bisa pulang lebaran tahun ini?”.
Pertanyaan demikian muncul dariku, karena tahun lalu kamu tidak pulang dan tidak menemuiku. Kita merayakan kemenangan dan saling bermaafan dengan melalui sambungan telefon saja. Oleh karena itu, aku cemas jika hal itu terjadi lagi. Namun, kamu justru membuat aku khawatir dengan jawabanmu kali ini.
Malam kemenangan akhirnya datang, suara takbir telah berkumandang dan terdengar di seluruh pelosok wilayah. Tangisku pecah, kamu yang aku tunggu tak ada dihadapkanku lagi. Aku mencoba menghubungimu berkali-kali, tetapi esok hari lagi dan lagi jawaban darimu. Kesibukan semacam apa yang saat ini kamu lakukan sampai waktu kemenangan tiba pun kamu masih enggan menghubungiku dan berkata esok hari kamu akan menghubungiku. Tak enak hati aku mengganggu kesibukanmu. Tak kukirimkan lagi pesan pertanyaan untukmu. Dan mulai saat itu hingga hari kemenangan itu berakhir tak ada ucapan maaf yang saling terlontarkan dan kamu tak pernah langi menghubungiku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren, sukses selalu