SEDANG MENIKUNG
Pada pagi yang cerah, di deret depan antrean pemberian vaksin covid-19, aku melhat sepasang insan tengah asyik dengan gawai masing-masing. Tampaknya, walau mereka tidak berjarak (abaikan prokes), percakapan mereka terjalin via pesan WA. Tidak usah dijelaskan apa yang mereka perbincangkan. Yang pasti, sesama pengembara di belantara antah berantah kita tahu naskah pembicaraan di bawah frekuensi 20 Hz itu. Mereka saling mesra tertawa, sesekali saling cubit, saling tabok lembut, dan saling lempar senyum.
Waktu tunggu berlalu. Meski riil hampir dua jam berselang, bagi sepasang insan di deret depan antrean itu, waktu berasa masih dua menit saja. Cepat sekali. Padahal belum banyak kata yang tersampaikan. Memang begitulah! Kata tersumbat, sikap terhambat, bila rasa hati tertambat.
"Jangan ganggu, dia sedang menikung jalan. Berbahaya kalau terganggu konsentrasinya." Bisikku kepada teman antre di sampingku. Layaknya sepasang merpati yang tak hendak ingkari janji.**
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap kisahnya pak, sepertinya pengalaman diri ya
Ah, Bunda....bener, deh!
mantul pentugrafnya pak.salam kenal dari sulteng
Salam kenal, Pak Hustanil....semangat berliterasi. Kita tebar meotivasi menulis kepada peserta didik kita.
Aamiin