"Maaf, saya off dulu." Demikian percakapan terakhir yang ditulis Bu Istri (baca: panggilan akrab saya kepada beliau) dalam ruang percakaoan WA sore itu. Anggota grup WASPADA yang lain masih asyik dengan canda dan tawa khas masing-masing. Banyak soal menjadi topik percakapan sore itu. Mulai dari hal yang remeh temeh hingga yang serius sampai-sampai admin grup diminta mengunggah permen yang menaungi hal tersebut. Diskusi pun seolah berhenti kalau sudah bawa-bawa permen. Ada yang jaim dengan hanya menulis komentar singkat agar terkesan bijak. Ada pula yang cenderung panjang dan lebar agar terkesan pintar dan berwawasan.

"Kalau saya, biasanya saya ajak ngobrol, guyon seperlunya, saya tanya ini itu, pokoknya sayalah yang banyak tanya. Kalau bisa jangan beri kesempatan mereka bicara. Setelah itu, saya tutup dengan: maaf saya sedang banyak kerjaan, sambil saya bagikan amplop yang sudah disiapkan oleh staf saya. Mereka pun pulang dengan riang ria sebelum sempat tanya-tanya apalagi sampai mengeluarkan kata-kata bernada intimidasi." Begitu penejalelasan Kang Haji ketika ada anggota grup yang menanyakan tip menghadapi tamu-tamu terdaftar yang sering datang meski tidak pernah diundang.

Diskusi, atau kita sebut obrolan saja, terus berlanjut hingga ke hal-hal privasi, namun tetap dengan gaya bahasa eufimisme dan plastis. Ada saja topik yang layak unggah untuk diangguk oleh anggota grup. Sepi komentar untuk beberapa menit. Ternyata, jarum jam sudah menunjuk angka 00.13 WIB. Semua jemari tampaknya mulai lelah tuk bergerak. Malam pun berlalu. Pagi hari, "Tumben, malam ini kuat 2X, Pak?!" Caption tanya berseru diunggah Bu Istri membuka percakapan grup WASPADA.