Maslani

Penulis pada awalnya hobi membaca, lalu kemudian menulis artikel/opini tentang dunia pendidikan di media massa cetak lokal Kalimantan Selatan. Kegiatan menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
‘BATASMIAH’ BUDAYA  ‘URANG’ BANJAR
Tradisi Batasmiah bagi masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, merupakan salah satu budaya yang turun temurun. Memadukan tradisi dan ajaran Islam yang dilakukan oleh masyarakt Banjar dari berbagai lapisan.

‘BATASMIAH’ BUDAYA ‘URANG’ BANJAR

Kehadiran seorang bayi atau anak dalam keluarga merupakan anugrah dari Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, kehadiran anak sangat diharapkan dan dibanggakan oleh banyak orang, karena merupakan anugrah yang sangat luar biasa, tidak ternilai dengan uang, harta atau bentuk apapun lainnya. Rasa syukur atas kelahiran atau kehadiran bayi dalam keluarga diwujudkan dengan salah satunya melalui acara pemberian nama, dengan mengundang keluarga, tetangga, dan sanak keluarga lainnya.

Prosesi atau upacara pemberian nama kepada bayi yang baru lahir dalam setiap daerah berbeda-beda, sesuai dengan tradisi, budaya, adat istiadat, dan juga keyakinan agama yang dianut oleh masyarakatnya. Pemberian nama bayi merupakan sesuatu yang penting atau bahkan sakral bagi sebuah keluarga, karena dengan nama tersebut si bayi memiliki identitas yang akan terus melekat dalam kehidupannya. Dengan adanya nama tersebut, juga menjadi doa dan harapan bagi kedua orangtua, yaitu mengharapkan yang terbaik bagi anaknya tersebut.

Upacara pemberian nama anak yang baru lahir dalam tradisi atau budaya masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, dikenal dengan istilah ‘batasmiah’. Tradisi ‘batasmiah’ ini ada yang dirangkai dengan acara aqiqah, ada pula yang dilakukan secara tersendiri. Upacara ‘batasmiah’ biasanya dilakukan oleh masyarakat Banjar setelah sang bayi sudah berusia di atas 40 hari atau lebih dari sebulan dengan mengundang tetangga sekitar dan sanak saudara. Batasmiah atau tasmiah berasala dari bahasa Arab yang artinya pemberian nama anak.

Kegiatan yang mengiringi upacara ‘batasmiah’ ini diantaranya pembacaan ‘burdah’ atau ‘maulid habsyi’ yang menandakan perwujudan rasa syukur dan kegembiraan keluarga atas kelahiran bayi dalam keluarga tersebut. Sedangkan dalam acara utama ‘batasmiah’ didahulu dengan pembacaan ayat-ayat suci al Quran oleh qori atau tuan guru yang dimaksudkan agar si bayi tersebut menjadikan al Quran sebagai pedoman hidupnya kelak. Seusai pembacaan ayat-ayat suci al Quran, dilanjutkan dengan ‘batasmiah’ atau pemberian nama kepada bayi tersebut oleh tuan guru atau ulama yang diamanahi oleh orangtua si bayi agar dapat diketahui oleh seluruh hadirin.

Setelah kegiatan inti ‘batasmiah’ atau pemberian nama oleh tuan guru atau ulama, dilanjutkan dengan pengguntingan atau pemotongan sebagian kecil rambut si bayu, kemudian pemberian tapung tawar, yaitu memercikkan sedikit air yang diramu khusus ke kepala, kedua telapak tangan dan kaki si bayi oleh beberapa orang tatuha atau tokoh yang hadir dalam upacara ‘batasmiah’ tersebut. Ada ritual lainnya yang mengiringi ‘batasmiah’, yaitu memasukkan atau memberikan sedikit madu atau gula merah kepada si bayi, yang dimaksudkan sebagai simbol dari tentang manis dan pahitnya kehidupan nantinya yang akan dialami oleh sang bayi.

Dalam prosesi atau upacara ‘batasmiah’ disediakan pula dengan beras ketan yang dilengkapi dengan parutan kelapa yang dicampur gula merah. Seusai ‘batasmiah’ beras ketas dan parutan kelapa dengan gula merah tersebut dibagikan atau disajikan kepada undangan yang hadir untuk disantap sesudah makan nasi, semacam cuci mulut. Sajian beras ketan tersebut menjadi menu atau sajian yang harus ada dalam prosesi atau ucapara ‘batasmiah’.

Prosesi atau upacara ‘ batasmiah’ orang Banjar merupakan perpaduan antara tradisi atau budaya peninggalan nenek moyang suku Banjar dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Kehadiran agama Islam dalam budaya Banjar menjadi warna tersendiri yang memperkaya khazanah budaya yang ada, tanpa merusak atau menghilangkan budaya sebelumnya yang bernilai baik dan bermanfaat bagi kehidupan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post