Mas Rahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Memakmurkan Masjid

Memakmurkan Masjid

Memakmurkan Masjid

Mas Rahman

Tulisan ke 208

*****

Dunia ini dihuni sekitar 8,08 milyar orang. Indonesia menjadi negara terbesar no 4, dengan jumlah penduduk 278 juta orang setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Di seluruh dunia ada sekitar 2 milyar orang yang beragama Islam.

Indonesia menjadi negara no 2, dengan berjumlah 236 juta orang beragama Islam. Karena Pakistan menjadi negara no 1, dengan berjumlah 240 juta orang beragama Islam. Menurut Kementerian Dalam Negeri dari total 244, 41 juta penduduk Indonesia, ada 87 persen yang beragama Islam. Bisa dibayangkan, jika keberadaan masjid tersebar di seluruh tanah air.

Indonesia memiliki jumlah masjid yang banyak dengan beragam tipologinya. Mulai dari masjid negara ( ibukota ), masjid raya ( propinsi ), masjid agung ( kabupaten/ kota), masjid besar ( kecamatan ), masjid jami ( desa ). Menurut data Sistem Informasi Masjid ( Simas ) kementerian agama ada 663.729 masjid/musholla di seluruh Indonesia.

Masjid adalah tempat ibadah paling penting dalam Islam. Setelah rumah dan kantor, mesjid adalah tempat yang paling sering dikunjungi. Umat Islam mengunjungi minimal 1 sampai 5 kali sehari. Menghidupkan kembali spritualitasnya untuk memperkuat hubungan dengan Tuhan.

Masjid dengan segala aktifitasnya menyatu dengan realitas kehidupan. Mesjid dipakai tidak hanya tempat untuk sholat tetapi juga banyak fungsi keagamaan dan sosial kemasyarakatan.

Aku banyak membangun pertemanan dengan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ). Teman-teman aktivis HMI yang sering keluar daerah, turun kebawah keliling Indonesia. Untuk sosialisasi program HMI ke daerah-daerah diseluruh Indonesia.

Kalau ada kongres HMI di Jakarta, mereka pasti menyempatkan waktu untuk silaturahmi dan menginap di rumah. Ada yang datang dari Ujung Pandang, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Aceh, Medan, Sumatera dan Jawa. Darsono, Ngadimin, Nyoto, Saidi, Saimin, Sajimiin, Sumarno, Sunaryo, Suryadi, Triatmojo, adalah teman-teman berasal dari Jogja, Jawa Tengah. Dirumah setelah istirahat, mereka makan, minum dan diskusi. Dialog tentang program HMI kedepannya, persoalan SDM dan perkembangan masjid-masjid di kampus. Dari mereka, aku dapat informasi tentang masjid yang menjadi ikon di Kota Jogjakarta.

" Ada masjid Ikonik di Jogja ", kata Ngadimin.

" Masjid Kampung tetapi mendunia ", kata Nyoto.

" Masjid menjadi studi banding untuk masjid di seluruh Indonesia ", kata Sumarno.

Masjid pernah dikunjungi Parlemen Eropa dan Ulama Palestina ", kata Sunaryo.

" Uang kas masjid tidak untuk disimpan tetapi digunakan untuk kepentingan jamaah ", kata Suryadi.

" Masjid menjadi inspirasi dunia karena nol persen ", kata Triatmojo.

Masjid Jogokariyan merupakan masjid ikonik di kota Jogjakarta. Sesuai dengan namanya, masjid berlokasi di jalan Jogokariyan no 36 kampung Jogokariyan, Kota Jogjakarta. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, Masjid Jogokariyan terus berkembang. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk sholat berjamaah dan ibadah lainnya, tetapi juga mengadakan aktifitas sosial kemasyarakatan. Seperti pelayanan kesehatan dan bantuan kepada warga miskin.

Tahun 2006 berdiri Islamic Center dengan 28 divisi sehingga diantara biro klinik, biro kaut dan komite untuk sosial. Banyaknya aktivitas, membuat masjid ramai dikunjungi jamaah. Hal ini karena kepedulian pada masyarakat sehingga keberadaan masjid Jogokariyan terkenal didalam negeri dan luar negeri.

Sebelum berdirinya masjid Jogokariyan, segala aktivitas keagamaan dilakukan di musholla dengan ukuran 3x4 meter persegi. Setelah dilakukan penumpasan G30S PKI pada tahun 1965 di Jogjakarta.

Pada tahun 1966, didirikan masjid Jogokariyan oleh pengurus Muhammadiyah ranting Karang Krajen. Fungsinya sebagai media dakwah untuk memperkuat nilai-nilai keislaman. Dan menghilangkan stigma negatif cap kampung Jogokariyan dikenal sebagai basis komunis.

Keunikan masjid Jogokariyan antara lain pertama, jumlah saldo selalu nol rupiah, supaya masyarakat semakin semangat untuk menginfakkan hartanya. Kedua, memberikan surat undangan unik kepada masyarakat agar sholat berjamaah di masjid. Ketiga, menyedekahkan ta'jil gratis kepada masyarakat, dengan berbagai menu makanan dan minuman yang berbeda di bulan Ramadhan. Keempat, mengadakan Festival Ramadhan setiap tahunnya.

Riko, Defran dan Rinaldi adalah pengurus masjid yang ada di kota Pariaman. Mengelola sebuah masjid tidaklah mudah. Sebab pekerjaan pengurus masjid tidak hanya bekerja dengan ikhlas. Tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan masjid.

Mengelola masjid harus efektif dalam masalah kas masjid, fasilitas dan nilai estetika masjid. Untuk membawa kehidupan jamaah yang lebih baik dibutuhkan peran, inovatif dan kreatif pengurus masjid. Dengan selalu mengadakan kerja sama yang baik antara pengurus masjid dengan jamaah. Dapat menumbuhkan rasa memiliki masjid sehingga tercipta tingginya partisipasi jamaah. Dan mengusahakan fasilitas wifi diarea masjid agar menarik masyarakat untuk memakmurkan masjid.

Mari kita memakmurkan masjid.

Salam Literasi.

Pariaman, 30/3/24.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, sukses selalu ustadz..

30 Mar
Balas

Thanks My Best Friend komentarnya. Semoga Sekeluarga diterima amal ibadah puasa, mendapatkan Lailatul Qadar, fitrah kembali dan masuk surga. Salam Literasi.

07 Apr



search

New Post