Mas Rahman

Tulisan ke 196

*****

Dunia digital adalah dunia generasi alpha. Saat ini media sosial ( medsos ) tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya sehari-hari. Karena eksistensi medsos merupakan platform yang diciptakan untuk mempermudah manusia. Untuk mencari informasi, saling berinteraksi, berkomunikasi dan memperluas pertemanan tanpa terhalang jarak dan waktu.

Pemanfaatan medsos perlu disertai kecakapan digital untuk menjaga privasi diri. Harus selektif dalam membagikan informasi, kredibel serta memferifikasi kebenaran data dan fakta sebelum membagikan di medsos.

Tetapi dalam perkembangannya, medsos bertambah fungsinya menjadi media ekspresi diri untuk curhat di facebook, tweeter dan Instagram. Curhat atau over sharing dimulai dari masalah pertemanan, pekerjaaan hingga rumah tangga ke medsos. Hal ini tidak hanya terjadi pada masyarakat biasa tetapi sudah meluas dikalangan artis, politikus dan presiden.

Pemanfaatan platform medsos untuk curhat bisa membuat seorang lebih tenang, nyaman dan terhindar dari stress. Merasa lega dan puas karena telah mengutarakan perasaannya. Harapannya dengan seorang curhat dimedsos untuk mendapatkan respon positif dan dukungan dari netizen. Dimedsos juga mudah untuk memberi reward jika ternyata curhatan kita reletable bahkan sampai banyak orang yang tweet. Bersyukurlah, karena tidak semua orang mendapatkan apresiasi atas curhatnya.

Membagikan masalah privasi dimedsos beresiko menjadi bahan pembicaraan di publik dan kehilangan privasi diri. Persoalan pribadi yang seharusnya disimpan baik-baik. Sebab urusan pribadi bukan untuk konsumsi publik. Tetapi medsos dijadikan tempat curhat dan seolah-olah dapat memberikan solusi dari persoalannya. Padahal rahasia itu harus disembunyikan dan hanya disampaikan kepada orang terdekat yang amanah dan bisa dipercaya.

Yang harus disadari, tidak semua orang dimedsos akan memberikan solusi sesuai yang diharapkan. Tetapi yang terjadi, sebagian orang memberikan respon negatif. Hal ini bisa menjadi bumerang saat reaksi publik tidak seperti yang diharapkan. Masalah pribadi yang ada belum terselesaikan tetapi harus menghadapi masalah baru yang muncul karena penghakiman dari publik.

Curhat atau over sharing seperti ini berpotensi menjadi debatable dikalangan netizen. Terjadi ketika ada orang lain yang menscreenshot ulang postingan dan membagikannya kepada netizen. Hal ini disebabkan postingannya tersimpan dalam jejak digital.

Untuk itu harus cerdas dan selektif terhadap apa yang diunggah di medsos. Dan berfikir ulang apakah unggahan itu bakal merugikan diri sendiri atau orang lain. Dengan membuat postingan yang positif, edukatif dan selektif memilih postingan yang akan dibagikan ke medsos. Membuat prioritas dalam bermedsos, menseleksi konten yang hendak dibaca dan memastikan konten tersebut bermanfaat.

Dan sebaliknya hentikan menghakimi privasi orang lain dan berkomentar negatif terhadap pendapat orang lain. Untuk itu pengguna medsos harus cerdas saat berselancar di dunia maya.

Allah juga punya rahasia terhadap umatnya. Rahasianya merupakan sebaik-baiknya dan sempurna-sempurnanya rencana-Nya yang harus disikapi dengan ikhlas. Antara lain rahasia tentang hari kiamat, turunnya hujan, apa yang ada di rahim, apa yang terjadi hari esok dan kematian. Kematian adalah terputusnya kenikmatan dunia dan terpisahnya dari orang-orang yang dicintai.

Siti menjadi single parents setelah kematian suaminya tercinta, Andi Nurdin Baso. Siti perempuan yang kuat karena banyak persoalan yang harus dihadapi dan tidak pernah diceritakan kepada orang lain. Walaupun dia punya keluarga besar tetapi Siti lebih senang menyelesaikan persoalannya sendiri. Tidak curhat kepada siapapun tetapi lebih intens mencintai profesinya demi membesarkan keempat anaknya.

Siti berprofesi sebagai guru yang menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Karena memberikan pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Sehingga dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan sistematis, penyajian materi yang menarik, meningkatkan kreativitas dan inovatif sebagai seorang guru.

Siti tidak menikah lagi walaupun banyak yang melamar ingin menjadi suami dan ayah sambung keempat anaknya. Apabila Siti ditanya anak-anaknya, " Mengapa Mami tidak mau menikah lagi ". Siti menjawab, " Papimu itu gagah, orang yang baik dan tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan posisi papimu dihati mami". Diakhir usia sebelum wafat, Siti berangkat haji didampingi anak yang menyayanginya, Ida.

" Anakku, keikhlasan akan mengantarkanmu kepada kesuksesan dan kebahagiaan ". - Siti Suhariyah, S, Pd.

Jangan curhat kepada media sosial, curhatlah kepada Tuhan.

Salam Literasi.

Pariaman, 3/3/24.