Masriani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Maafkan Jika Aku Terlalu Membencimu

Maafkan Jika Aku Terlalu Membencimu

Tak pernah ada di benakku kalau Dina sepagi ini mampir ke rumah. Dia berjalan mengendap-endap di samping jendela kamar, dia ingin membuat aku terkejut namun ia tak mengetahui kalau kedatangannya sudah ku ketahui sebelumnya. Belum sempat ia mengetuk kaca jendela aku sudah menegurnya lebih awal hingga ia terkejut. Kami berdua saling menertawakan. "Mengapa harus mengintip lewat jendela. Padahal diluar sana pintu terbuka lebar, ayo masuk"ajakku sambil menunjuk ke arah pintu. Dina berjalan menuju pintu depan. Aku menunggunya di pintu depan. " Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu" Dina memberi salam. "Waalaikum salam, ayo sini kita ke kamar" Lagi-lagi aku mengajaknya.

Kami ke kamar, sambil memegang punggungku dia berkata" mengapa semalam teleponku dimatikan, ku coba menghubungimu berulang kali tapi tidak tersambung padahal ada sesuatu hal yang penting ingin ku sampaikan dan ada seseorang yang ingin berbicara denganmu" Dina mengomeliku. "Semalam Andi lumayan lama bertamu di rumah, dia berharap dirinya bisa berbicara denganmu walau hanya lewat telepon" sambungannya dengan tegas. Aku mencoba membela diri"aku cape aku ingin beristirahat makanya gawaiku ku non aktif kan, aku tak ingin diganggu" ujarku sambil membersihkan tempat tidur.

"Sebesar itu kah dendam mu pada Andi ? Sehingga engkau tak peduli padanya. Jika engkau sudah menerima kenyataan seharusnya kau ikhlas dengan apa yang terjadi. Bukalah hatimu untuk kembali berteman seperti biasa dengannya" Dina mencerca ku dengan ganasnya. Aku diam dan sejenak berpikir. Memang apa yang diucapkan oleh Dina semuanya benar. Aku tidak boleh memelihara rasa dendam di hati, harus ikhlas menerimanya, bukannya selama ini aku sudah sempat melupakannya. Hanya karena pertemuan kami tiba-tiba, kemarin kembali menyesakkan dada. "Andi ingin sekali bertemu denganmu sebatas teman biasa saja. Dia hanya ingin memperbaiki hubungan silaturahmi antara kau dengannya. Ia hanya ingin meminta maaf atas kesalahannya yang lalu-lalu. Ia berharap setelah lima tahun kejadian itu berlalu kamu sudah bisa memaafkannya. Kemarin dia merasa bersyukur sudah dipertemukan denganmu di perjalanan. Ia menyesal mengapa harus menerima telepon dari temannya dan membiarkanmu pergi". Tandas Dina. "Aku tak pernah menyangka kalau kamu sebegitu dendam padanya" lanjutnya lagi. Aku melemah dengan kalimat-kalimat pedis yang dilontarkan Dina, aku merasa sangat bersalah mengapa harus bersikap seperti itu. "Iya, aku memang bersalah telah membiarkan hatiku berselimut dendam padanya. Aku bingung harus melakukan apa terhadapnya"kataku pada Dina. "Semua sudah terlambat, Andi sudah kembali ke kampung halamannya dan mungkin dalam waktu yang lama dia akan kembali ke sini, itupun kalau ada yang diurusnya lagi. Andi sangat kecewa dengan perlakuanmu semalam. Dia sudah putus asa untuk mencarimu"ucap Dina dengan ketus. Aku diam seribu bahasa, kali ini aku sangat tersudut dengan penyesalanku. Aku sudah salah telah memperlakukan Andi seperti itu. Padahal ia berniat baik untuk menemui ku. Dina berdiri hadapan ku. Ia pamit untuk melanjutkan perjalanannya ke pasar.

Setelah pergi Dina aku jadi malas beranjak dari kamarku. Aku menyalahkan diri sendiri yang telah kejam memperlakukan orang seperti itu. Andi memang bukan jodohku, kami bukan di takdir kan untuk bersama. Aku harus menyadari kenyataan itu. Lagi pula ia telah bahagia bersama istrinya dan telah memiliki buah hati cinta mereka. Andi memang cinta pertamaku, kami menjalin asmara selama tiga tahun. Kami berdua satu SMA, ia murid pindahan. Ia mengikuti keluarganya pindah di daerah kami karena saat itu ayahnya kepala sekolah di salah satu sekolah menengah dekat tempat tinggalku. Setelah menamatkan pendidikan dari SMA ia melanjutkan kuliah di perguruan tinggi yang ada di Jawa, sejak saat itu kami putus hubungan karena ayahnya sudah pindah tugas ke daerah lain.

Parigi Moutong, 13 Maret 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren. Semoga Andi tak mengharapkan ada CLBK ..... Salam sukses selalu

15 Mar
Balas



search

New Post