Mantan Ceking Berkabar Perihal Anton
Dua jam telah berlalu Ceking menunggu kabar dari sekawanan gilanya. Mereka belum memberi kabar apapun, taklama kemudian nada pesan dari ponsel Ceking berdering pertanda surat masuk. Ceking membukanya ternyata memang benar pesan itu kiriman Camung yang berisi bahwa saat ini mereka telah memberi tahu keluarga Andi untuk meminta uang tebusan, dan keluarga Andi telah menyanggupi untuk memberikan uang tebusan itu dalam tempo dua hari ke depan. Usai membaca pesan kiriman Camung ponsel Ceking kembali berdering, kali ini merupakan panggilan masuk. Ceking membaca nama yang terpampang di layar ponsel. Lastri, itu adalah ibunya Andi mantan istrinya. Ceking segera menerima panggailan masuk.
“Halo … mas!” Sapa suara gelisah dari speaker ponselnya berderai isak tangis.
“Ya Lastri, ada apa … tumben, kamu kok menangis … apa terjadi sesuatu?” Tanya Ceking.
“Andi mas … An-di … anak kita.” Ujar Lastri makin pecah tangisannya.
“Andi kenapa Las … ?” Tanya Ceking dengan nada berpura-pura tidak tahu.
“Andi diculik mas !!!” Tangis Lastri meraung-raung.
“Apa!!! Diculik???” Terus berakting.
“Iya mas ... kamu harus segera ke sini sekarang!!” Pinta Lastri.
“Iya-iya Las ... aku segera ke sana sekarang juga, kamu tenang ya … ” Balas Ceking pura-pura tergesa-gesa lalu mengakhiri percakapan. Tak lama kemudian Ceking kini berdiri di depan rumah mewah yang tak lain adalah rumah Lastri. Ia melihat dua mobil polisi yang terparkir di halaman rumah Lastri. Ceking sudah menduga bahwa Lastri melibatkan polisi untuk menyelamatkan Andi. Dengan berat hati dia masuk ke rumah Lastri. Diketuknya pintu dan tak berapa lama pintu dibukakan oleh ibu Lastri. Sebelum kaki Ceking melangkah masuk, Lastri tampak bergegas menyambut kedatangan Ceking dan langsung memeluknya sambil menangis.
“Mas, Andi anak kita mas …” Penuh gelisah dengan isak tangis.
“Tenanglah Lastri. menangis tak akan banyak membantu, mari kita berdoa semoga anak kita baik-baik saja, mereka tak akan berani menyakiti Andi sebelum mendapatkan uang yang dimintanya … tenanglah …” Hibur Ceking sambil menghapus air mata Lastri. Mantan istrinya mengangguk kecil tanpa dia sadari makin mempererat pelukan ke tubuh Ceking.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar