“Berapa banyak yang mereka minta Lena?” Tanya Ceking.

“Satu miliar mas.” Jawab Lastri.

“Apa?! Satu milyar!!!” Suara Ceking menggelegar.

“Mas gak perlu memikirkan uangnya, uangnya sudah kami siapkan, komplotan penculik itu berkata mereka akan mengembalikan Andi setelah mereka mendapatkan uangnya, tapi aku takut mereka gak akan menepati janji mereka mas.” Ucap Lastri. Ceking benar-benar sangat merasa kesal dengan tuntutan uang tebusan yang diminta oleh Camung. Ceking sangat terkejut dan gusar mendengar penyampaian mantan istrinya berkenaan dengan jumlah uang yang diminta oleh teman-temannya. Pada saat membuat kesepakatan dengan dirinya mereka hanya akan meminta uang tebusan 500 juta saja, tapi mengapa mereka malah meminta dua kali lipat dari jumlah yang sudah disepakati bersama.

“Tidak usah cemas Lastri, akan aku buat mereka untuk menepati janji.” Tukas Ceking.

“Maksudmu mas?” Tanya Lastri kemudian. Ceking tak menjawab. Dia melepaskan pelukan Lastri. Terpancar di wajah Ceking amarah luar biasa.

“Apa yang akan kamu lakukan mas?” Lastri menegaskan pertanyaannya.

“Apa yang akan aku lakukan, tentu saja aku akan menyelamatkan putra kita Lastri.” Geram Ceking.

“Bagaimana caramu mas? Aku sudah meminta bantuan aparat kepolisian mas, Kita tunggu saja hasil penyelidikan mereka.” Jelas Lastri. Ceking tak menghiraukan kata-kata Lastri. Dia kemudian bergegas meninggalkan rumah Lastri. Lena hanya terperangah, dia hanya berpikir, apa yang akan dilakukan Ceking. Tampak langkah cepat Ceking meninggalkan Lastri yang bimbang. Dapat dipastikan ia akan melabrak Camung di tempat penyekapan anak semata wayangnya. Sesampainya di tempat yang dituju, ia melihat sekawanan gengnya yang sedang asyik bermain kartu domnino.