MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nenek Berdoa Corona Panjang Umur
Covid-19issue

Nenek Berdoa Corona Panjang Umur

Blow-up media mengenai penyebaran virus Corona mempercepat distribusi informasi hingga ke berbagai pelosok daerah. Issue sentral dimulai dengan tajuk awal virus ini pertama kali mewabah di daratan China, sejurus kemudian menyebabkan seluruh dunia dibuat gonjang-ganjing oleh ulah virus laknat itu. Walaupun di negara asalnya sudah tidak menjadi trending topik para warganya lagi, tentu penanggulangannya tak bisa dibilang sederhana akibat mobilitas manusia yang sulit dikendalikan. Kemunculan berita simpang siur tentang efek penyebaran virus ini membuat masyarakat semakin bingung. Mengingat sulitnya melakukan identifikasi berita mana yang benar dan mana yang ngawur.

Benar-benar sulit dipahami di saat kondisi carut-marut seperti ini, penyebar berita bohong (hoax) melenggang bebas. Ini yang menyebabkan suasana kampung Manggagincu tidak kondusif. Orang sedikit batuk, langsung mereka mendapat vonis terjangkit virus corona, tak boleh keluar jika tidak ada urusan darurat. Pokoknya kehidupan masyarakat Manggagincu sudah dilanda keprihatinan yang teramat sangat. Pak Kohar selaku tetua desa selalu berdoa saat beribadah agar virus corona segera musnah.

Kekhawatiran melebihi batas itu membuat masyarakat tidak lagi berbelanja makanan dan minuman yang biasa dijual di pasar Mambo. Karuan suasana pedagang makanan di segala jenis pasar jajan tradisional menjadi sepi akibat jarang pembeli. Semua orang saling mencurigai satu sama lain, apalagi jika ada orang yang batuk atau sesak nafas. Aktivitas masyarakat sehari-hari benar-benar dibatasi dengan istilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Tanpa tawar-menawar pokoknya setiap warga wajib mematuhi protokol kesehatan dengan selalu melaksanakan rumus 3M (Mencuci tangan – Menjaga jarak – Menghindari kerumunan) selalu memakai masker pada saat bepergian keluar rumah.

Sesungguhnya sebagian besar anggota masyarakat yang bekerja di kantor-kantor pemerintah atau swasta merasa bosan, tetapi di sisi lain justru lalu-lintas sebelum terjadi pandemi padat kini menjadi lengang dan bebas melenggang, pemukiman memang tidak sepi tapi kebersamaan antar keluarga menjadi lebih erat karena mereka masyarakat sebagian besar beraktivitas di rumah masing-masing. Dampak lainnya sangat terasa bagi masyarakat kelas menengah yang harus berjuang mencari nafkah, kondisi ekonomi saat ini menurun drastis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post