MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sejarah Wayang Golek Cepak
Khazanah Wayang

Sejarah Wayang Golek Cepak

Dalam khasanah seni pedalangan Cirebon di samping dikenal genre Wayang Kulit Purwa, terdapat pula jenis seni pertunjukan wayang yang menggunakan boneka berbentuk tiga dimensi yang dikenal dengan sebutan Wayang Golek Cepak atau disebut juga dengan istilah Wayang Golek Papak. Konon istilah wayang ini diambil dari bentuk fisik dari boneka wayang yang cenderung rata pada bagian kepalanya atau dalam istilah Jawa papak, dalam bahasa sunda disebut cepak. Kalau kita melihat secara sepintas bentuk fisik dari boneka wayang tersebut memang seolah ada kemiripan antara wayang golek cepak dengan wayang golek purwa, namun pada bagian bagian tertentu ada perbendaan yang sangat signifikan. Misalnya pada wayang purwa kebanyakan tokoh-tokohnya menggunakan mahkota gelung keling, dan lain-lain.

Sementara Pada wayang golek cepak sebagian bonekanya menggunakan semacam aksesories/hiasan sangat sederhana berupa ikat kepala.Sepintas baik bentuk fisik maupun ragam ceritanya wayang cepak memiliki kesamaan dengan beberapa jenis wayang yang menggunakan media kayu ini di Jawa Tengah, seperti Wayang Golek Menak dan Wayang Golek Panji. Pada wayang golek menak cerita yang disajikan di antaranya; Amir ing medayin, Amir ing serandil, Amir ing ajerak, Amir Hamzir dan lain-lain. Dalam khasanah kesusastraan klasik Indonesia bentuk cerita menak sudah dikenal cukup lama dipengaruhi kuat dari sastra Timur Tengah. Tokoh utama dalam wayang menak ini adalah Amir Hamzah atau dalam tradisi lisan di kalangan masyarakat Jawa dikenal dengan sebutan Wong Agung Menak dengan berbagai nama samaran lainnya. Konon tokoh imajiner ini diilhami dari tokoh historis Sayidina Hamzah bin Abdul Muthalib paman dari Nabi Besar Muhammad s.a.w. sebagai sosok gagah berani membela Rasulullah baik sebelum maupun sesudah masuk Islam. Rangkaian peristiwa heroik Hamzah bin Abdulmuthalib sebagai salah seorang tokoh sejarah inilah yang mengilhami munculnya tokoh pemberani dalam cerita Menak yaitu Amir Hamzah atau Wong Agung Menak. Keperkasaan tokoh Amir Hamzah yang sakti luar biasa dipandang dari aspek historis memang ada sisi penyimpangan dari tokoh yang sebenarnya, namun dipandang dari sudut kreatifitas dalam menggarap sebuah cerita sangat luar biasa.

Pada beberapa jenis kesenian tradisi Nusantara cerita Menak terdapat dalam beberapa bentuk kesenian di antaranya; Kesenian Kethoprak basahan dari Yogyakarta dan Solo, teater Angguk di Kebumen, Manorek di Banyumas, Pelipu Lara di Sumatra (teater bertutur), Sahibul Hikayat (Teater bertutur/dongeng). Cerita Menak dalam format pertunjukan wayang terdapat pada wayang golek Menak tersebar di beberapa daerah seperti; Surakarta, Banyumas, Pekalongan, Kebumen, Pringan hingga Cirebon. Sayangnya kini hampir di setiap jenis kesenian yang disebutkan di atas sudah jarang ditemukan lagi pentas dengan menyajikan cerita Menak. Di samping wayang golek Menak ada juga jenis wayang golek dalam genre lain yaitu Wayang golek Panji. Wayang golek ini biasanya membawakan jenis epos Panji, seperti cerita Panji semirang, Panji Laras, Panji Asmara Bangun, Panji Wulung dan sebagainya. (Sabdaguru)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post