Secara prinsip manusia itu makhluk sosial. Hidup berdampingan dengan yang lainnya sebagai pertanda kita tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan pertolongan orang lain. Namun berbeda dengan Rey. Secara kasat mata ia adalah sosok yang cerdas, kulitnya putih berbeda dengan lima saudara kandungnya.

Bahkan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi ia termasuk anak yang berprestasi. Namun dibalik itu semua sangat-sangat disayangkan ia memiliki karakter buruk yang mencoreng image nya. Hingga memperparah dirinya menjadi pribadi yang seolah memiliki kepribadian ganda.

Pernah suatu ketika dalam suasana hujan anak-anak di sekitar gang rumahnya mandi hujan. Kebiasaan yang sangat dinantikan ketika usia anak-anak saat hujan turun. Suara riuh canda tawa dan bahagia anak-anak itu mengalahkan suara derasnya air hujan yang mengenai genteng rumah. Rey yang merasa terganggu tidurnya pun keluar kamar dan berusaha mengusir anak-anak yang sedang mandi hujan.

"Heh, kalian udah-udah mandi hujannya. Pulang kalian. Bising tau suara kalian. Pusing aku dengarnya" usir Rey.

Anak-anak tak menghiraukan ucapan Rey. Mereka tetap asyik dan melanjutkan mandi hujan sambil berenang di parit yang tidak terlalu dalam. Keadaan itu justru menambah amarah Rey. Rey pun ke dapur untuk mengambil sapu. 

"Heh, awas kalian ya kalau masih tetap berisik di situ. Mau kena gagang sapu ini kalian?" ancam Rey kepada anak-anak itu.

"Iya iya Om" jawab anak-anak itu. Mereka pun bergegas meninggalkan lokasi mandi hujan.

Bersambung....

#SHSB2020

#SHSB20