Mayang Risqi Putriani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Etika Menghubungi Guru, ini yang harus kamu lakukan!

Etika Menghubungi Guru, ini yang harus kamu lakukan!

Perkembangan teknologi memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas. Salah satu kemudahan yang didapat adalah kecepatan dalam menghubungi seseorang. Ada beberapa media yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi, salah satunya adalah media sosial. Dewasa kini, media sosial yang dapat dipergunakan berupa Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter dan sebagainya. Perkembangan teknologi sangat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. Bahkan dengan adanya perkembangan teknologi juga sudah berhasil mempertemukan saudara kembar yang lebih dari 16 tahun terpisah.

Seiring dengan banyaknya bermunculan media sosial baru, masing-masing dari media sosial tersebut juga terus melakukan inovasi untuk mengembangkan diri. Fitur-fitur yang ada terus diperbaharui bebarengan dengan kebutuhan pengguna dan juga selera pengguna. Fitur-fitur pada media sosial, sebut saja seperti Whatsapp tidak hanya menggunakan teks saja melainkan juga dilengkapi dengan emoticon yang dapat menggambarkan suasana, yang dapat mengekspresikan suasana hati pada saat itu. Lebih dari itu, whatsapp juga kini memperbaharui dirinya agar dapat melakukan panggilan suara dan panggilan video call baik individu maupun grup.

Adanya teknologi yang berkembang pesat membuat seseorang dapat berkomunikasi tanpa bertemu secara langsung. Tak jarang, media sosial ini juga kerap digunakan oleh orangtua untuk menghubungi guru dari anak-anaknya. Dewasa kini, menurut pengalaman pribadi penulis yang notabene adalah seorang mantan pengajar di sekolah swasta ada hal yang sedikit menggelitik yang mungkin dapat menjadi pelajaran bagi yang lain. Berikut kisahnya:

Sore itu, pekerjaan mengajar telah usai, mendapat tugas piket jaga pulang tak ada masalah. Ku jalani ikhlas tanpa memperhitungkan berapa tetes keringat yang sudah ku keluarkan, berapa energi yang habis karena memanage kelas yang cukup WAWWW.. jadwal mengajar tambahan juga ku tiadakan pada saat itu. Jiwaku tetap ingin berbagi ilmu, namun tubuhku perlu istirahat. Ku putuskan untuk pulang.

Selepas mandi, sholat maghrib dan mengambil kitabullah, ku buka ponselku. Ada 175 pesan pada Whatsapp. 80% pesan tersebut berisi mengenai aktivitas sekolah. Salah satu pesan yang ku dapat adalah dari orangtua siswa. Secara garis besar, orangtua siswa ini menanyakan bagaimana perkembangan anaknya di sekolah.

“Bagaimana ya ustadzah anak saya di sekolah? Di rumah ga pernah mau belajar sama sekali.”

Kira-kira seperti itulah kalimat awal sebagai percakapan awal pembicaraan. Dengan sabar memaparkan bagaimana perkembangan dari anak tersebut. Mulai dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik semua dipaparkan dengan sangat detail. Saking detailnya, orangtua murid itu menanyakan satu kalimat, guru menjawabnya hingga dua paragraf.

Dannnnnnnnnnnnnnn, tahukah pembaca sekalian, apa jawaban dari orangtua siswa setelah diberi penjelasan secara detail oleh gurunya?

Jawabannya hanya satu, ya hanya satu. Bukannn bukan satu kalimat, bukan satu kata melainkan hanya SATU HURUF.

“Y”

Sekali lagi “Y”

Hanya “Y”

Kalau kata orang Solo,

“Piye jal perasaanmu nek kowe dadi awakku?

(Terjemahan: Bagaimana perasaan kamu kalau kamu jadi aku?)

Ini bukan karena Bawa Perasaan.

Bukan, sama sekali bukan.

Ini permasalahannya lebih dari itu, ini lebih pada ETIKA ketika menghubungi guru.

Mungkin perlu diingatkan bahwa kami sebagai seorang GURU merupakan partner bagi orangtua dalam mendidik anak.

Adanya perkembangan teknologi memang membuat menghubungi orang lain menjadi lebih mudah. Tapi dengan adanya kemudahan teknologi ini bukan berarti bisa menghilangkan ETIKA ketika menguhubungi seseorang kan? Apalagi jika orang tersebut adalah GURU dari anak anda.

Berikut penulis sajikan beberapa tips yang perlu dipehatikan sebelum menghubungi guru: Perhatikan jam ketika akan menghubungi guru

Tahukah anda, kami sebagai seorang guru harus sampai di sekolah jam 7.00 atau 7.30. Terkadang kita berangkat sekolah belum sarapan, belum lagi ketika meja kerja masih kotor karena ketiadaan cleaning servis atau sejenisnya. Belum lagi ketika mendapatkan jam piket jaga pulang. Kita pulang jam 17.30 atau bisa juga jam 17.45. Tak tega rasanya jika ada satu dua orang anak yang belum dijemput sedangkan yang lain sudah pulang. Belum lagi, ketika sudah sampai rumah, terkadang juga perlu mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

Saran penulis ketika akan menghubungi guru ketika jam istirahat malam adalah pada pukul 18.00 hingga 20.00. Gunakan privat message dengan bijak. Tidak perlu mengulang, karena jika ada hal-hal yang penting pasti sudah diinfokan di grup kelas atau sejenisnya.

Perhatikan bahasa yang akan digunakan

Bahasa yang digunakan tidak perlu menggunakan bahasa ilmiah, yang harus berdasarkan metode tertentu. Gunakan bahasa yang ringkas, jelas tapi harus tetap santun. Dan dengan amat sangat penulis menyarankan agar menghindari kata “Y” ketika menghubungi guru. Ingat ya,… itu sangat menyalahi etika ketika menghubungi guru.

Perhatikan tanda baca yang digunakan

Hal yang terkadang luput dari perhatian adalah penggunakan tanda baca. Sekiranya ada hal – hal yang ingin ditanyakan maka gunakan tanda tanya pada akhir kalimat. Karena jika niatnya menanyakan tapi tidak diberi tanda tanya maka dapat menimbulkan multitafsir alias ambigu. Mungkin perlu penulis ingatkan,

Jika menuliskan kalimat berita maka akhirilah dengan tanda titik (.) Jika menuliskan kalimat tanya maka akhirilah dengan tanda tanya (?)

Perlu diperhatikan juga, hindari penggunakan tanda seru ketika menghubungi guru. Karena arti dari tanda seru itu kan artinya memerintah. Jika sekiranya membutuhkan bantuan lebih maka awali dengan kata:

“Ibu, apakah saya boleh minta tolong….”

“Ibu, apakah saya bisa dibantu terkait….”

Nah, sekiranya itulah hal-hal yang sangat perlu diperhatikan ketika akan menghubungi guru. Jika ada hal-hal lain yang mau ditambahkan, silahkan tambahkan di kolom komentar yaaa, terimakasih. 😉

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jazaakallahu khairan

16 Apr
Balas

Lengkap beneerrKeren bet dah buguluuSalam ta'dzim

08 Apr
Balas



search

New Post