Maya Pransiska

#Tantangan Menulis Hari Ke-21

#TantanganGuruSiana

Transfusi Darah 

Ketika ada keluarga sakit & membutuhkan darah, terkadang kita jadi panik. Kita juga akan bingung ke mana mencari darah. Syukur kalau ada sanak famili yang bisa menyumbangkan darahnya. Kalau tidak, maka kita akan semakin panik & bingung.

Seperti yang kami alami kemarin. Saat seorang paman kami (saudara ayah) yang sedang sakit, HB darahnya tinggal 4,7 lagi. Golonga darahnya adalah O. Namun, tidak ada para sepupu dan saudara yang bisa menyumbangkan darah. Terpaksa kami meminta bantuan dari orang lain. 

Alhamdulillah ada angin segar.  Ada seorang bapak yang berkenan menyumbangkan darahnya untuk paman kami. Namun, setelah diperiksa, ternyata darahnya baru saja didonorkan bulan lalu. Dan ini tidak boleh dilakukan. Kata dokter bagian transfusi darah itu, jarak waktu mendonorkan darah itu paling tidak 3 bulan. Kami jadi bingung lagi. Alhamdulillah ada titik terang. Petugas rumah sakit mengatakan bahwa ada stok darah di rumah sakit 1 kantong. Tapi dengan konsekuensi harus ada uang jaminan 300 ribu & darah itu harus diganti degan donor darah jenis apa pun. Darah penggantinya bisa A, B, atau AB. Langsung saja kami ambil stok darah 0 di rumah sakit itu.

Alhamdulillah darah O dari rumah sakit itu kami ambil dan segera dimasukkan ke tubuh paman kami yang terbaring lemah. Hari ini tadi donor pengganti pun sudah kami dapatkan. Darah pengganti itu adalah darah B. Transfusi darah segera dilakukan. Hanya sekitar 30 menit, darah berpindah dari dalam tubuh pendonor ke sebuah kantong tempat menyimpan darah. Uang jaminan kami yang 300 ribu pun bisa kami ambil kembali. Pada pendonor darah yang baik itu kami berikan beberapa telur asin dan susu beruang untuk mengembalikan lagi kelancaran peredaran darahnya. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan atas bantuan darahnya untuk paman kami. Dan semoga pamanda segera sembuh dari sakitnya.