MAY CHRISTINALAWATI HUTABARAT

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BEDENG BEDENG

BEDENG BEDENG

BEDENG BEDENG

Hiruk pikuk, bising nya suara , dan begitu padat kehidupan disekitar nya tinggal.

matahari mulai terbenam disore yang indah, waktu indah untuk bermain seusia Rara. Rara lebih sering menghabiskan waktu sorenya untuk bernyanyi dan bermain dengan seniman seniman jalanan dekat rumah nya, atau yang lebih dikenal bahasanya musisi jalanan.

Sungguh menyenangkan kala itu bernyanyi dengan rasa percaya diri yang sungguh luar biasa dengan usianya. Walaupun kalau di dengar suara Rara bernyanyi tak begitu enak untuk di dengar. namun terlihat ekdpresi muka yang bahagia terpancar dari aura wajahnya. Dengan suara yang tidak jelas saat bicara atau dikenal sebutannya cadel dan gigi yang ompong bagian depan. terlihat semua sangat lucu , bernyanyi dengan suara lantang namun tidak beraturan nada nya.

Terkadang saat waktu libur sekolah di hari minggu , Rara ikut seniman jalanan itu bernyanyi dari bis kota ke bis kota di daerah Jakarta . tidak terlalu sering Rara ikut dengan seniman jalanan. tapi beberapa kali ikut membuat Rara belajar untuk berani tampil didepan umum, dengan kegiatan itulah Rara melatih rasa percaya diri dan keberanian nya.

Kebetulan Rara di lahirkan dan menghabiskan masa kecil di Jakarta, tepatnya Jakarta Barat. Rumah yang Rara dan keluarga tempati menempel dengan dinding pagar gedung besar. Biasanya orang mengenalnya dengan sebutan anak kumuh atau anak bedeng. Disebut anak bedeng karna rumah rumah yang terbuat dari seng seng dan triplek triplek terletak di tempat yang kurang layak untuk dihuni sebagai tempat tinggal.

Keluarga Rara bersama keluarga yang lainnya untuk memperoleh air butuh waktu untuk mengambilnya, jangan kan untuk air untuk pergi ke wc pun juga jauh. biasanya keluarga Rara dan yang lainnya harus melakukan pompa air ditempat yang cukup jauh dari rumah lalu membawa air dengan ember kearah rumah. Istilah saat itu nimba air, neteng air. Kegiatan meneteng dan menimbah air Setiap pagi dan sore selalu kami lakukan hal itu untuk dapat memenuhi kebutuhan kami mandi, masak dan lain sebagainya. Sama dengan mencari air untuk buang air besar pun kami harus berjalan cukup jauh dari rumah, buang air besar pun kami melakukannya diatas got saluran air yang cukup besar, kami menyebutnya jamban, sama hal nya untuk mandi, ketika ke jamban pun kami harus neteng air, tempatnya juga lumayan jauh. Memang kami tidak punya rumah tetap yang jelas untuk kami tinggali. Dan mungkin rasa aman dan nyaman bagi Rara sekeluarga.

Rumah yang keluarga Rara dirikan diatas tanah kosong milik pemerintah daerah setempat, dan disekitar lingkungan itu ada sebongah bangunan tua yang tidak terpakai. selain itu tanah ini juga bersampingan dengan gedung pemerintah, gedung sekolah dan gedung lainnya. Walaupun hidup kumuh menepel dipagar dinding, hal itu tak membuat Rara sedih dan merasa rendah diri. Rara tak peduli tentang dimana Ia tinggal, dimana Ia buang jamban, orang melihat Rara dan keluarga bagaimana, orang menyebut kami apa ?, yang pasti dan harus Rara syukuri dari semua yang ada, Rara masih mempunyai ayah, mama dan kakak kakak dirumah. Itu cukup buat Rara bersyukur dan bangga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bu .....

30 May
Balas

terima kasih bu. saya masih belajar menulis

01 Jun



search

New Post