MAY CHRISTINALAWATI HUTABARAT

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KARAKTER KELUARGA

KARAKTER KELUARGA

KARAKTER KELUARGA

Keceriaan saya bermain dengan teman teman diluar , tak sama dengan keceriaan saya didalam rumah . Suara keras dan bahasa bahasa kasar yang saya dengar dari kedua orang tua hampir setiap hari.

Pikiran seusia saya saat itu, tak begitu faham apa yang mereka ungkapkan dan bicarakan tentang permasalahan mereka membuat saya tak nyaman dan bahagia ketika saya berada berlama lama didalam dirumah.

Saya terlalu asyik bermain diluar bersama teman teman, hingga lupa waktu kalau tidak di ingatkan dengan rasa sakit didalam perut karena lapar, dan harus pulang untuk makan.

Ayah saya berasal dari suku Batak sedangkan mama saya berasal dari suku Jawa. Arti cinta apa yang mereka hadirkan untuk kami anak anak nya dikala itu. saat itu saya tidak begitu faham. Namun pasti dan saya mengerti, mereka inginkan yang terbaik buat putri putrinya. Saya yakin Ayah dan Mama sayang kami, namun cara komunikasi pendapat mereka dan cara penyampaian merekalah ke kami yang tidak begitu baik buat perkembangan psikologi pendidikan jiwa kami. Begitu pun cara mereka berkomunikasi dalam setiap permasalahan yang ada membuat kami merasa tak nyaman.

Mungkin karena faktor lingkungan tempat tinggal kami atau karena faktor pendidikan orang tua kami, sehingga pola asuh yang kami terima begitu tak nyaman buat kami berempat. Saya kebetulan mempunyai tiga kakak perempuan , saya anak keempat dari empat bersaudara.

Saat itu Ayah bekerja menjadi supir taksi sedangkan mama buru masak di kantin sebuah perusahaan. Dengan berbagai permasalahan yang ada di antara mereka lah yang membuat kami binggung. Walaupun banyak hal hal yang mungkin mereka tak sepaham dan cara mereka menyampaikan dengan cara yang tak indah. Tapi kami semua yang dirumah putri putri mu ayah …., putri putri mu, mama….. Kami sayang ayah dan mama, kami ingin yang terbaik buat keluarga kita.

Rumah kami memang menempel dengan tembok pagar bangunan besar, lingkungan rumah yang hiruk pikuk begitu ramai, pola pendidikan yang begitu berkarakter di dalam keluarga serta pendidikan di lingkungan. itulah pondasi awal pendidikan dan membentuk suatu karakter dalam pribadi saya dimulai.

Setiap anak yang lahir begitu bersih, goresan goresan warna dalam karakter terbentuk dengan pengalaman yang dilaluinya. Lingkungan lah yang membuat anak anak memiliki ciri khas keunikan masing masing.

Saat itu saya siswi yang duduk dikelas 3 sekolah dasar, hampir setiap hari sepulang sekolah saya habiskan waktu siang dan soreku untuk bermain diluar rumah. Karena Ayah dan mama tidak ada dirumah.

Kebetulan orang tua saya bekerja dari pagi sampai malam, hanya kakak kakak perempuan saya lah yang selalu memanggiku untuk pulang.

Dan teringat kejadian suatu sore , suara kakak saya memanggil saya “ may … pulang ….. ayo pulang , mandi sudah sore.. “ . dari kami berempat , saya lah yang paling susah untuk disuruh mandi dan untuk disuruh makan. Ketika sore itu saya lagi bermain dilapangan dekat rumah , kakak kakak saya memanggil saya untuk pulang, tapi tidak saya hiraukan, tiba tiba kakak saya menyeret rambut saya untuk pulang kerumah. Lalu saya dimandikan dengan diceplungkan kedalam bak besar. Diangkat diceplungin, diangkat lagi dan di ceplungkan lagi. Terasa sesak nafas karena sambil menangis sambil di celup celupkan kedalam bak. Rasa pecah suara saya menangis pun tak dihiraukan oleh kakak kakak. Hanya kakak ke tiga sayalah yang mata nya berkaca kaca ketika itu. Mungkin mau menolong tapi nanti tidak mendidik adiknya, sehingga hanya diam dan melihat dengan mata berkaca.

Hupps… setelah kejadian sore saat itu, malam harinya badan saya panas. Mama bertanya “ kenapa adiknya panas “ , dan semua kakak kakak saya menjawab kompak “ cape mam disuruh mandi, mandinya susah, di ceplungin aja trus diceplung lagi dan lagi “. Begitulah saya yang susah untuk disuruh mandi, hal itu terbawa saya hingga sekarang.

Ayah dan mama mereka seperti air dan api, hampir setiap waktu mereka selalu berargumen. Perasaan saya paling kesal saat melihat ayah dan mama bertengkar di pagi hari. Sedih melihat mereka, terasa seperti melihat perang dunia kala itu.

Hampir setiap pagi hari, pasti merekka berargumen pendapatnya dan berujung dengan keluarnya kata kata kasar dari mereka. Ayah memang lebih banyak diam dibandingkan mama yang begitu keras. mereka tidak berpikir tentang kondisi anak anaknya. Sepanjang jalan saya kesekolah air mata terus saja mengalir, perasaan saya terasa sedih dan kecewa dengan tingkah laku mama dan ayah. menangis dijalan saat mau kesekolah itu hal yang sering banget terjadi saat usia ku saat itu.

Sekolah dasar tempat ku belajar cukup jauh dari rumah, biasanya pulang sekolah main dan main. Waktu malam hari nya , habis magrib sampai isya, kegiatan saya isi dengan kegiatan mengaji ke rumah mak ( guru ngaji dekat rumah ), setelah itu belajar dirumah di bimbing mama dan kakak - kakak saya . sampai suatu malam saat saya tertidur pulas terdengar suara ayah dan mama bersuara keras dan melihat ayah meninggalkan rumah. Sedih dan tak tau apa yang terjadi dengan mereka.

Saat itu saya hanya berdoa pada mu yang Allah memohon yang terbaik buat ayah dan mama serta kami putri putri mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post